Episode 5

Mereka terduduk tanpa pembicaraan, rasanya sangat canggung. Lagipula apa yang akan dibicarakan gadis dengan usia 21 tahun pada anak berusia 14 tahun. Mungkin pembicaran-pembicaraan seperti kau sudah kelas berapa? Atau apakah pelajarannya menyenangkan? Akh, kalau agatha bertanya seperti itu, bisa saja Peter mengira bahwa Agatha ibunya dan bukan wanita tadi.

“ Nona Carrol, apa Anda serius waktu itu?” Sungguh mencengangkan Peter mengajaknya bicara. Padahal di dalam novel, Peter terkenal sebagai sosok pendiam dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Agatha memincingkan matanya. “ Waktu itu?” Ia masih tak mengerti arah pembicaran Peter.

“ Anda pernah berkata bahwa jika Anda adalah tunangan Putra Mahkota. Apakah itu benar adanya?” Mata biru Agatha membulat sempurna. Di dalam novel, meskipun Agatha adalah tunangan dari Lucius sejak kecil, namun Lucius menutupi dari teman sekolahnya. Hingga rumor buruk Agatha pun bertambah seperti, ‘Gadis yang menggilai Putra Mahkota’ ‘Gadis Pemain Lelaki’ ‘Gadis pengganggu Putra Mahkota’ dan juga ‘Gadis yang ditolak mentah-mentah.”

Agatha bingung harus menjawab apa. Dan kenapa Peter malah bertanya hal itu pada dirinya, bukankah ia harusnya tidak peduli dengan hal seperti itu. Ah lupakan, mungkin saja Peter bertanya hanya untuk mencairkan suasana.

“ Tidak, aku berbohong saat itu. Aku bukanlah tunangan siapapun hehe.” Ujar Agatha dengan tawa canggung. Peter hanya menggangguk mendengarnya.

“ Ah iya, boleh aku tanya sesuatu, apakah lukanya masih sakit?” Gadis itu akhirnya memiliki pembicaraan yang tepat. Agatha melirik ke arah lengan Peter.

“ Sedikit.”

“ Begitu. Oh iya, kau duduk disini saja ya. Semoga harimu menyenangkan.” Agatha beranjak dari kursi dan hendak pergi. Bukan tanpa alasan, melainkan ia pergi karena Duke Carrol terlihat memberi perintah padanya.

“ Tunggu Nona Carrol.” Peter mencekal pergelangan Agatha. Ia benar-benar tak peduli dengan tangannya yang masih sakit.

“ Ya?”

“ Terima kasih ya.” Ujarnya kemudian.

Alis Agatha terangkat “ Untuk apa?”

“Anda sudah menghawatirkan Saya tadi.”

“ Tentu saja.”balas gadis berambut merah itu dengan senyum yang mengembang.

***

“ Yang Mulia Raja Abercio dan Putra Mahkota memasuki ruangan.” Teriak seorang Pengawal yang berjaga di depan pintu.

Semua orang yang hadir lantas menunduk hormat. Tak ada yang berani untuk mengangkat kepalanya.

“ Semuanya silahkan kalian menikmati acara perjamuan ini.” Ujar Sang Raja.

Semua hadirin bertepuk tangan dan mulai menyantap hidangan yang telah disediakan diperjamuan itu.

“ Agatha, kemari.” Duke Carrol memanggil Agatha di tengah keramaian. Sang Duke sudah terlihat bersama dengan Anastasia dan Louis.

Agatha dengan cepat melesat kesana dan menerobos sekelompok orang yang bergerombol.

“ Ada apa Tuan Duke?” Tanya Agatha penuh penasaran.

“ Kau tau kan, kalau Anastasia dan Louis sudah mempublikasikan tunangan mereka masing-masing. Sekarang giliranmu.”

“ Maksudnya?” Agatha masih tak mengerti. Atau lebih tepatnya, pura-pura tidak mengerti.

“ Dasar payah. Selain lambat ternyata kau juga tidak pintar ya.” Ejek Louis dengan bola mata diputar. Tingkah Louis itu langsung mendapat tatapan tajam dari Duke. Namun, Louis malah tidak peduli.

“ Kau harus meminta Putra Mahkota untuk menyetujui bahwa hubungan pertunangan kalian akan diumumkan diseluruh kekaisaran.” Terang Duke dengan suara yang mengecil.

Aku mengerti kenapa kau melakukan ini. Tentu saja untuk meningkatkan eksitensimu dikalangan bangsawan.

“ Tidak, Saya tidak bisa.”

“ Kenapa?” Louis dan Anastasia berkata dengan serentak. Bola mata mereka seakan mengisyaratkan rasa penasaran yang teramat dalam.

Karena aku harus membatalkan pertunangannya jika ingin tetap hidup.

“ Karena saya masih terlalu muda. Tunggu sampai usia saya cukup matang untuk membicarakan pertunangan itu, Tuan Duke.” Agatha berkata dengan sangat formal pada sang duke. “ Lagipula membicarakannya di tempat seperti sangat tidak nyaman, bukan begitu Tuan Duke.” Sambung gadis itu. Entah darimana ia mendapatkan semua keberanian itu.

Duke tak menjawab, ia tengah berpikir. Tak berselang lama, Duke carrol pergi tanpa berkata sepatah katapun.

“ Hey, Agatha kau tidak memberikan hadiahmu pada dia?” Lelaki berambut pirang itu bertanya pada Agatha sembari menatap kotak hadiah yang ada di tangan Agatha.

Agatha menganggkat bahunya. “ Aku akan memberikannya setelah kerumunan gadis yang mengajaknya berdansa itu pergi.” Lontarnya santai sembari melirik ke arah segerombol gadis yang mengajak Lucius untuk berdansa dan berderet memberikan hadiah.

Pengen pulang huaaa

“ Kak, entah mengapa tiba-tiba aku merasa sedikit pusing berada di keramaian ini. Aku izin pergi dulu.” Agatha memegangi kepala nya ber-akting seperti benar-benar sakit.

“ Ya.” Anastasia dan Louis nampak sedikit prihatin dengan adiknya itu. Mereka sedikit kasihan pada Agatha yang tidak memiliki kelebihan apapun.

Aku masih mau lihat-lihat dulu, mau ke balkon deh. Sepertinya akan ada hal seru.

***

Agatha berjalan menyusuri tiap lorong di istana dan menaiki tangga menuju balkon. Tak lama, ia akhirnya sampai di sebuah balkon luas dengan udara siang yang sejuk. Gemerisik daun mengalun dengan indah dari dahan tertinggi.

“ Akhirnya aku merasa nyaman.” Agatha mengehela nafas panjang.

“ Apa kubuang saja hadiah nya disini ya.” Mata biru itu mengintip ke arah bawah yang ternyata adalah semak-semak. Ia mengingat bagian ketika Lucius membuang hadiah dari Agatha tepat di tempat itu.

‘Agatha yang sedang kesal karena berbagai tuduhan, memutuskan untuk berjalan ke balkon istana. Namun tak disangka, ia malah melihat Lucius dengan tatapan jijik sedang membuang hadiah pemberian darinya. Agatha mengepalkan tangannya dan bersumpah akan membalas semua perbuatan Lucius padanya.’ Begitulah alur yang tercipta dalam novel yang asli.

“ Huff, buang aja lah. Toh nanti juga bakal dibuang.” Gumam Agatha.

“ Apa yang kau lakukan disini Nona Carrol?” Suara itu membuat Agatha terjungkit. Beruntung ia masih mampu menahan berat badannya.

Agatha berputar ke arah orang yang mengagetkanya. Sesaat ia kagum dengan wajah orang itu. Rambut berwana hitam kecokelatan,mata cokelat tua,garis wajah yang tegas, dan aura yang begitu memancar. Ya ini adalah tokoh utama pria dan juga tokoh yang akan menebas kepalanya kelak.

“ Lucius!” sontak saja Agatha langsung membekap mulut sialannya yang asal nyerocos.

“ Ma-maksudku Putra Mahkota Lucius, salam.” Agatha segera membungkukkan badan memberi hormat. Seketika itu, ia merasa otaknya begitu nge-bug.

Pikirkan sesuatu untuk kabur dari situasi ini. Tuhan bantu aku, semoga yang aku katakan tidak membuatku mati.

“ Putra Mahkota Lucius yang bersinar di seluruh kerajaan, ada apakah gerangan yang membuat Anda datang kemari?” Agatha ingin muntah setelah mengatakan itu.

Hening. Tidak ada jawaban, terlihat Lucius begitu malas untuk menanggapi gadis itu. Pandangan Agatha beralih pada kota hadiah yang dibawa oleh Lucius. Dirinya langsung paham.

“ Anda akan membuangnya ya?” Terka Agatha dengan begitu percaya diri. “ Saya akan membantu jika diizinkan. Dan juga, Saya sekalian akan membuang hadiah milik Saya.”Sambungnya.

Alis Lucius terangkat sebelah. Dirinya terlihat heran dengan kalimat yang gadis bermanik biru itu katakan.

Apa aku salah ngomong? Dia menatapku dengan pandangan yang begitu mengerikan.ya sudahlah, kabur aja.

“ Saya Agatha Loren de Carrol senang bertemu Anda. Saya pamit undur diri, Salam Putra Mahkota.” Tanpa basa basi Agatha bergegas mengatakan itu sembari membungkuk.

Lucius tetap setia dengan wajah datarnya. “ Aku tidak mengizinkanmu pergi, sebelum kau serahkan hadiahmu.” Perintahnya.

Agatha terkejut mendengarnya. “ Hah?Maksudnya?”Ia yang heran tidak peduli dengan kalimat formal yang harus diterapkan para bangsawan.

“ Apa kau tuli?”

“ Ba-Baiklah.” Balas Agatha tergugup sembari menyerahkan kotak ditangannya.

Dengan pandangan mata dingin, Lucius meletakan sembarang semua hadiah yang ia terima tadi dan kemudian menerima hadiah dari Agatha. Tangannya segera membuka kertas yang menyegel kotak itu.

Isinya sebuah liontin. Tunggu liontin itu sepasang dengan punyaku, eh maksudnya punya Agatha.

Tanpa ragu,Lucius menatap kejam ke liontin tak bersalah itu dan segera menuju ke pinggir balkon. Ia membuang liontin itu tepat di depan mata Agatha.Liontin itu kini sudah bersatu bersama semak berduri di bawah sana. Pada akhirnya apa yang sudah ditulis di novel tetaplah terjadi. Hanya rute nya saja yang sedikit berbeda.

Agatha menatap sedih ke arah liontin itu. Bukan sedih karena Lucius membuangnya, namun sedih karena liontin itu adalah emas dan masih bisa dijual dengan harga tinggi.

***

Happy Reading😘

Jangan Lupa untuk like, komen(kritik saran), dan tambah favorit ya. Terima kasih😘

Terpopuler

Comments

Dede Mila

Dede Mila

udah buruan ambil keburu diambil orang kan mayan buat beli bakso ma cilok.../Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Facepalm/

2024-02-26

0

Naraa 🌻

Naraa 🌻

duh mending gue pungut bisa di jual Disni

2024-02-23

0

Îen

Îen

ttp yeeehhh ga mau rugi...sayang yee kan emas klo dibuang mending di jual bs beli cilok seumur hidup🤣🤣🤣

2024-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!