Summer

Musim panas, berarti sudah liburan musim panas. Benar-benar hari yang sempurna untuk liburan. Ke pantai, misalnya.

Tapi, Taki mengerjakan semua pekerjaan rumahnya.

Hari yang sial, pikir Taki sambil menyapu halaman rumah yang besarnya minta ampun.

Setelah selesai, Taki melanjutkan dengan mencuci piring, dan lain-lain. Suruhan-suruhan selalu menggema di kediaman Kitaoji.

Tapi, Taki senang dengan hari ini karena kemarin.

"Liburan musim panas, kita liburan di villa yuk.", ajak Isao saat makan malam kemarin.

Semua perhatian tertuju ke Isao.

"Boleh tuh. Sudah lama sekali. Ayo..", sahut Tadashi, disahut anggukan dari Tadao.

"Taki-chan, kau mau ikut?", tanya Seiji. Taki mengangguk, menyetujui ajakannya.

Tak sabar, setelah mengerjakan pekerjaannya, Taki ke atas menuju kamarnya dan mengambil tasnya. Saat di ruang keluarga, Taki heran, saudara-saudaranya tak muncul juga.

Beberapa jam kemudian, belum muncul juga.

Merasa lapar, Taki ingin mengambil susu di kulkas. Taki mengambil susu di kulkas. Di pintu kulkas, terdapat kertas yang ditempelkan dengan magnet.

         Maaf ya. Kami berangkat pagi-pagi sekali. Karena terburu-buru, aku tak sempat membangunkanmu. Kalau mau, kau boleh menyusul kami di sekitar pegunungan Yasha.

^^^Salam hangat, Isao^^^

Taki hanya lesu saat membaca memo dari kakak-kakaknya.

Percuma mengajak kalau akhirnya ditinggalkan, batin Taki.

Ah, masa bodo kalau menyusul mereka. Kalau dipikir-pikir lagi, Taki bisa bebas melakukan apa saja. Tak ada yang menyuruh-nyuruhnya lagi, tak ada yang mengomelinya lagi. Ini hari terbaik bagi Taki. Rasanya, ingin jalan-jalan sampai malam. Taki menelepon Sakura.

"Moshi moshi...Sakura-chan, apa kau sibuk hari ini?"

"Ah, kau Taki. Aku senggang hari ini, malah bosan di rumah. Doushite?" balas Sakura yang ada di seberang sana.

"Jalan-jalan yuk. Mumpung saudaraku tak ada di rumah."

"Tumben sekali. Ke mana mereka?"

Taki menghela napasnya, "Mereka berlibur di salah satu villanya. Awalnya, kemarin mengajakku. Hari ini, mereka meninggalkanku. Bagaimana aku kesal? Malah disuruh menyusul ke sana."

"Memangnya, mereka menyuruhmu ke mana?", tanya Sakura heran.

"Ke pegunungan Yasha."

...***...

         Sakura menunggu di jam besar dekat stasiun karena menyetujui ajakan Taki. Karena kasihan dengan Taki tentunya. Beberapa menit kemudian, Taki datang dengan casual stylenya.

"Apa aku terlalu lama?", tanya Taki sambil merapikan rambutnya.

"Tidak juga. Ikou..aku ingin bersenang-senang kali ini", ajak Sakura.

Mereka benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik. Mereka menonton di bioskop, berbelanja, dan sekarang mereka makan di salah satu toko kue.

Taki dan Sakura tengah menikmati kue coklatnya, ditemani dengan teh manis.

"Jadi, apa rencanamu habis ini?", tanya Sakura.

Taki hanya terdiam sambil menyeruput tehnya.

"Tak tahu. Mana mungkin aku menyusul mereka? Lagipula, liburan musim panas ini membosankan. Banyak komik yang belum aku baca, dan anime yang banyak belum aku tonton."

Sakura menggeleng tak setuju dengan perkataan Taki, "Seharusnya kau menyusul mereka. Aku yakin, mereka sedang mengujimu lagi."

Taki menaikkan salah satu alisnya, bingung dengan pendapat sahabatnya. Benar juga ya. Siapa tahu kalau menyusul ke sana, mereka akan memujiku gitu, batin Taki senang sambil membayangkannya.

"Habiskan makananmu itu. Habis itu, temani aku ke supermarket. Ada yang harus kubeli."

         Sehabis menemani Sakura, Taki menuju ke mansion. Satu per satu menaiki tangga menuju kamarnya dan mengambil tasnya.

Saat menuju ke bawah, ruangan banyak maid dan butler. Taki yakin mereka tak akan mengijinkan Taki keluar untuk menyusul saudara-saudaranya malam-malam.

Ide terlintas di pikiran Taki. Satu-satunya jalan ya...lewat jendela kamar. Taki menuju ke kamarnya dan segera melompat dari jendela kamarnya.

Di bawah, Taki menggunakan sepeda dan menuju ke Yasha.

Waktu menunjukkan masih pukul 01.00. Kalau dihitung-hitung baru seperempat jalan karena tempatnya jauh. Tentu Taki masih mengayuh sepedanya dengan menambah kecepatannya.

"Kenapa ambil tempat liburannya jauh sih? Kesel", umpat Taki.

Beberapa jam kemudian, sampai di sekitar Yasha, tapi harus menanjak lagi. Taki menganga karena tanjakannya cukup curam. Tempat villanya masih dua kilometer lagi.

Tak peduli, Taki tetap melewatinya juga.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini?"

Taki menangkap suara orang.

Seorang kakek yang masih kelihatan muda dengan wajah galak. Taki menelan ludahnya perlahan.

"A..aku ingin ke tempat villa keluargaku. Dan a–"

"MALAM-MALAM BEGINI? KAU BODOH ATAU APA? YANG ADA KAU HANYA DISERANG AKA ONI!!"

(Aka Oni\= Setan merah)

Seumur hidup, baru kali ini Taki mendengar Aka Oni. Baginya, itu nama yang lucu. Taki ingin tertawa, tapi ditahan karena tidak sopan.

"Apa yang lucu?", tanya sang kakek sambil mengeluarkan perempatan merah di pelipisnya.

         Taki tak mementingkannya lalu lanjut menanjak.

Di perjalanan, Taki tertawa karena hal tadi. Ya tentu saja, mana ada hantu yang mau dijuluki seperti itu? Kalaupun ada, mereka bodoh.

Angin mulai kencang, menerpa rambut Taki dan suasana makin mencekam, tapi Taki tak peduli dengan itu. Sudah biasa.

Suara semak-semak terdengar. Taki menghentikan kayuhannya itu dan penasaran dengan yang tersembunyi di situ. Makin mendekat, suara makin terdengar. Dan saat mengetahuinya, Taki melihat seekor anak serigala yang tengah ketakutan, meringkuk kedinginan. Taki menggendongnya dan membawanya.

"Kasihan sekali kau. Aku akan membawamu ke tempat yang hangat", ucap Taki sambil mengelus pelan badannya. Otomatis serigala itu membuka matanya dan melihat Taki sambil tersenyum.

Suara sekumpulan babi mulai terdengar dan mata mereka terlihat merah. Taki berpikir mereka kerasukan seseorang dan mengincar anak serigala ini.

Ia menuju ke sepedanya, dan mengkayuh sepedanya dengan kecepatan penuh.

Banyak rintangan yang harus dilewati. Sampai matahari terbit dari ufuk Timur, Taki sampai di komplek villa yang ada di sana.

"Baguslah, para babi itu tak mengejar kita lagi."

Taki mencari villa kepunyaan Kitaoji. Ketemu. Villanya yang cukup besar daripada villa yang ada di sekitarnya dengan cat berwarna hijau.

Ia segera masuk ke sana dan terlihat sosok gadis manis di depan rumah tersebut.

"Sumimasen, apakah ini villa dari Kitaoji?" tanya Taki sambil menghampiri gadis itu.

Sang gadis tentu saja terkejut dengan Taki.

"Kau? Bisa melihatku?"

Taki tentu saja mengangguk.

"Kau siapa? Aku tak pernah melihatmu dengan mereka sebelumnya."

Taki memperkenalkan dirinya dan menceritakan semuanya. Tentang perubahannya secara tiba-tiba, saudara-saudaranya yang sering suruh-menyuruh padanya, hingga sekarang tentang dirinya yang menyusul dari Tokyo ke Pegunungan Yasha dengan sepeda.

"Wow, kau tangguh juga ya. Aku tak menyangka kau sanggup menghadapi mereka. Apalagi, ke sini naik sepeda dari Tokyo. Salut lho...", ucap sang gadis memukul lengan Taki cukup keras.

"Sebagai hantu, kau cukup kuat juga ya. Omong-omong, siapa namamu? Dan mengapa kau menjadi penunggu di sini?"

"Namaku Ame. Dan aku meninggal karena jatuh cinta", balas Ame sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal. Keheningan melanda.

Krik...

Krik...

Krik..

GUBRAKKK!!!

Seketika Taki jatuh dari tempat tidurnya, tapi dalam pikirannya.

"Apa? Bisa kau ulangi?" tanya Taki yang belum sadar dengan lamunannya.

"Aku meninggal karena jatuh cinta.", ulang Ame.

Taki tertawa terbahak-bahak. Lucu dengan perkataan Ame tadi.

Pintu villa terbuka dan seseorang yang membukakan pintu tadi juga terkejut dengan kehadiran Taki di sini.

"Kimi? Kau benar-benar menyusul kami ke sini?" tanya Satoshi kaget. Taki hanya mengangguk sambil nyengir kuda.

"Yaa...karena Isao menuliskan pesan untukku dan ya..kar–"

"Aree, dia benar-benar menyusul? Dan lihat kau, berantakan", ucap Tadao ikutan.

Taki baru menyadari dirinya berantakan dan begitu banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Dan...aku ke sini dengan sepeda.", tambah Taki menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Tentu saja Satoshi dan Tadao spechless dengan adiknya itu.

Anak serigala yang dibawa Taki keluar dari tasnya.

"Aku membawanya karena dikejar para babi yang kerasukan. Ya kau tahulah. Itu–"

"Kita lanjutkan di dalam."

         Di dalam saat Tadao dan Satoshi mengantar Taki ke ruang kumpul, semua kaget dengan kedatangan Taki.

"Taki-neechan, kau benar-benar datang? Yay...aku kira kau tak datang", teriak Kazuhiko sambil memeluk Taki. Taki meringis ketika Kazuhiko menyambarnya.

"Taki-neechan kenapa? Dan mengapa kau terluka? Apa kau diserang? Kau baik-baik saja?", tanya Kazuhiko bertubi-tubi. Taki membalasnya dengan senyuman. Tak lama kemudian, Isao datang dengan kotak P3Knya.

Taki menceritakan semuanya dalam perjalanannya kemari dengan Isao yang mengobati lukanya. Mereka semua menganga dan tak menyangka Taki melakukan hal yang menurut mereka gila.

"Ya begitulah", ucap Taki mengakhiri.

"*Sugoi*i...Taki-neechan keren. Makin sayang dengan Taki-neechan." binar Kazuhiko.

"Sebagai perempuan kau tangguh juga ya", puji Masami.

"Keren, bu...bukan berarti aku mengagumimu atau apa ya.", ucap Fumio dengan ketsundereannya.

"Tak sia-sia kau jadi adikku", ucap Seiji sambil mengedipkan sebelah matanya.

Sia-sia? Jadi, selama ini aku sia-sia begitu, batin Taki kesal.

Ya...tak buruk juga sih liburan dari musim panas ini. Walaupun masih dua hari. Tapi Taki yakin, liburan musim panasnya akan menyenangkan.

Terpopuler

Comments

Novit Novita

Novit Novita

itu beneran thor? masa cewe malem malem kayuh sepeda sih thor. hebat bgt cewenya. btw si taki umur berapa thor?

2021-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!