Episode 10

Agatha dibuat kaget dan juga bingung dengan pernyataan Bryssa, ibunyai itu.

“ Aku menolak.” Agatha berucap mantap.

Bryssa mengerutkan keningnya tidak senang dengan jawaban Agatha.

“ Maafkan putriku ini, dia masih anak-anak.”

Kau tau aku masih anak-anak tapi udah main jodoh-jodohan.

Gadis berambut merah itu tampak sudah sangat kesal.“ Maaf ibu, tapi aku sudah punya tunangan.” Ujarnya. Ah sial, ia harus menyelesaikan semua ini dan pulang dengan tenang.

“ Hah?” Bryssa dan Nyonya Pensler tampak bingung.

“ Ah iya, aku lupa kalau ibu berpisah dengan Tuan Duke disaat usiaku masih 7 tahun.” Sindiran pedas itu tepat mengenai sasaran.

Agatha melanjutkan“ Aku sudah ditunangkan dengan Yang Mulia Lucius saat usiaku 8 tahun, hanya saja hal ini belum diumumkan di kekaisaran.”

“ Tapi apa salahnya kalau kau memutuskan pertunangan dengannya dan memilih Julian, dia adalah pewaris Duke Pensler yang sangat terkenal di daerah teritorial Penethes itu.”Raut wajah Bryssa tampak girang sendiri.

" Tidak bisa. Lihat saja wajah Julian itu, dia terlihat sangat tidak senang denganku." Agatha berpura-pura sedih. Bryssa lantas memberi secangkir teh hangat untuk menenangkan putrinya. " Minumlah." Ujarnya penuh penekanan.

"Jadilah berguna sedikit saja. Aku sudah melahirkanmu dan wajah cantikmu itu menurun dariku, kau harusnya bersyukur." Bryssa berbisik pelan sembari mengelus pundak Agatha. Sementara Julian nampak tidak peduli dan Nyonya Pensler hanya menatap anak dan ibu itu dengan raut datar.

Jadi maksudnya kau menyesal telah melahirkanku?! Baiklah aku akan membuatmu tambah menyesal.

“ Ah bagaimana aku bisa melupakan Sir Diaz, sepertinya Sir Diaz lelah berdiri terus. Lihat saja rahangnya mengeras. Sepertinya aku harus segera kembali atau pedang yang dibawanya itu akan mengucurkan darah.” Ujar Agatha yang langsung berdiri. Ia berusaha memberitahu bahwa lelaki paruh baya bernama Diaz itu sudah teramat marah.

Ia segera memeluk Bryssa dan membisikan sesuatu. “ Berapa kompensasi yang kau harapkan dari Nyonya Pensler? Aku bisa memberimu uang jika kau menginginkannya.” Agatha menjeda “... dan jika kau pantas mendapatkannya.” Agatha mengatakan itu dengan suara sekecil mungkin.Setelah itu, ia melepas pelukannya.

Gadis itu membungkuk. " Salam ibu, salam juga Nyonya Pensler." Agatha segera berlalu. Ia sama sekali tak menganggap Julian ada. Terdengar umpatan pedas mengalir dari pelan dari bibir Bryssa.

“ Gadis yang cukup menarik.” Nyonya Pensler bergumam.

***

“ Ah capek banget....” Gadis bernama Agatha itu merebahkan dirinya.

Ia masih memikirkan keuntungan apa yang akan didapat keluarga Pensler dengan menjodohkan putra mereka dengannya. Gadis itu yakin bahwa suatu tindakan yang diambil harus menghasilkan keuntungan apalagi ini adalah sebuah perjodohan bangsawan yang berbeda daerah teritoral.

“ Lagipula kenapa mereka membicarakan ini dengan ibu? Ini aneh. Mereka pasti taukan ibu sudah bukan istri duke lagi, yang artinya ibu akan mengikuti gelar kebangsawanan dari keluarganya sendiri. Harusnya mereka langsung membicarakannya dengan Duke kalau memang mau mendapat keuntungan lebih, karena kekuatan militer Duke yang paling kuat di seluruh kekaisaran.” Agatha bergumam. Ia mengetahui bahwa militer Duke Carrol yang terkuat di seluruh kekaisaran karena didalam novel memang diceritakan seperti itu.

“ Bentar, kalau aku tunangan sama Julian lewat ibupun pasti Duke kena imbasnya. Keluarga Pensler memang terkenal karena kekayaan dan kepintarannya, namun kekuatan militer mereka tidak sekuat Duke. Apa mereka beranggapan kalau Duke akan menolak mentah-mentah jika mereka mengajukan pertunangan ini.”Ia mencoba berpikir keras.

“ Hmm masuk akal. Bisa jadi mereka membicarakan ini dengan ibu adalah karena sebuah antisipasi agar jika terjadi penolakan tidak terlalu malu. Lagipula ibu pasti akan disuap dengan uang. Di dalam novel, Pensler adalah keluarga yang amat sangat menjunjung tinggi martabatnya.” Gadis itu merasa sudah menemui titik terang. Kemudian Agatha memutuskan untuk tidur.

Note : Duke Carrol dan Duke Pensler tinggal di sebuah wilayah yang berbeda. Duke Carrol di teritorial Korintus dan Duke Pensler di teritorial Penethes. Di dalam satu benua dipimpin oleh seorang Kaisar dan dalam satu benua terdapat empat wilayah yang masing-masing dipimpin oleh raja.

***

Pagi harinya, Agatha sudah bersiap memakai gaun sekolah. Ia segera menaiki kereta kuda dan seperti biasa, Peter sudah bersiap di depan gerbang sekolah untuk menanti Agataha. Peter adalah satu-satunya teman yang tidak palsu bagi dirinya.

“ Agatha kau tau siapa yang mendapatkan 3 hewan sihir terlangka, kemarin?” Peter bertanya di perjalanan. Sekarang bahkan Peter sudah begitu akrab dengan Agatha hingga tak perlu lagi berbicara seformal dulu.

“ Aku tidak tau, siapa memangnya?” Agatha sepertinya sudah cukup pintar untuk bergosip.

“ Kakakmu, Senior Louis! Bagaimana kau bisa tidak tau, apa dia tidak memberitahu mu.”

“ Kak Louis itu sedikit mengesalkan. Jadi aku memutuskan untuk menjaga jarak.” Agatha mengatakan itu sembari menguap di akhir. Dirinya masih mengantuk karena waktu tidurnya cukup terkuras.

Peter hanya menggangguk mengerti. “ Kau dengar berita tentang senior pindahan?” Peter kembali mengajak Agatha bergosip.

Gadis berambut merah itu nampak tergiur dengan bahan gosip. “ Tidak, siapa memang?”

“ Katanya dia anak pindahan dari teritorial Penethes, kalau tidak salah namanya Ju-Julian ,iya Julian.” Peter berusaha mengingat.

Mata Agatha membulat sempurna.” Julian Von Pensler kah?” Tanya Agatha dengan segera.

“ Aku tidak tau marga kebangsawanannya, yang jelas dia juga anak bangsawan.”

“ Ini berita gila!” Agatha tampak merengut marah.

***

Sementara itu,

Julian tampak kewalahan meladeni para gadis yang bergerombol dengan jutaan pertanyaan yang dijawab hanya dengan deheman singkat. Tapi entah mengapa para gadis itu selalu berteriak histeris setelah mendengar deheman Julian.

Julian menatap jijik kepada gadis yang tersenyum manja padanya. sungguh ia ingin sekali muntah.

“ Julian aku ingin—Akh!” Gadis itu mencoba menyentuh tangan Julian, namun Julian segera menghindar dan menendang tangan gadis itu. si gadis lantas menangis meraung kesakitan.

“ Jangan pegang aku dengan tangan kotor mu itu.”Lontar lelaki berambut putih kepirangan itu. Kalau saja ini bukan di sekolah, mungkin lelaki itu akan tak segan untuk memotong tangan si gadis.

Sontak saja kerumunan gadis itu segera bubar karena ketakutan.

“ Apa kau yang namanya Julian?” Tanya lelaki berambut hitam kecokelatan yang tak lain adalah Lucius .

Julian merapikan pakaiannya. “ Ya.”Jawabnya singkat tanpa memperhatikan wajah Lucius.

“ Guru memanggilmu.”

Julian memutar bola matanya malas.“ Untuk apa?”

“ Karena kau bisa sihir dan akademik kau harus memilih mau di sayap kanan atau di sayap kiri.” Terang Lucius, meski sebenarnya ia sangat malas untuk menerangkan. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya kan ketua majelis siswa, jadi ini sudah menjadi tugasnya.

Julian mengangguk. “ Antar aku ke ruang guru. Aku tidak tau jalannya.” Ujar Julian terdengar memerintah.

Lucius menahan amarahnya. Ia menunjuk peta arah yang tertempel di belakang Julian. Kemudian dia berlenggang pergi.

“ Cih.” Julian mendecih. Disekolah nya yang dulu, tidak ada seorangpun yang berani menentang permintaannya. Tapi disini malah bertemu pemuda mengesalkan.

***

Happy Reading😘

Jangan Lupa untuk like, komen(kritik saran), dan tambah favorit ya. Terima kasih😘

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

melahirkan doang tanpa di limpahin kasih sayang apa gunanya taunya anak udah gede g tau sakitnya tu anak

2023-02-10

1

Nur LloVve

Nur LloVve

Di tunggu feedback nya yah kak.Kalo udah feedback komen aja yah,ntar aku kasih vote karya kakak.
#I'm A Special Girl

2021-03-13

4

Secret

Secret

semangat kk upnya

2021-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!