5. Teman Baru

Setelah mendengar kabar dari Pak Rendi, Syarah menyibukkan diri dengan ikut membantu mengurus farm sebisa Syarah daripada Syarah kebingungan memikirkan bagaimana caranya pulang nanti mengingat tempat ini cukup jauh dari jangkauan jalan umum.

*****

“Sya, sudah malam lebih baik kamu pulang,” ucap Rizal pada Syarah.

“Apakah ada kendaraan umum yang lewat sini Mas?” tanya Syarah

“Kalau kendaraan umum harus berjalan melewati kebun sampai desa, disana kamu bisa menemukan kendaraan umum. Ngomong-ngomong kamu kesini tadi tidak bawa kendaraan?” tanya Rizal.

“Tidak Mas, aku anak perantauan yang baru tiba kemarin dari Jawa, jadi belum punya kendaraan. Tadi aku kesini bersama pak Danar, tapi beliau sudah pergi,” jelas Syarah yang dijawab anggukan.

“Yasudah pulang saja bersamaku. Ayo keburu malam,” ajak Rizal.

Sebenarnya Syarah masih canggung karena mereka baru saja bertemu hari ini namun Rizal sudah mau mengantarkan Syarah pulang tapi Syarah tak menolaknya mengingat jarak cukup jauh untuk Syarah tempuh di ujung sore ini.

*****

Syarah menaiki motor besar milik Rizal, untungnya Syarah menggunakan celana jadi tidak begitu sulit untuk naik.

Dalam perjalanan, seperti biasa Syarah hanya diam menikmati pemandangan karena tidak tahu harus membicarakan apa.

“Sya, sekarang kamu tinggal dimana?” tanya Rizal.

“Aku tinggal di indekos Amartha, Mas,” jawab Syarah.

“Bagus dong, dekat dengan kantor tapi cukup jauh kalau mau ke lapangan,” kata Rizal.

“Iya Mas, aku hanya butuh berjalan saja. Tapi kalau harus ke lapangan aku akan mencoba mencari kendaraan,” ucap Syarah.

“Ada warung bakso paling enak di depan, kita mampir sebentar ya. Tidak apa-apa kan?” tanya Rizal menawarkan pada Syarah dan Syarah mengiyakan menyadari kalau Syarah hanya menumpang padanya.

Motor yang besar membuat Syarah harus mepet dengan Rizal kalau tidak bisa dipastikan Syarah terjungkal ke belakang karena Rizal membawa motornya dengan kecepatan tinggi.

Untungnya ada tas yang bisa Syarah gunakan sebagai pembatas diantara mereka jadi tubuh Syarah tidak menempel seluruhnya.

*****

“Terima kasih, Mas sudah mau mengantarkan saya dan juga terima kasih atas traktirannya,” ucap Syarah.

“Sama-sama. Jangan ragu untuk meminta tolong padaku, karena aku juga pernah merasakan hidup sebagai perantau. Kalau begitu saya pulang dulu,” ucap Rizal.

“Hati-hati, Mas,” ucap Syarah.

Saat Syarah akan berbalik, Syarah dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba mengagetkannya.

“Dorr, hayo habis keluar sama siapa tuh? Baru hari pertama kerja udah dapat gebetan saja,” ucap orang tersebut.

Ternyata pelakunya adalah Risa, Syarah hanya mengelus dada karena kaget.

“Itu mas Rizal mbak, karyawan bagian lapangan. Tadi aku ditinggal bosku di lapangan jadilah dia yang mengantarkanku pulang,” jelas Syarah.

“Wah modus itu, kamu harus berhati-hati, Sya. Kamu kan anak baru harus pandai-pandai menjaga perasaan agar tidak mudah baper. Karena setauku pegawai lapangan mayoritas laki-laki,” ucap Risa sambil berpikir.

“Iya Mbak, aku pasti bakal hati-hati. Memang benar disana hanya laki-laki, kalaupun ada perempuan biasanya orang pemasaran. Pak Rendi bilang asisten bosku selalu laki-laki dan aku adalah asisten perempuan pertama. Bahkan bisa dibilang perempuan pertama yang bekerja di lapangan,” jelas Syarah pada Risa.

“Yasudah ayo masuk, kamu pasti lelah sehabis bekerja seharian,” ajak Risa sambil menggandeng tangan Syarah.

Walaupun baru kenal tapi Syarah rasa dia adalah orang yang berkepribadian mudah bergaul jadi Syarah nyaman dekat dengan Risa.

*****

Pagi ini, Syarah sudah menempati tempat barunya setelah kemarin Syarah tidak sempat menempati karena langsung dibawa ke lapangan.

Tepat 5 menit sebelum jam masuk, Syarah melihat bosnya berjalan menuju ruangannya yang berada di samping Syarah ini, refleks Syarah berdiri dan menyapanya.

“Selamat pagi, Pak,” sapa Syarah sambil sedikit menunduk hormat.

“Buatkan saya kopi!" perintah Danar.

Belum sempat Syarah tanya ingin kopi apa Danar sudah masuk ke ruangannya, Syarah pun segera mencari dapur untuk membuatkan pesanan Danar.

Tok tok tok

“Permisi Pak, saya ingin mengantarkan kopi Bapak,” ucap Syarah.

Saat Syarah ingin masuk rupanya beliau tidak sendiri melainkan ada seorang laki-laki yang berambut putih, sekilas Syarah melihat ada kemiripan pada keduanya.

Setelah menaruh kopi untuk Danar, Syarah kembali mengeluarkan suara, “Maaf apakah Bapak juga mau kopi biar saya buatkan?” tanya Syarah menawarkan ramah sambil tersenyum.

“Tidak perlu,” jawab laki-laki tersebut yang Syarah balas anggukan dan pamit undur diri.

*****

Syarah benar-benar bingung harus apa karena tidak ada tugas yang diberikan padanya, Syarah yang ingin bertanya namun diurungkan mengingat masih ada tamu sejak satu jam lalu.

“Ingat pesanku, jangan membuang waktu untuk hal yang tidak berguna!" ucap tamu tadi memperingati dan berlalu pergi.

Saat melewati Syarah, laki-laki tersebut melihat Syarah dan Syarah balas dengan senyum sopan sedikit menunduk.

Melihat tamu sudah pergi, Syarah bergegas menemui Danar untuk bertanya.

“Maaf mengganggu Pak, saya izin bertanya. Apakah ada pekerjaan untuk saya hari ini?” tanya Syarah.

“Benar-benar payah, pekerjaan sendiri pun tak tau,” sindir Danar.

“Maaf, Pak, tapi saya sudah bertanya kepada bu Hilda tadi, beliau menyuruh saya langsung bertanya pada Bapak,” jelas Syarah membela diri.

Kemudian Danar menjelaskan pada Syarah, walau terlihat setengah hati kemudian Syarah pamit kembali bekerja.

*****

Saat di ruangan Danar tadi, sempat Syarah amati ruangannya karena kemarin terlalu gugupnya Syarah tidak sempat mengamati.

Di meja Danar terdapat plakat bertuliskan “Danar Putra Wijaksana” dengan keterangan Manajer Lapangan di bawah namanya.

Ketika dia sedang sibuk membolak-balik kertas, Syarah bisa sedikit mengamati wajahnya.

Walau dapat Syarah perkirakan usia Danar sudah tidak muda tapi masih terlihat tampan dan berwibawa, kulitnya yang coklat matang membuatnya semakin terlihat dewasa.

“Sudah puas melihat saya?” tanya Danar penuh sindiran pada Syarah.

Ketahuan mencuri pandang, Syarah tertunduk malu.

“Jangan pernah berpikir untuk menggodaku. Karena kau bisa keluar dari pekerjaan jika berani melakukan itu!” tegas Danar memperingati dengan mata bagai belati yang siap menusuk lawannya.

“Maaf, Pak, saya disini juga untuk bekerja bukan untuk tujuan lainnya,” ujar Syarah membela diri.

“Bagus, keluarlah!" perintah Danar kemudian Syarah keluar ruangan dan mulai mengerjakan perintah Danar.

*****

“Halo, Sya, ayo makan siang bersama kutunggu di lobi,” ucap Risa dibalik telepon.

“Halo, Mbak Risa, bagaimana Mbak bisa mendapat nomorku?” tanya Syarah.

“Kan kamu bergabung di grup indekos, bagaimana sih,” jelas Risa yang membuat Syarah terkekeh menyadari.

“Maaf, Mbak, bukannya tidak mau tapi bosku belum keluar ruangan aku takut saat dia keluar dan tidak menemukanku bisa-bisa aku mendapat masalah,” tolak Syarah.

“Yaampun, kasihan banget sih anak baru. Baiklah aku pesan makanan online saja, nanti kuantar ke tempatmu. Ah aku lupa, dimana tempatmu bekerja?” tanya Risa.

“Aduh maaf merepotkan Mbak, terima kasih banyak Mbak. Aku ada di lantai 3 persis di depan ruangan manajer lapangan,” jawab Syarah.

“Oke ditunggu ya, Sis, semangat kerja,” jawab Risa penuh semangat.

*****

“Kenapa aku baru menyadari kalau kamu asisten pak manager lapangan ya?” tanya Risa.

“Maaf mungkin aku lupa mengatakannya,” jawab Syarah sambil tertawa.

Seperti ucapan sebelumnya, Risa menghampiri Syarah dan makan bersama di meja kerja Syarah.

*****

“Maaf Pak, apakah masih ada yang bisa saya kerjakan?” tanya Syarah pada Danar.

“Tidak,” jawab Danar.

“Kalau begitu saya izin pulang terlebih dahulu. Selamat malam,” ucap Syarah.

“Mulai besok apa pun yang akan kau lakukan harus atas izin saya," ucap Danar.

“Maaf Pak, maksud Bapak bagaimana?” tanya Syarah.

“Kau akan tau nanti. Keluarlah!” perintah Danar mengusir.

Waktu yang sudah menunjukkan jam pulang Syarah memutuskan untuk pamit ke Danar. Namun Syarah tak mengerti maksud perkataan Danar diakhir, saat Syarah tanya Danar tidak menjelaskan. Syarah yang sudah merasa lelah tak ingin menanyakan lebih lanjut biarlah besok Syarah tanyakan lagi.

*****

“Mbak Risa, ayo kita pulang,” ajak Syarah.

“Yuk,” jawab Risa.

Saat akan melangkah keluar Syarah mendengar seseorang memanggilnya.

“Sya!” panggil orang tersebut.

“Eh Mas Rizal. Mas disini?” tanya Syarah ke Rizal yang memanggilnya dari arah belakang.

“Iya, kamu udah mau pulang?” tanya Rizal.

“Iya Mas. Mas Rizal sendiri juga mau pulang?” tanya Syarah balik.

“Iya, Sya. Tapi tadi aku melihatmu jadi kupanggil,” jelas Rizal.

Syarah merasakan lengannya ditepuk. Ternyata Risa menepuk lengan Syarah dengan mata melihat Rizal seakan memberi isyarat minta dikenalkan.

“Oh iya Mas, perkenalkan ini Mbak Risa dia di bagian resepsionis,” ucap Syarah memperkenalkan karena paham dengan kode dari Risa.

“Hai, aku Rizal,” ucap Rizal sopan dengan mengulurkan tangan.

“Hai juga, aku Risa,” jawab Risa dengan menampilkan senyum manisnya.

Lama tangan mereka berjabatan Syarah pun memutusnya dengan deheman.

“Baiklah Mas, aku pulang duluan ya sepertinya akan turun hujan,” ucap Syarah.

“Iya hati-hati di jalan,” jawab Rizal.

*****

“Ya ampun Sya, kok kamu bisa kenal orang seganteng itu sih,” ucap Risa dengan nada riang.

“Aku juga baru kemarin bertemu dengannya, Mbak,” jawab Syarah sekenannya karena merasa kelelahan.

*****

“Kalau kamu mau perusahaan ini atas namamu, kau harus mengikuti perintah kakek!”

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak di komen dan berikan like sebagai bentuk dukungan pada karya pertama saya

Episodes
1 1. Hari Kelulusan
2 2. Malam Keakraban
3 3. Tentang Diriku
4 4. Pertemuan Pertama
5 5. Teman Baru
6 6. Menikahlah Denganku
7 7. Meminang
8 8. Penolakan
9 9. Air Mata Malam
10 10. Cinta Rizal
11 11. Pemaksaan
12 12. Melamar
13 13. Lamaran
14 14. Semakin Dekat
15 15. Hari Pernikahan
16 16. Malam Pertama
17 17. Tentang Danar
18 18. Doa Istri
19 19. Kisah Pandhu
20 20. Wanita Lain
21 21. Rapuh
22 22. Tergoda
23 23. Alasan sebenarnya
24 24. Bertemu
25 25. Cuek
26 26. Sakit
27 27. Salah Sangka
28 28. Tentang Syarah dan Danar
29 29. Bertemu lagi
30 30. Salah Paham
31 31. Kekecewaan
32 32. Pengalihan
33 33. Pengalihan 2
34 34. Egois
35 35. Kekecewaan
36 36. Amarah Suami
37 37. Tangis kesedihan
38 38. Penyesalan
39 39. Kepergian
40 40. Kepergian 2
41 41. Kesedihan
42 42. Pemulihan
43 43. Kenyamanan
44 44. Pacaran
45 45. Dinner romantis
46 46. Istri kecil
47 47. Malam yang Indah
48 48. Bulan Madu
49 49. Masih bulan madu
50 50. Berkuda
51 51. Berpetualang
52 52. Insecure
53 53. Terluka
54 54. Tak Tersentuh
55 55. Sebuah Foto
56 56. Jejak Masa Lalu
57 57. Menyadarkan yang tersesat
58 58. Sakitnya Syarah
59 59. Jangan tinggalkan aku, Syarah
60 60. Merajuknya Syarah
61 61. Saling mengungkapkan
62 62. Sebuah Misteri
63 63. Suami yang Posesif
64 June's Update
65 Dimabuk Cinta
66 Kontrak Kerjasama
67 Berkebun
68 Kisah sahabat
69 Selalu salah
70 Ibu, Syarah rindu
71 Kritik pedas
72 Ketagihan Pijat
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Hari Kelulusan
2
2. Malam Keakraban
3
3. Tentang Diriku
4
4. Pertemuan Pertama
5
5. Teman Baru
6
6. Menikahlah Denganku
7
7. Meminang
8
8. Penolakan
9
9. Air Mata Malam
10
10. Cinta Rizal
11
11. Pemaksaan
12
12. Melamar
13
13. Lamaran
14
14. Semakin Dekat
15
15. Hari Pernikahan
16
16. Malam Pertama
17
17. Tentang Danar
18
18. Doa Istri
19
19. Kisah Pandhu
20
20. Wanita Lain
21
21. Rapuh
22
22. Tergoda
23
23. Alasan sebenarnya
24
24. Bertemu
25
25. Cuek
26
26. Sakit
27
27. Salah Sangka
28
28. Tentang Syarah dan Danar
29
29. Bertemu lagi
30
30. Salah Paham
31
31. Kekecewaan
32
32. Pengalihan
33
33. Pengalihan 2
34
34. Egois
35
35. Kekecewaan
36
36. Amarah Suami
37
37. Tangis kesedihan
38
38. Penyesalan
39
39. Kepergian
40
40. Kepergian 2
41
41. Kesedihan
42
42. Pemulihan
43
43. Kenyamanan
44
44. Pacaran
45
45. Dinner romantis
46
46. Istri kecil
47
47. Malam yang Indah
48
48. Bulan Madu
49
49. Masih bulan madu
50
50. Berkuda
51
51. Berpetualang
52
52. Insecure
53
53. Terluka
54
54. Tak Tersentuh
55
55. Sebuah Foto
56
56. Jejak Masa Lalu
57
57. Menyadarkan yang tersesat
58
58. Sakitnya Syarah
59
59. Jangan tinggalkan aku, Syarah
60
60. Merajuknya Syarah
61
61. Saling mengungkapkan
62
62. Sebuah Misteri
63
63. Suami yang Posesif
64
June's Update
65
Dimabuk Cinta
66
Kontrak Kerjasama
67
Berkebun
68
Kisah sahabat
69
Selalu salah
70
Ibu, Syarah rindu
71
Kritik pedas
72
Ketagihan Pijat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!