Episode 4

Sementara itu,

Anastasia Orlin de Carrol yang kerap disapa Ana ,tengah duduk berhadapan dengan ayahnya, Duke Carrol. Ia terbalut gaun gothik dan memakai topi ala bangsawan tidak lupa juga kipas digenggamannya.

“ Ayah, sepertinya adik Aga akan terlambat. Kumohon ayah, jangan beri dia hukuman untuk kali ini.” Gadis yang terpaut tiga tahun dari Agatha itu memelas di depan Duke Carrol. Tentu saja, ia tidak benar-benar melakukannya untuk sang adik. Melainkan hanya sebuah pencitraan.

Ia mulai menyeringai, namun hal itu jelas tertutup oleh kipas yang dibawanya. Ia sengaja menyibakkan kipas ditangannya hingga menutupi setengah wajahnya. Mungkin saja, ia selalu membawa kipas hanya untuk menutupi ekspresi wajahnya.

“ Tidak, peraturan tetaplah peraturan. Peraturan dibuat bukan hanya untuk dia, melainkan untuk kalian bertiga. Lagipula kenapa kau sangat yakin jika Aga akan terlambat?” pertanyaan diakhir itu membuat Anastasia bungkam. Duke memang terkenal kejam, namun Duke juga adalah orang yang adil pada anak-anaknya.

“ Itu tentu saja. Karena dia memang sangat lambat. Dia bahkan belum terlihat di belakang kita.” Ujar Ana dengan pandangan yakin sepenuhnya.

“ Tadi kau memohon untuk Agatha, sekarang kau mengejek adik mu itu. Ana,berperilakulah seperti bangsawan. Sepertinya aku harus meminta Nyonya Margaret untuk menambah kelas tata kramamu.” Tegas Duke Carrol.

Anastasia segera menyibakkan kipas untuk menutupi wajahnya yang terlewat kesal. Bagaimanapun caranya ia harus memastikan Agatha terlambat. Hanya ia yang boleh menjadi satu-satunya putri kesayangan Duke Carrol. Bukan Agatha.

***

Beberapa saat kemudian,

Kereta kuda Agatha lebih awal tiba sebelum Duke dan Anastasia. Ia turun dengan anggun keluar dari kereta kuda itu. Tidak perlu bertanya mengapa Agatha bisa datang lebih awal. Karena tentu saja Agatha menghafal rute jalan tikus yang diceritakan di dalam novel. Meski agak sulit untuk lewat jalan itu, nyatanya Agatha berhasil mendahului kakak perempuannya.

Semua nya sempurna. Saat kaki putihnya bergerak selangkah, ia teringat akan sesuatu. Ia memutar badan nya kebelakang dan kembali ke kereta kuda. Ia masuk ke dalamnya dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang yang dihiasi dengan pita emas.

“ Sayang sekali Agatha membungkus ini hanya untuk orang yang sama sekali tidak menyukainya.” Gumamnya sembari keluar dari kereta kuda. Tak lama, indranya menangkap suara tapal kuda.

“ Ah, itu kereta kuda milik Tuan Duke.”Agatha bersiap dengan ekspresi anggunnya ala bangsawan. Ia telah mempelajari itu semua dari novel yang ia baca. Ia kemudian tersenyum penuh kemenangan saat melihat raut wajah kesal milik Anasatsia setelah keluar dari kereta kuda.

“ Salam Tuan Duke.” Agatha membungkuk ramah. Duke Carrol hanya mengangguk sebagai jawaban.

“ Salam juga Kakak Pertama.” Agatha kembali membungkuk untuk kakanya. Namun kali ini disertai seringaian.

“ Dimana Louis?”

“ Kakak Louis mungkin sudah masuk Tuan Duke.”

“ Begitu. Kalian juga masuklah.” Lontar Duke Carrol yang langsung beranjak meninggalkan kedua putrinya.

Oh tidak, jika mereka berdua ditinggal sendiri suasana pasti akan sangat canggung. Tanpa pikir panjang Agatha segera berbalik dan akan meninggalkan Anastasia.

“ Kenapa?”

Agatha tercengang karena tiba tiba saja kakak perempuannya berbicara padanya. Agatha menghentikan langkahnya. Entah mengapa angin terasa begitu dingin menyentuh kulit saat itu.

“ Ada apa kak?”

“ Tck! jangan berpura-pura.” Anastasia menyilangkan tangannya. Kipas miliknya kini dalam keadaan tertutup.

“ Aku tidak mengerti kak,bicaralah pada intinya.”

“ Kenapa kau memanggil Ayah dengan sebutan ‘Tuan Duke’ dan kenapa bisa kau mendahului kereta kuda milik kami?”Ana mendengus kesal dengan kelakuan Agatha yang akhir-akhir ini dinilainya begitu aneh.“ Kau kan selalu memanggil ayah dengan sangat manja. Kenapa sekarang berbeda?”

Agatha memutar bola matanya malas.“ Hanya itu?”

Kekanakan sekali

“ Haduh kakak ini, orang akan berubah seiring dengan waktu kan. Soal kenapa aku bisa mendahului kakak, itu karena aku ini pintar dalam menentukan rute.” Terang Agatha yang sebenarnya sangat malas untuk menjelaskan.

“ Kalau begitu sampai jumpa kak.” Agatha berlenggang pergi. Namun kali ini tak ada yang mencegatnya. Terpaan angin dingin itu hilang seketika dan berganti dengan panas menyengat. Seperti sihir saja.

***

Agatha masuk ke dalam ruangan luas dengan berhiaskan ornamen mewah dan kerajinan tangan dari emas. Di sudut ruangan itu juga tertata patung dewa-dewa Yunani dan beberapa diletakan di langit-langit.

Netra Agatha tak henti-henti menatap berlian berwarna merah ruby yang paling mencolok yang diletakan dipapan perhiasan. Ingin rasanya ia memakai berlian ruby itu.

Persis seperti di dalam novel.

“ Apa kau menginginkannya?!” Louis muncul tepat di belakang Agatha. Lamunannya buyar.Jantung Agatha terasa meloncat keluar untuk sesaat.

Tanpa ragu, gadis bermata biru itu memukul lengan Louis keras. “ Membuat kaget saja.” Lontarnya dengan nada kesal.

“ Mau tidak? aku bisa memberikan itu.” Louis tak memperdulikan pukulan adiknya. Dia justru kembali memberikan tawaran pada Agatha.

“ Maksudmu, kau akan membelilkan ku ruby itu?”

“ Tentu saja tidak. Bukankah di situ kan sudah ada. Aku hanya perlu mengambilnya.”Louis mengedipkan sebelah matanya.

“ Maksudnya kakak akan mencurinya?” Lontar Agatha keras-keras.

Di dalam novel tepat saat perjamuan putra mahkota yang ke 16, Agatha dituduh sebagai pencuri berlian ruby. Yang Mulia Raja memaklumi tindakan Agatha karena dianggap masih anak-anak, tapi hal itu tentu saja tidak ditolerir oleh Duke Carrol. sebagai hukuman, Agatha dimasukan ke dalam gudang selama seminggu dan hanya diberi makan sekali dalam sehari.

Jadi begitu, ternyata saat itu Agatha tidak mencuri. Tetapi kakaknya sendirilah yang membuat seakan Agatha mencuri berlin ruby. Menyesalkan! Kenapa di dalam novel tidak diceritakan hal seperti ini.

Louis mengulurkan tangannya ke mulut Agatha rapat-rapat agar gadis itu bungkam. “ Husst, jangan keras-keras, sebentar lagi kita kan mencapai ruang utama. Bagaimana jika ada yang dengar?” Louis berkata memberi peringatan.

Jadi kau sama sekali tidak menganggap pegawal yang berjaga di depan itu? Pikir Agatha.

Agatha mulai sesak karena tangan Louis tak kunjung pergi dari wajahnya. Ia akhinya menggigit kuat jemari Louis ketika lelaki itu sedikit lengah.

“ Akh!”Pekik Louis keras. “Baj*ngan cilik ini.” Gumamnya hampir tak terdengar.

Kau yang baj*ngan cilik! Umur asliku itu 21 tahun bocah!

Agatha berlenggang cepat ke aula utama. Untung saja ia menghafal rute ruangan istana berkat kejeliannya dalam membaca novel.

Tak lama, ia akhirnya sampai tepat di depan sebuah ruangan dengan karpet merah yang digelar ditengah-tengah. Tanpa ragu ia masuk. Baru saja ia selangkah ia memasuki ruangan itu, ia sudah disambut oleh keramaian orang yang ikut memeriahkan acara.

Sepertinya aku belum telat. Yang Mulia Raja dan Putra Mahkota bahkan belum hadir.

“ Nona Carrol!” pekik seorang wanita dengan tampang bersungut. Wanita itu menggandeng seorang anak lelaki dengan lengan yang di perban dan kaki yang sepertinya dipaksa untuk berjalan.

Agatha mencoba menerka siapa itu. Sebentar, sepertinya anak lelaki itu tidak asing. Rambut perak yang mengkilat dengan mata dan alis berwarna putih pucat. Agatha mencoba berpikir keras.Astaga, dia adalah Peter Cyrano! Orang yang akan berkontribusi dalam penyelidikan racun dari Agatha.

Apa yang harus aku lakukan ini.

“ Nona Carrol, kenapa kau melakukan semua ini pada puteraku! Kau mendorongnya dari tangga sekolah dan membuatnya sampai seperti ini!” Wanita itu berlagak marah.

Aduh, aku lupa. Selain dituduh mencuri permata berlian ruby, Agatha juga dituduh telah mencelakai teman sekelasnya. Tapi kenapa ibu-ibu ini malah ngajak anaknya ke perjamuan sih padahal kan anaknya sedang sakit!

“ Kalau begitu, saya Agatha Loren de Carrol meminta maaf karena telah melakukan kesalahan itu dan berjanji tidak akan mengulanginya. Sebagai gantinya saya akan membayar semua biaya perawatan dari Peter.” Ujar agatha yakin dengan wajah anggun.

Kalau Agatha yanng asli jelas tidak akan memberikan ganti rugi, apalagi meminta maaf.

“ Baiklah. Kalau begitu terima kasih.” Wanita bernama Cenora itu akan mejauhi Agatha.

Hanya begitu? Kalau mau minta ganti rugi kenapa harus sok sok kan marah sih.

“ Permisi Nyonya, bolehkah saya mengajak Peter untuk duduk bersama saya. Sepertinya, lengannya masih sakit apalagi Nyonya malah menarik lengan Peter seperti itu.” Ujar Agatha yang merasa iba pada Peter. Yah, itung-itung berbuat baik, siapa tau Peter akan membela Agatha dimasa depan.

Dengan sadar, wanita itu melepas genggaman tanganya pada Peter. “ Ya kau boleh bersama dengannya.” Ujar wanita itu yang langsung menghilang di keramaian.

Sungguh ibu yang baik, kau bahkan mengizinkan puteramu bersama orang yang telah mencelakainya.

“ Anuu..Nona Carrol maafkan ibuku ya karena sudah memarahimu.”

“ Eh? Tidak apa, itu sudah seharusnya kan.” Agatha tersenyum simpul. “ Ayo kita duduk dulu disana.” Agatha menunjuk sebuah kursi panjang yang diletakan di pinggir ruangan.

“ Baiklah.” Peter mengganguk menyetujui.

***

Happy Reading😘

Jangan Lupa untuk like, komen(kritik saran), dan tambah favorit ya. Terima kasih😘

Terpopuler

Comments

Nasya Dwimar

Nasya Dwimar

Iseng bacaa gak nyangka ternyata seru sejauh ini

2022-04-24

2

Sri Murni

Sri Murni

ceritanya bagus kak... alurnya juga... semangat ya...

2022-02-20

0

ylita

ylita

sejauh ini bagus... aku suka alurnya

2021-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!