Sepeda motor milik Dewa, Kakak nya Cempaka, berhenti di sebuah rumah kost yang bercat pink muda dan berpagar hitam milik Nyak Tatik. Cempaka yang sedang menenteng kardus dan koper kecil nya pun, menatap rumah kost-kost-an itu.
"A'a yakin ini rumah nya a'..?"
"Iya, tolong buka pagarnya, biar A'a bisa masuk dan memarkirkan sepeda motor A'a." Ucap Dewa.
Rumah kost-kost-an itu terlihat sepi. Terlihat papan kecil yang tergantung di pagar, yang bertuliskan "Menerima kost Putri". Cempaka membuka pagar hitam rumah kost-kost-an itu dan melangkah masuk kedalam halaman rumah itu. Di susul oleh Dewa yang mendorong sepeda motornya untuk di parkir kan di dalam halaman rumah itu.
Seorang wanita paruh baya keluar dari rumah kost-kost-an itu, saat mendengar seseorang membuka pagar rumah nya.
"Assalamualaikum Ibu, saya Cempaka yang ingin menyewa kamar kost di rumah Ibu."
Nyak Tatik menatap Cempaka dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu, ia menatap Dewa yang berjalan menghampiri Cempaka.
"Die siape? pacar lu?" Tanya Nyak Tatik.
Cempaka mengerjapkan matanya dan menelan salivanya.
"Bu-bu-bukan atuh Ibu. A' Dewa, A'a nya saya Bu." Ucap Cempaka, gelagapan.
"Eh, bocah, emang beneran yang die bilang, kalau lu A'a nye die?" Tanya Nyak Tatik kepada Dewa.
"Iya Bu, kami Kakak beradik. Ini bukti KTP nya." Ucap Dewa sambil mengeluarkan dompetnya.
"Neng, mana KTP mu. Keluarin atuh." Ucap Dewa.
Cempaka buru-buru merogoh tas nya dan meraih dompetnya. Lalu, ia mengeluarkan KTP nya dan memberikan nya kepada calon Ibu kost nya. Begitupun Dewa yang menyerahkan KTP nya kepada Nyak Tatik.
Nyak Tatik memperhatikan alamat yang tertera di atas KTP itu. Lalu memandang kedua Kakak beradik itu. Setelah yakin, Nyak Tatik menyerahkan KTP mereka.
"Siape nama lu tadi?" Tanya Nyak Tatik.
"Ce-Cempaka Bu." Ucap Cempaka, terbata.
"Kaga usah lu manggil gue Ibu, panggil gue Nyak ye." Ucap Nyak Tatik.
Ekspresi Nyak Tatik sudah berubah lebih bersahabat.
"Yuk ikut gue, biar gue kasih tahu di mane kamar elu. Lu cakep juga ya." Ucap Nyak Tatik sambil tersenyum kepada Cempaka.
Cempaka yang tadi nya merasa tegang kini mulai bisa tersenyum melihat Nyak Tatik yang mulai ramah kepadanya.
Cempaka dan Dewa mengikuti langkah kaki Nyak Tatik ke arah paviliun rumah nya. Paviliun itu cukup nyaman, terlihat sangat terawat. Beberapa tanaman hias menghiasi teras paviliun itu.
Nyak Tatik membuka pintu paviliun itu dan mempersilahkan Cempaka dan Dewa masuk. Paviliun itu hanya mempunyai 3 buah kamar yang berjejer. Di ruang tamu terdapat bangku dan meja yang terbuat dari bambu.
Di sudut paviliun itu terdapat dapur mini. Di dapur itu ada dispenser dan rice cooker, serta alat-alat makan dan masak sederhana dan juga kompor gas.
Sedangkan kamar mandi nya terlihat bersih. Disitu juga tertulis beberapa peraturan yang harus di penuhi oleh para penghuni kost.
Nyak Tatik membuka sebuah kamar paling depan dan membuka pintu nya lebar-lebar. Lalu, Nyak Tatik melangkah masuk dan membuka jendela kamar itu. Dari jendela kamar itu bisa langsung melihat teras paviliun itu.
"Lu mau yang ini atau kamar yang lain?" Tanya Nyak Tatik.
Cempaka melihat kesekeliling kamar itu. Terlihat kamar itu sangat rapi. Terdapat sebuah ranjang single lengkap dengan seprai dan selimut nya. Di samping ranjang ada meja belajar dan lemari kecil untuk menaruh pakaian.
"Kayak nya lebih enak yang ini ya A'?"
Dewa mengangguk saat Adik nya meminta pendapatnya.
"Jadi lu mau yang ini?" Tanya Nyak Tatik lagi.
"Iya, Bu, eh, Nyak." Ucap Cempaka.
"Ok, lu bawa masuk dah barang-barang lu." Ucap Nyak Tatik.
Cempaka dan Dewa membawa masuk barang-barang Cempaka. Sedangkan Nyak Tatik menunggu di ruang tamu.
Setelah Cempaka memasukan semua barang-barang nya. Ia pun menyusul Nyak Tatik, di ruang tamu.
"Duduk lu." Ucap Nyak Tatik.
Dewa dan Cempaka saling bertatapan dan beranjak duduk di depan Nyak Tatik.
"Peraturan pertama, lu dilarang membawa masuk laki-laki. Walaupun, di ruang tamu. Tamu laki-laki hanya boleh sampai gerbang rumah. Paham?" Tanya nyak Tatik.
Cempaka mengangguk pelan.
"Peraturan kedua, lu jangan jorok! lu cewek. Rajin-rajin dah nyapu kek apa kek. Habis makan cuci sendiri piring lu. Jangan lupa seminggu sekali sikatin tuh kamar mandi." Ucap Nyak Tatik lagi.
Cempaka kembali mengangguk.
"Yang ketiga, kalau jemur pakaian jangan di depan, merusak pemandangan. Lu jemur di halaman belakang paviliun ini pan ade pintu belakang tuh, nah ada jemuran disono. Ngerti kan lu?"
"Ngerti Nyak." Ucap Cempaka.
"Ya udeh, sini dah uang kost nya." Nyak Tatik menadahkan tangan nya di hadapan Cempaka.
Dengan ragu, Cempaka menyerahkan amplop berisi uang yang sudah di persiapkan nya dari kampung, ke tangan Nyak Tatik.
"Berape nih? Segala pake amplop, lu kira kondangan." Ucap Nyak Tatik.
"Tujuh ratus ribu Nyak." Ucap Cempaka.
"Ah iye, ini kagak gue itung. kalo kurang gue balik lagi. Awas aje kalo kurang." Ucap Nyak Tatik sambil beranjak dari duduk nya.
"Terima kasih ya Nyak." Ucap Cempaka.
"Iye, sama-sama. Oh iye, di mari baru lu sendirian. Yang lain nye baru datang besok atau lusa kali." Ucap Nyak Tatik.
"Oh begitu, iya Nyak." Ucap Cempaka.
"Ya sudah, lu keluar dah." Ucap Nyak Tatik kepada Dewa.
Dewa mengangkat kedua alisnya dan mengangguk ragu.
"Apa lu berdua mau ngobrol-ngobrol dulu? Kalo mau ngobrol mending di teras rumah gue. Karena peraturan nya begitu. Walaupun Kakak beradik, harus tetap gue pantau. Kan banyak tuh yang Kakak makan Adik nye!" Ucap Nyak Tatik sambil menatap Dewa.
Dewa menelan salivanya dan beranjak dari duduk nya.
"Lebih baik saya pulang saja Nyak. Saya titip Adik saya ya Nyak. Saya ngekost juga tidak jauh dari sini, lain kali saya mampir." Ucap Dewa.
"Iye, gi dah." Ucap Nyak Tatik sambil melangkah keluar dari paviliun itu.
Dewa menatap Cempaka yang sedang mengerutkan keningnya.
"Jangan kaget, biasanya orang Betawi memang begitu cara bicara nya. Tapi mereka baik hati kok." Ucap Dewa.
"Oh, begitu ya A', Neng baru tahu." Ucap Cempaka dengan polosnya.
"Ya sudah, kamu istirahat ya. A'a kembali ke kost-kost-an A'a dulu. Kalau mau ketemu A'a, mendingan kita ketemu di luar saja." Pesan Dewa kepada Adik satu-satunya itu.
"Iya A'a, hati-hati ya." Ucap Cempaka sambil tersenyum manis.
Dewa mengangguk, lalu melangkahkan kakinya menuju sepeda motornya. Dan beranjak pergi meninggalkan kost-kost-an Cempaka. Cempaka yang mengantarkan Kakak nya sampai di depan gerbang, menatap punggung Dewa yang sedang mengendarai sepeda motor nya. Lalu, ia mengunci pagar dan kembali ke kamar nya untuk menata pakaian dan barang bawaannya.
Cempaka merasa beruntung dapat tinggal di rumah kost-kost-an ini. Selain tenang, kost-kost-an ini termasuk murah dengan fasilitas yang ada.
Cempaka masuk kedalam kamar nya dan menutup pintu kamar nya.
Welcome to Kost Putri...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Virgo Girl
Calon mantu ye Nyak 😃😃
2024-08-30
0
🍡
ehem, uhuk uhuk
2024-04-18
0
im3ld4
jd inget bapak kos wkt kuliah di yk🤣🤣 ngomongnya alus tpi kl nagih duit kaga pernah telat🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-29
1