Kuliah, adalah dambaan para muda mudi yang baru saja lulus SMA. Tetapi, banyak juga yang tidak beruntung untuk dapat mencicipi indahnya bangku Universitas. Banyak alasan nya, terutama ekonomi.
Beruntung bagi Butet yang mendapatkan beasiswa, bagi Cempaka dan Sri yang orangtuanya mampu menyekolahkan mereka ke jenjang Universitas.
Sudah hampir 2 minggu Butet, Sri dan Cempaka mulai berkuliah. Butet yang mengambil jurusan MIPA (Matematika dan IPA). Sri yang mengambil jurusan Sastra dan Budaya dan Cempaka yang mengambil jurusan Pertanian. Mereka semua menuntut ilmu di Universitas yang sama.
Hampir setiap hari mereka berangkat kuliah bersama-sama dengan menumpang angkot yang lewat di depan perumahan Kost mereka.
Sore ini Sri yang baru saja selesai kuliah berdiri di halte di depan kampus nya. Sri yang membawa beberapa buku di tangan nya menoleh ke kiri untuk melihat angkot yang akan ia tumpangi.
Sayang nya, siang itu angkot yang akan ia tumpangi belum juga muncul setelah 30 menit ia menunggu nya. Tiba-tiba saja sebuah sepeda motor berhenti di depan nya. Sri mengeryitkan dahinya saat melihat seorang lelaki yang sedang membuka helm nya.
"Sopo iki?" Batin Sri.
Lelaki itu membuka masker nya dan tersenyum kepada Sri.
"Hai mbak, jumpa lagi." Sapa lelaki itu.
"Ealahhh cah iki. Duh isin aku." Batin Sri sambil menutupi wajahnya dengan buku-buku yang sedang ia pegang.
"Mbak, mau kemana? Butuh tumpangan gak?" Tanya lelaki itu.
"Siapa ya? aku ndak kenal." Ucap Sri dengan logat Jawa nya yang kental.
"Loh, saya Mbak yang di stasiun." Ucap lelaki itu.
"Gak inget aku." Ucap Sri.
"Yah, saya masih ingat sama Mbak, masa Mbak nya gak ingat sama saya?" Tanya lelaki itu.
"Sumpah aku gak inget." Ucap Sri.
"Oh ya sudah, Mbak butuh tumpangan apa tidak?" Tanya lelaki itu lagi.
"Ndak, aku gak butuh tumpangan." Sahut Sri.
"Ya sudah, saya pergi dulu ya." Ucap lelaki itu sambil kembali mengenakan masker dan helm nya.
"Assalamualaikum." Ucap lelaki itu.
Sri menurunkan buku yang ia gunakan untuk menutup wajah nya. Lalu ia menatap mata lelaki itu dari balik kaca helm nya.
"Waalaikumsalam." Sahut Sri.
"Mangga Mbak." Ucap lelaki itu. Lalu, ia pergi dengan sepeda motornya.
"Mangga? Kok bosone podo karo Cempaka yo. (Red- Kok bahasanya sama seperti)" Ucap Sri.
Angkot yang di tunggu-tunggu Sri pun datang. Sri melambaikan tangannya untuk menghentikan angkot tersebut. Setelah angkot itu berhenti, Sri pun naik ke angkot tersebut.
..
Cempaka yang baru saja pulang dari warteg berjalan dari ujung gang menuju rumah kost-kost-an nya. Terdengar dari belakang bunyi sepeda motor yang berjalan lambat di belakang nya.
Cempaka menoleh kebelakang dan menatap lelaki yang berada di atas motor tersebut.
"A' Rozi." Sapa Cempaka.
Rozi tersenyum dan berhenti di samping Cempaka.
"Mau barengan sama saya?" Tanya Rozi.
"Ah, tidak usah A', saya jalan kaki saja." Ucap Cempaka.
"Tidak apa-apa, ayo naik." Ucap Rozi.
"Tidak enak di lihat orang A'.." Ucap Cempaka.
"Sudah tidak apa-apa." Ucap Rozi.
Cempaka menundukkan pandangannya sesaat. Lalu, dengan ragu ia menatap Rozi yang tersenyum manis kepadanya. Cempaka membalas senyuman lelaki itu dan menganggukkan kepalanya.
"Ayo naik." Ucap Rozi.
Dengan ragu, Cempaka naik ke atas boncengan Rozi.
Rozi memacukan sepeda motornya dengan pelan. Sambil bertanya-tanya tentang Cempaka.
"Cempaka, kampung nya di mana?" Tanya Rozi.
"Di Bandung A'.." Sahut cempaka.
"Tepat nya dimana?" Tanya Rozi lagi.
"Cibeureum A'.." Jawab Cempaka.
"Oh.."
"A'a baru pulang kerja?" Tanya Cempaka.
"Iya."
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Rozi.
"Be-belum A'.."
"Oh..."
"Kalau A'a?" Tanya Cempaka.
"Saya mah siapa yang mau." Ucap Rozi.
"Masa sih A'?"
"Iya. Kecuali kamu mau sama saya." Ucap Rozi.
Cempaka tersenyum malu di belakang Rozi.
Sepeda motor Rozi berhenti di depan gerbang rumah kost-kost-an. Cempaka pun turun dan membukakan gerbang rumah itu. Nyak Komariah yang sedang membuang sampah di depan rumahnya memandang curiga saat melihat Rozi dan cempaka.
"Itu si Tatik tau kaga anak nya modusin anak kost di rumah nye? Bisa jadi sarang zina tuh rumah..!" Gumam Nyak Komariah.
Cempaka mempersilahkan Rozi dan sepeda motornya masuk terlebih dahulu, lalu barulah Cempaka masuk dan kembali mengunci pagar rumah itu.
Nyak Komariah terus memperhatikan gelagat Rozi dan Cempaka.
"A', terima kasih ya, sudah mengantar saya." Ucap Cempaka malu-malu.
"Kan saya juga mau pulang. Jadi sekalian." Ucap Rozi sambil tersenyum manis kepada Cempaka.
Cempaka tampak tersipu malu saat memandang senyuman Rozi yang menawan.
"Kasep pisan euy. (Red- Ganteng banget!)." Gumam Cempaka.
Nyak Komariah tersenyum licik.
"Masih gue pantau nih si Rozi. Kalau Emak nye songong lagi sama gue, bakalan gue laporin tuh kost-kost-an nye! Biar di bubarin sekalian." Ucap Nyak Komariah. Sambil masuk kedalam rumah nya.
"Saya masuk dulu ya A'.." Ucap Cempaka.
"Silahkan."
Rozi kembali tersenyum dan memandangi Cempaka yang beranjak dari hadapan nya.
Rozi yang masih menjomblo di usia 30 tahun, terlihat sangat tertarik dengan cempaka yang umurnya cukup jauh dari dirinya.
Selain cantik, dimata Rozi, Cempaka itu sangat sopan dan lemah lembut. Cempaka juga sangat suka membantu Nyak Tatik saat memasak atau kegiatan lain nya saat hari minggu. Rozi juga melihat, Nyak Tatik juga sangat menyayangi Cempaka.
"Andaikan jodoh gue Cempaka, seru kali ya." Gumam Rozi sambil tersenyum dan beranjak ke dalam rumahnya.
Nyak Tatik yang mengintip dari balik jendela, langsung berpura-pura menonton televisi saat Rozi masuk ke dalam rumah.
"Eh, Oji anak Enyak, udeh pulang lu." Sapa Nyak Tatik.
"Sudah Nyak." Sahut Rozi sambil menghampiri Nyak Tatik dan mencium tangan Enyak nya.
"Nyak liat lu seneng banget ini hari. Ada apaan sih? Cerita dong lu sama Enyak." Ucap Nyak Tatik.
Rozi tersenyum dan merebahkan kepalanya di paha Nyak Tatik.
"Kaga ada Nyak. Rozi seneng aja liat Nyak sehat." Ucap Rozi.
"Alesan lu Ji, lagi jatuh cinta kali nih anak Enyak." Ucap Nyak Tatik.
Rozi tersenyum dan menatap mata Nyak Tatik yang menatap dirinya dengan penuh kasih sayang.
"Nyak, menurut Enyak, Cempaka cakep kaga?" Tanya Rozi.
Nyak Tatik tersenyum dan membelai rambut Rozi.
"Nah kan, gue kate juga ape. Lu demen ye sama si Cempaka?" Tanya Nyak Tatik.
Rozi tersenyum malu.
"Ji, lu pan lakik nih, kalo lu demen, lu deketin dah, sebelum di tikung orang. Emang nye lu betah ngejomblo terus?" Tanya Nyak Tatik.
"Rozi malu Nyak." Ucap Rozi.
"Ya elah Ji, lakik kok malu. Kalo lu begini terus, Enyak kapan mau punya cucu." Tanya Nyak Tatik.
"Menurut Nyak, Cempaka suka gak ya sama Rozi?"
"Lah, mana gue tau ji. Masa kudu gue tanyain sama si Cempaka?"
Rozi tertawa lebar, lalu menciumi tangan Nyak Tatik.
"Bantuin dong Nyak." Rozi merengek kepada Nyak Tatik.
"Et dah anak gue." Ucap Nyak Tatik sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
veetachaz
aku rindu pemandangan jaman dulu, pas sekolah, pas kuliah nunggu angkot, naik angkot. gak seperti sekarang lebih individualis.
2023-07-20
0
Wati Simangunsong
bgus deh roji mau curhat sm nyak tatikk
2021-12-18
1
Setia Firdausi
udh 30 th tp msh malu² mknya jomlo terus
2021-06-07
2