3. Tentang Diriku

Syarah POV

Mentari kembali menyinari bumi, menghangatkan makhluk hidup dan membangunkan untuk segera memulai aktivitas. Hari ini, aku bangun cukup siang, sekitar jam 6 pagi setelah kulihat jam di samping kasur karena memang hari ini aku sedang mendapat tamu bulanan. Aku membuat susu cokelat favoritku untuk menghindari perutku yang sakit. Aku menikmati susu sambil membuka foto dalam galeri telepon mengenang masa kuliah awalku.

Namaku Syarah Haura, usiaku saat ini 21 tahun. Aku merupakan perempuan keturunan Jawa asli dengan kulit cokelat matang dengan tinggi badan 165 cm dan berat badanku kini 45 kg. Aku kehilangan 5 kg berat badanku saat aku harus disibukkan dengan penelitian dan skripsiku, ibuku yang selalu mengingatkanku untuk menjaga pola makan dan menjaga kesehatanku.

Bahkan seminggu sebelum sidang skripsi, aku harus masuk rumah sakit karena kelalaianku sendiri dengan mengabaikan makan, kupikir aku akan baik-baik saja ternyata aku harus tumbang. Dokter mengatakan bahwa aku mengalami tifus sehingga harus dirawat, aku sangat khawatir karena jadwal sidangku sudah keluar tepat seminggu di hari aku masuk rumah sakit. Aku khawatir tidak dapat menjalankan persidangan sesuai waktu, namun ternyata dalam waktu tiga hari aku bisa mengalahkan sakitku.

Kuputuskan untuk meninggalkan semua aktivitas beratku. Aku menggunakan waktu untuk istirahat total karena aku merasa bersalah dengan tubuhku yang kupaksa bekerja dan berpikir keras. Namun benar kata pepatah, usaha tidak akan menghianati hasil. Aku mendapat nilai memuaskan dalam sidangku, Tuhan menjawab doa orang tuaku dan doa yang selalu kupanjatkan dalam sholat malamku.

Mungkin aku terkesan cuek tentang penampilan. Aku merasa wajahku juga biasa saja dengan rambut lurus berwarna kecoklatan alami yang sering aku ikat kuda. Dibalik penampilanku yang terkesan cuek dan sedikit berantakan namun aku tetap berusaha dekat dengan Sang Kuasa.

Teman-temanku juga tidak banyak, aku menyadari bahwa aku tidak pandai bergaul namun bukan berarti aku tertutup pada orang lain. Dengan aku yang terlalu cuek dan fokus dalam mengejar mimpi-mimpiku membuat aku tidak memperdulikan dalam urusan pasangan. Bahkan hingga kini aku belum pernah menjalin hubungan, katakanlah jomblo garis keras.

Sebelum aku sidang, sebenarnya aku sudah melamar pekerjaan di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang farm di Lampung. Sehari sebelum sidang aku mendapat email yang menginformasikan bahwa aku diterima di perusahaan itu dan aku bisa masuk bulan Juli. Kala itu aku rasa bebanku kembali lagi, aku sangat khawatir apabila sidangku tidak berhasil dan harus banyak revisi.

Sidang yang kujalani terasa berat, hingga aku tak sengaja mengatakan bahwa aku sudah diterima di perusahaan tersebut. Dosenku cukup terkejut, karena dilihat dari riwayat nilai dan prestasiku terkesan biasa saja, tidak ada yang istimewa dan informasi yang tak sengaja kuucapkan tadi membuat mereka memberiku nilai tambahan. Wisudaku dilangsungkan pada minggu kedua bulan Juni, bahagia tentu lekat denganku karena semua jerih payah orang tuaku dalam membiayaiku dan usahaku dapat terbayar tuntas dengan kelulusanku. Orang tuaku yang mendapat kabar aku mendapat pekerjaan bahkan sebelum resmi lulus dan juga mendapat nilai memuaskan tentu ucapan selamat mengalir untukku.

*****

Hari ini, Syarah harus pulang kerumah orang tuanya meninggalkan segala kenangan di kota yang Syarah tempati 4 tahun ini. Syarah pulang menaiki kereta berangkat pukul 6 sore diantar oleh empat serangkai. Dengan mereka, Syarah bisa terbuka dan berkeluh kesah tanpa terbatasi namun mereka belum bisa pulang karena memang belum menyelesaikan studi mereka.

Malam kemarinpun, mereka menghabiskan waktu bersama karena mungkin setelah ini mereka akan sulit untuk berkumpul bersama dan bersenang-senang.

“Jaga diri baik-baik, terima kasih banyak untuk kalian yang sudah menemani kehidupan perantauanku. Semoga kalian segera lulus dan menggapai mimpi kalian. Jangan lupa kontak aku, awas saja kalau nomerku kalian hapus atau blokir!” peringat Syarah pada mereka.

“Kamu juga, Sya, kalau sudah dapat yang pasti langsung diresmikan saja, kan sudah menuju mapan nih,” ucap Napik.

“Kalau nanti dompetku tipis bolehlah dibantu isi, kan udah mau jadi bos,” ucap Alfi yang dibalas jitakan di jidatnya oleh Syarah.

“Hati-hati, Lur, kalau susah jangan nyamperin. Sudah bosen dengar cerita keluahanmu itu, kalau kabar bahagia baru aku tanggapin,” ucap Rizki dengan wajah serius yang terasa dibuat-buat.

“Oke siap. Aku masuk dulu, kalian segera pulang saja sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Terima kasih sudah mengantarku,” pamit Syarah pada mereka.

Mereka pun melaju meninggalkan stasiun, Syarah segera beranjak memasuki stasiun.

*****

“Sya, ayo bangun, temenin ibuk ke Pasar. Anak perawan kok jam 6 belum bangun. Itu ayam di belakang rumah bisa putus pita suaranya kalau bangunin kamu,” ucap ibu Syarah menyambut pagi hari yang terang disinari mentari.

“Iya, Bu, namanya lagi ada tamu harus dimanfaatkan bangun siang," elak Syarah.

Setelah mencuci muka dan memakai jaket, Syarah mengambil motor untuk digunakan.

“Loh ngapain kamu naik motor, kan ibuk jadinya pergi sama bapak,” ucap ibu Syarah.

“Tadi Ibuk bilang mau ke Pasar denganku, kok malah sama bapak?” tanya Syarah sambil merengut kesal.

“Ibuk tadi sudah bilang, sepertinya kamu masih di kamar mandi. Sudah kamu bersih-bersih rumah saja. Ayo kita berangkat kalau kesiangan gak dapat yang ibuk pengen.” jawab ibu Syarah.

Syarah pun turun dan memasuki rumah. Syarah pikir lebih baik dia tadi tidak usah dibangunkan dan melanjutkan tidur namun sudah tak bisa karena matanya sudah segar. Mbak Raya dan keluarga sudah pulang sebelum Syarah sampai di rumah, katanya mas Aryo ada pekerjaan yang tidak dapat diwakilkan.

*****

Hari ini adalah hari ketiga Syarah tinggal di rumah. Keluarga Syarah berencana mengunjungi adiknya di Pondok Pesantren tempatnya menimba ilmu.

“Sya, sudah disiapkan semua barang-barang adekmu?” tanya ayah Syarah.

“Sudah Pak, sudah aku masukkan bagasi mobil juga. Jadi tinggal berangkat saja, rumah juga sudah aku cek terkunci semua,” ucap Syarah melapor pada Ayahnya.

“Baiklah, kita berangkat sekarang agar bisa disana lebih lama,” kata ayah Syarah.

Mereka berangkat pukul 5 pagi setelah semalam menyiapkan semua kebutuhan dan oleh-oleh untuk adiknya. Hari ini adalah tanggal merah jadi wali santri bisa mengunjungi putra-putrinya. Jadi disinilah Syarah berada sekarang bersama adik tersayangnya yang kini sudah tumbuh menjadi gadis muslimah yang cantik.

“Mbak, kemarin aku pengen sekali ikut hadir di wisudamu. Tapi bu Nyai tidak mengizinkanku, aku diminta bantu-bantu karena putranya datang dari Qairo. Malamnya juga ada pengajian dan aku sebagai penanggung jawab tidak bisa meninggalkan,” jelas adik Syarah dengan wajah sedih menjelaskan alasan tidak hadirnya dalam wisuda Syarah.

“Ibuk sudah cerita sama mbak, tidak apa-apa karena mbak juga tahu kalau Adek mbak yang paling cantik sedunia ini sibuk seperti pejabat,” ucap Syarah padanya yang dibalas cubitan di lengan.

Selain cantik, adik Syarah juga pandai dan berbakat jadilah dia banyak dikenal orang juga menjadi santri kesayangan Nyai yang dianggap seperti anak sendiri.

“Mbak tadi ibuk bilang kalau Mbak mau kerja di Lampung, itu benar, Mbak?” tanya Adik Syarah.

“Iya, bulan depan mbak sudah mulai kerja,” jawab Syarah.

“Yah ... pasti bakal lebih susah kalau mau ketemu sama Mbak,” keluh adik Syarah yang memang dia cukup dekat dengan Syarah.

“Mbak kan sudah besar jadi sudah punya tanggung jawab. Makanya kamu sekolah yang pinter biar seperti mbakmu setelah lulus langsung dapat pekerjaan,” kata ayah Syarah menasihati adik Syarah.

“Kamu jaga kesehatan ya Dek, nanti kalau kangen mbak kan bisa pinjam hp di pondok. Sekolah yang pinter, nanti kalo dapat juara mbak kasih hadiah," ucap Syarah.

“Iya sudah tau," ucap adik Syarah mulai merajuk.

Seharian mereka menjenguk adik Syarah, saat sore mereka memutuskan untuk pulang karena jarak ke rumah sekitar 5 jam. Setelah berpamitan yang dihiasi tangis adik Syarah yang sedih karena akan Syarah tinggal lagi. Akhirnya mereka pulang.

*****

“Nanti kalau sudah sampai kabarin bapak sama ibuk. Hati-hati di jalan," ucap ayah Syarah sambil memeluk Syarah.

“Ingat pesan ibuk, jangan lupa makan, istirahat jangan terlalu lelah,” kata ibu Syarah sambil memeluk dan mengusap kepala Syarah dengan sayang.

“Aku berangkat dulu ya, Pak, Buk. Jaga kesehatan, kalau ada apa-apa kabarin Syarah," ucap Syarah.

Setelah melambaikan tangan, Syarah meninggalkan mereka. Dalam hati, Syarah berdoa semoga kehidupannya berjalan baik tanpa ada hal buruk yang harus dilewati.

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak di komen dan berikan like sebagai bentuk dukungan pada karya pertama saya

Terpopuler

Comments

Ipti Rokhah

Ipti Rokhah

aminnn🤲🤲

2022-03-26

1

hitamanis

hitamanis

lampung mana tuh...

2021-12-09

1

Derby Rauwan

Derby Rauwan

aminnnn

2021-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Kelulusan
2 2. Malam Keakraban
3 3. Tentang Diriku
4 4. Pertemuan Pertama
5 5. Teman Baru
6 6. Menikahlah Denganku
7 7. Meminang
8 8. Penolakan
9 9. Air Mata Malam
10 10. Cinta Rizal
11 11. Pemaksaan
12 12. Melamar
13 13. Lamaran
14 14. Semakin Dekat
15 15. Hari Pernikahan
16 16. Malam Pertama
17 17. Tentang Danar
18 18. Doa Istri
19 19. Kisah Pandhu
20 20. Wanita Lain
21 21. Rapuh
22 22. Tergoda
23 23. Alasan sebenarnya
24 24. Bertemu
25 25. Cuek
26 26. Sakit
27 27. Salah Sangka
28 28. Tentang Syarah dan Danar
29 29. Bertemu lagi
30 30. Salah Paham
31 31. Kekecewaan
32 32. Pengalihan
33 33. Pengalihan 2
34 34. Egois
35 35. Kekecewaan
36 36. Amarah Suami
37 37. Tangis kesedihan
38 38. Penyesalan
39 39. Kepergian
40 40. Kepergian 2
41 41. Kesedihan
42 42. Pemulihan
43 43. Kenyamanan
44 44. Pacaran
45 45. Dinner romantis
46 46. Istri kecil
47 47. Malam yang Indah
48 48. Bulan Madu
49 49. Masih bulan madu
50 50. Berkuda
51 51. Berpetualang
52 52. Insecure
53 53. Terluka
54 54. Tak Tersentuh
55 55. Sebuah Foto
56 56. Jejak Masa Lalu
57 57. Menyadarkan yang tersesat
58 58. Sakitnya Syarah
59 59. Jangan tinggalkan aku, Syarah
60 60. Merajuknya Syarah
61 61. Saling mengungkapkan
62 62. Sebuah Misteri
63 63. Suami yang Posesif
64 June's Update
65 Dimabuk Cinta
66 Kontrak Kerjasama
67 Berkebun
68 Kisah sahabat
69 Selalu salah
70 Ibu, Syarah rindu
71 Kritik pedas
72 Ketagihan Pijat
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Hari Kelulusan
2
2. Malam Keakraban
3
3. Tentang Diriku
4
4. Pertemuan Pertama
5
5. Teman Baru
6
6. Menikahlah Denganku
7
7. Meminang
8
8. Penolakan
9
9. Air Mata Malam
10
10. Cinta Rizal
11
11. Pemaksaan
12
12. Melamar
13
13. Lamaran
14
14. Semakin Dekat
15
15. Hari Pernikahan
16
16. Malam Pertama
17
17. Tentang Danar
18
18. Doa Istri
19
19. Kisah Pandhu
20
20. Wanita Lain
21
21. Rapuh
22
22. Tergoda
23
23. Alasan sebenarnya
24
24. Bertemu
25
25. Cuek
26
26. Sakit
27
27. Salah Sangka
28
28. Tentang Syarah dan Danar
29
29. Bertemu lagi
30
30. Salah Paham
31
31. Kekecewaan
32
32. Pengalihan
33
33. Pengalihan 2
34
34. Egois
35
35. Kekecewaan
36
36. Amarah Suami
37
37. Tangis kesedihan
38
38. Penyesalan
39
39. Kepergian
40
40. Kepergian 2
41
41. Kesedihan
42
42. Pemulihan
43
43. Kenyamanan
44
44. Pacaran
45
45. Dinner romantis
46
46. Istri kecil
47
47. Malam yang Indah
48
48. Bulan Madu
49
49. Masih bulan madu
50
50. Berkuda
51
51. Berpetualang
52
52. Insecure
53
53. Terluka
54
54. Tak Tersentuh
55
55. Sebuah Foto
56
56. Jejak Masa Lalu
57
57. Menyadarkan yang tersesat
58
58. Sakitnya Syarah
59
59. Jangan tinggalkan aku, Syarah
60
60. Merajuknya Syarah
61
61. Saling mengungkapkan
62
62. Sebuah Misteri
63
63. Suami yang Posesif
64
June's Update
65
Dimabuk Cinta
66
Kontrak Kerjasama
67
Berkebun
68
Kisah sahabat
69
Selalu salah
70
Ibu, Syarah rindu
71
Kritik pedas
72
Ketagihan Pijat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!