Halomoan menatap dirinya di depan cermin. Setelah pulang dari Barbershop, ia terus mengagumi dirinya. Halomoan Pangaribuan, lelaki yang kini menginjak usia 24 tahun itu. Tampak tampan dengan potongan rambut baru nya.
Halomoan mempunyai wajah khas lelaki Batak. Wajah nya yang keras, tulang rahang yang terukir sempurna, membuat lelaki itu tampak tampan. Hanya saja selama ini ia kurang memperhatikan dirinya sendiri.
Selama ini, Halomoan betah dengan potongan rambutnya yang gondrong dan lurus, serta kumis tipis dan bulu-bulu halus di wajahnya yang ia biarkan tumbuh begitu saja. Halomoan mempunyai tubuh yang atletis.
Lelaki yang tinggi nya 180 cm itu, rajin berolahraga di Kost-kost-an nya. Walaupun gerakan sederhana, seperti push up, sit up dan angkat barbel, cukup membuat tubuh nya terbentuk sempurna.
Begitupun bahu dan dada bidang nya membuat tampilan secara keseluruhan, lelaki itu cukup sempurna.
Halomoan suka sekali memakai baju yang tidak di setrika. Sikap cuek nya membuat penampilan dirinya menjadi amburadul. Tetapi, bila ia mau sedikit saja memperhatikan penampilannya, tentu saja ia terlihat sangat sempurna.
"Mamakkkk... ganteng kali aku bah!" Ucap Halomoan sambil mengagumi wajah dan bentuk tubuh nya di cermin yang menempel di lemari bajunya.
Halomoan beranjak dari depan kaca dan membuka ponselnya.
"Kita liat-liat dulu tiket pesawat. Mana tau ada yang murah." Gumam Halomoan sambil mengecek aplikasi booking tiket.
"Eh, tapi gak tau aku, Her apa enggak ini nanti. Ah, nanti ajalah aku pesan tiket nya." Batin Halomoan sambil menaruh kembali ponselnya di atas ranjang.
Lalu, ia kembali mengagumi dirinya sendiri di depan cermin..
Tok..! Tok..! Tok..!
Terdengar ketukan dari luar pintu kamar Halomoan.
"Siapa?" Tanya Halomoan.
"Bang, ini aku Risa." Ucap Risa dari balik pintu kamar Halomoan.
Halomoan pun beranjak membukakan pintu kamarnya.
Risa terkejut saat melihat potongan rambut Halomoan yang terlihat berbeda.
"Bang Moan." Ucap Risa yang terpesona dengan Halomoan.
"Ya, ada apa Ris?" Tanya Halomoan.
"Bang Moan ganteng." Ucap Risa.
"Dari lahir aku ganteng Ris. Ada apa?" Tanya Halomoan.
"Bang, temani Risa ke toko buku yuk." Ucap Risa.
Halomoan sebenarnya sangat malas dengan Risa yang selalu meminta nya untuk menemani kemana saja. Sebenarnya Halomoan tahu perasaan Risa kepadanya. Tetapi, Halomoan hanya menganggap Risa sebagai Adik kandungnya saja. Tidak lebih.
"Hmmm, Abang ada tugas lah Ris." Ucap Halomoan berusaha untuk menolak Risa.
"Yah.. Bang. Nanti Risa di culik." Ucap Risa.
Halomoan berpikir sejenak. Lalu ia memanggil Bambang dan Agus.
"Bangggggg! Gussssss..!" Panggil nya. Tetapi, tidak ada jawaban dari mereka.
"Kenapa Bang? Mas Bambang dan Bang Agus belum pulang." Ucap Risa.
"Halah...! Orang itu kemana pulak." Gumam Halomoan.
"Ayo dong Bang." Ucap Risa sambil menerobos masuk kedalam kamar Halomoan.
Halomoan terlihat grogi saat gadis itu masuk kedalam kamarnya.
"Ris.."
"Bang.."
Risa menatap tubuh Halomoan yang terlihat sangat menggoda.
"Bang..ayo lah temani Risa." Risa sengaja merapatkan tubuhnya ke tubuh Halomoan.
Halomoan berusaha menghindar hingga ia terduduk di atas ranjang.
Risa menatap Halomoan dengan lekat. Lalu, ia mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Halomoan.
Jantung Halomoan berdegup kencang.
Risa semakin mendekat dan mendekat. Hingga bibir Risa nyaris saja mendarat di bibir Halomoan.
Lelaki itu pun menghindar dan beranjak dari ranjangnya setelah menahan tubuh Risa agar sedikit menjauh dari dirinya.
"Hmmm Ris, gak enak kalau ada yang liat." Ucap Halomoan.
"Bang, Risa gak menarik di mata Abang?" Tanya Risa.
"Bu-bukan kek gitu Dek." Ucap Halomoan sambil mengusap wajah nya. Lalu, ia beranjak ke lemarinya dan mengambil selembar kaos untuk ia kenakan.
"Bang." Risa memeluk Halomoan dari belakang.
"Gawat kali bah..!" Batin Halomoan sambil berusaha melepaskan pelukan Risa.
"Dek, jangan. kau udah Abang anggap kek Adek abang sendiri." Ucap Halomoan dengan tegas sambil melepaskan lingkaran tangan Risa di pinggangnya yang ramping.
Risa terdiam dan menundukkan wajahnya.
"Maaf ya Dek. Abang harus belajar buat ujian besok. Adek tau kan Abang sudah semester 5 sebentar lagi semester 6. Abang harus belajar biar gak ngulang Dek." Ucap Halomoan dengan suara yang bergetar.
Risa mengangguk dan beranjak dari kamar Halomoan.
"Ris..!" Panggil Halomoan.
Risa yang merasa malu pun, pergi meninggalkan Halomoan tanpa kata-kata.
Halomoan langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Ia bergidik ngeri saat mengingat betapa agresif nya Risa kepadanya.
Halomoan kembali menatap dirinya di cermin.
"Moan, ganteng kali rupanya kau ya. Coba tadi itu Butet. Ku buat dia terkapar tanpa ampun di sana." Halomoan menunjuk ranjangnya.
"Tapi ngeri kali si Risa ya. Ihhhhh..." Halomoan kembali bergidik ngeri.
...
Dewa memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah Nyak Tatik. Setelah melaporkan kedatangannya kepada Nyak Tatik. Dewa pun di izinkan untuk mendatangi Cempaka di paviliun mereka.
Sri yang mendengar ketukan dari depan pintu pun, beranjak dari dalam kamar nya ke pintu depan. Saat ia membuka pintu, ia melihat lelaki impian nya berdiri disana.
Dewa tersenyum manis kepada Sri hingga membuat Sri gemetar lemas melihat lesung pipi Dewa yang terukir di sana.
"Eh onok masa depan." Ucap Sri tanpa sadar.
Dewa tersenyum dan menundukkan pandangannya.
Sri yang tersadar langsung menutup mulutnya sambil terbelalak.
"Anu.. maksudku Mas Dewa." Ucap Sri sambil tersipu malu.
"Cempaka nya ada Sri?" Tanya Dewa.
"Ada Mas, lagi mandi." Ucap Sri.
"Oh ya sudah, saya tunggu di luar saja." Ucap Dewa sambil beranjak duduk di beranda paviliun.
"Nggeh Mas. Saya tak memberitahukan Cempaka dulu Nggeh." Ucap Sri.
Dewa hanya mengangguk dan memberikan Sri senyuman manis nya sekali lagi.
"Gustiiii.. Gantengeeee." Gumam Sri sambil beranjak ke kamar mandi.
"Cemmm..Mas Dewa mencari mu." Ucap Sri di depan kamar mandi.
"Oh iya." Sahut Cempaka dari dalam kamar mandi.
Sri kembali beranjak ke depan untuk menemani Dewa.
Dewa tampak senang saat Sri menemui dirinya kembali.
"Sehat Sri?" Tanya Dewa.
"Alhamdulillah sehat Mas." Ucap Sri sambil tersenyum malu.
"Liburan kamu kembali ke Jawa?" Tanya Dewa.
Sri mengangguk dan kembali tersenyum kepada Dewa.
Dewa yang melihat tingkah malu-malu Sri hanya bisa tersenyum.
"Berapa lama di Jawa?" Tanya Dewa lagi.
"Selama liburan Mas, kecuali ada yang nungguin aku balik ke kost, pasti lebih cepat pulang nya." Ucap Sri.
Dewa tersenyum menatap Sri.
"Saya nungguin." Ucap Dewa.
Sri terperanjat dan menatap Dewa lekat-lekat.
"Saya pasti kangen sama kamu." Ucap Dewa lagi.
Sri mengerjapkan matanya. Ia tak percaya dengan apa yang dikatakan Dewa.
"Ehemmmm" Butet yang dari tadi berdiri di ambang pintu pun, berdahem.
Dewa dan Sri menoleh kearah Butet.
"Indah kali dunia hari ini ku tengok." Celetuk Butet.
"Eh ada Butet." Sapa Dewa sambil terlihat salah tingkah.
"Ealahhh, ganggu wae." Batin Sri sambil menatap Butet dengan kesal.
"Bang, bawa apa?" Tanya Butet.
"Bawa?" tanya Dewa dengan wajah yang bingung.
"Biasanya bawa jajanan. Kok gak bawa sekarang? lagi bokek nya Abang?" Tanya Butet. (Red- Bokek- gak ada uang)
Dewa tersenyum dan mengeluarkan spelastik makanan ringan dari dalam tas nya.
"Ini, bagi-bagi sama Sri dan Cempaka." Ucap Dewa sambil menyerahkan plastik itu kepada Butet.
"Kek gitu lah Bang. Mantap namanya, jenguk Adek sambil ngapelin si Sri." Celetuk Butet sambil membawa plastik itu keruang tamu.
Cempaka yang baru saja selesai mandi menatap Butet yang membawa plastik makanan pemberian Dewa.
"Kok jadi kamu yang makan Tet?" Tanya Cempaka sambil merampas plastik yang di bawa Butet.
"Pelit kali kau." Ucap Butet sambil merampas kembali plastik tersebut.
"Butet!"
"Cem!"
"Saya Adik nya A' Dewa. Ini buat saya Butet!"
"Kata A' Dewa bagi-bagi!" Ucap Butet.
"Gak mau!"
Mereka pun saling berebut makanan. Sedangkan Dewa dan Sri hanya tersenyum melihat tingkah Butet dan Cempaka.
Dewa menatap Sri yang tersenyum saat melihat Cempaka dan Butet.
"Sri.."
"Ya?" Sahut Sri dan menatap Dewa.
"Saya suka sama kamu." Ucap Dewa berterus terang.
Sri terdiam dan menundukkan wajahnya.
"Saya sungguh jatuh cinta denganmu Sri." Ucap Dewa lagi.
Sri mengangkat wajahnya dan menatap Dewa. Lalu, ia tersenyum malu.
"Maukah kamu jadi kekasihku?" Tanya Dewa.
Sri mengulum senyumnya dan mengangguk malu tanpa sanggup menatap mata Dewa.
Dewa tersenyum bahagia. Lalu, ia menggenggam tangan Sri dan mencium buku-buku tangan gadis itu.
Mereka pun resmi berpacaran di iringi Butet dan Cempaka yang berebut makanan di ruang tamu.
"Punya aku!"
"Punya saya Tet!"
"I love you Sri."
"I love you too Mas Dewa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
im3ld4
parah mulutnya sri🤣🤣🤣
2023-04-29
1
ko moon young
aku juga pernah thor terpesona sm senyumnya orang batak
2022-12-27
1
💞salsabila💞
Berasa jadi sri aku.... Wkwkwkw.....
2022-09-28
1