RE: God Creator
ARC 1 Other World
Yang depan mataku sekarang hanyalah muka seorang yang paling mengesalkan buatku. Hanya satu orang saja, hanya satu yang membuatku melewati semua ini hanya karena kesenangan sematanya.
Sudah puluhan orang yang dekat denganku menghilang dari hadapanku hanya untuk ‘mempermainkan’ diriku. Kuroshin, hanya satu raja dewa sialan yang membuatku muak bahkan dengan sekali pandangan saja.
Saatnya aku mengakhiri semua ini dengan kedua tanganku. Kekuatanku sudah setara dengannya. Semua ini kudapatkan dengan cara kasar bahkan aku harus mengakhiri hidup banyak orang yang bersalah. Tentu, aku tidak sama sepertinya, ini semua permohonan dari mereka semua untuk menyelesaikan Kuroshin melaluiku.
“Kuroshin!!!! Mati saja kau!!”
“Hahaha, anak kecil sepertimu ingin membunuhku? Masih butuh ratusan ribuan tahun lagi sebelum kau bisa melawanku. Mati saja dan hidup lebih lama lagi kau dalam penderitaan.”
Penderitaan ya? Kalau saja aku tidak mengalami kematian waktu itu karena perbuatanku yang bodoh, aku tidak harus mengalami semua ini. Semua itu dimulai karena aku ikut campur dengan masalah sorgawi di kehidupan pertamaku sebagai Lucifer.
Dimulai dari situlah kehidupanku mulai terarah yang salah. Ditambah lagi saat aku bertemu seorang dewa yaitu Shiniurga. Hanya karena Jurai mati dan tereinkarnasi, lalu melawan dewa dan menang, dewa lain akhirnya turun memberi tahuku hal itu.
Kenapa? Kenapa? KENAPA!? Sebenarnya kalau aku bisa, aku akan menyiksa Kuroshin terlebih dahulu sebelum membunuhnya untuk membalaskan dendam semua orang yang hilang dari paruhan hidupku. Namun aku tidak bisa menahan diri sejak dia adalah dewa yang sudah terlalu gila kuatnya.
“Sin… jangan kalah kami mohon, semuanya kami serahkan padamu….”
“Shin… Jurai… tenang saja, semua pengorbanan kalian tidak akan sia-sia. Istirahatlah dengan tenang. Aku akan menyusul kalian setelah semua ini selesai.”
Semua itu kembali kepada dulu, saat aku mati dan tereinkarnasi di Terra, di tubuh seorang manusia biasa, dan namaku adalah Guirusia Sin. Sejak itu aku hidup tanpa mengetahui masa laluku sebagai Lucifer, tetapi itu tidak bertahan lama sebelum kehidupanku mulai dilanda masalah yang bertubi-tubi lagi.
~~
Langit gelap dengan petir menyambar disetiap tempat. Aku melihat kelangit di mana naungannya tidak menentu. Pinggir kota ini sangat tidak enak ditempati. Aku yang hanya seorang pelajar SMA tanpa orangtua ditemukan dan dibesarkan dipanti asuhan. Kota yang berada di pinggir negaraku ini hanya ditempati oleh sedikit penduduk.
"Mulai lagi, pagi, pagi mau berangkat saja sudah hujan lebat begini, mana hanya ada sepeda untuk pergi kesekolah pula." aku bergumam.
"Mau bagaimana lagi, harus menerjang gelapnya dunia ini."
Aku menaiki sepedaku yang masih belum basah.
"Aku harus cepat, sekolah hampir dimulai. Semangat!" aku bersorak untuk diriku sendiri.
Aku mengayuh sepedaku dengan secepat mungkin melawan arus hujan.
"Hujan seperti ini tidak seberapa, sebentar lagi, ayo!" aku menyoraki diriku.
Perjalananku melewati jalan raya kecil tidak terhambat karena tidak ada mobil sama sekali dijalan raya ini, motorpun tidak ada. Kota kecil ini sangat terpencil, untung saja masih ada sekolah yang bisa kutempati untuk belajar.
Sebenarnya untuk pendidikan dan uang tidak perlu diragukan, karena...
"Sin-san cepat! Gerbang akan kututup dalam 5 detik, 5...4...3...2.." pak satpam menegurku.
"Tunggu pak!!" aku menyoraki.
Dengan cepat sekali aku mengayuh dan melewati gerbang yang hampir tertutup. Karena dengan kecepatan penuh dan jalan yang licin, aku mengosek di jalan dan hampir terjatuh.
"Wah bapak sialan, aku hampir jatuh gara-gara bapak membuatku terkejut tau?" aku sedikit marah.
"Siapa suruh selalu terlambat? Udah buruan masuk, nanti dapat omelan dari wali kelas baru tahu rasa." bapak satpam menasihatiku.
"Yaa pak, tolong jangan bilangin kalau hampir terlambat ya?" aku memohon.
"Jangan diulangi pokoknya, kalau diulangi akan kubicarakan ke wali kelasmu." pak satpam mengacamku.
"Hii, iya, iya." aku dengan takut memakirkan sepedaku dan berlari masuk kedalam sekolah.
Untung saja tidak ada orang yang ada di lobi, kalau ada pasti sudah diomeli. Aku langsung berlari kearah kelasku. Dari luar saja aku tahu pasti, wali kelasku belum datang, karena kegaduhannya.
"Yo!" dengan kasar aku membuka pintu mengagetkan semua temanku yang ada didalam.
"Sialan kau Sin-kun, mengagetkanku." ucap salah satu temanku.
"Biarlah, kalian juga ribut dari luar kedengaran tahu." ucapku kasar.
"Terserah kaulah Sin." ucap temanku yang tadi menyaut.
"Memanglah terserahku, Chris-kun." aku menjawab dengan tidak peduli kepada teman dekatku Chris.
Aku berjalan masuk dan menutup pintu yang kubuka dengan kasar tadi. Aku berjalan menuju tempat duduk disebelah Chris Jim.
"Kau selalu saja mandi ya? Nih handuk." Chris mengejekku sambil memberi handuk kecil.
"Mau bagaimana lagi? Di panti asuhan selalu kekurangan air, jadi aku mandi saja sewaktu hujan, air alami, ahahaha." balasku dengan candaan dan menggunakan handuk yang diberi Chris.
Sebagai anak yang tidak memiliki orang tua, sebenarnya aku cukup beruntung. Lagipula soal dana yang terbatas maka air kurang itu benar. Aku selalu kesulitan mandi karena air yang terbatas dan berebut dengan anak panti asuhan yang lain.
Aku sudah tau susahnya hidup, makanya aku bercanda dengan temanku untuk mengurangi beban yang ada. Bisa makan, minum, dan hidup saja termasuk anugrah yang luar biasa untukku.
"Sial, seharusnya aku tidak hujan-hujanan, sekarang pusing kan? Gimana coba, mana pelajaran udah mau mulai." aku menggersah.
"Mau bagaimana? Itu salahmu juga, aku sudah membantu membawakan handuk untuk mengeringkan dirimu." Chris menjawab.
"Nanti sajalah, pelajaran lebih penting." aku menjawab dengan nada tidak peduli.
Guru pelajaran pertama masuk setelah perwalian selesai. Baru saja pelajaran pertama dimulai 10 menit, pusing ini sudah memuncak.
"Bu, maafkan aku, bolehkah aku izin ke UKS untuk meminta obat? Saya pusing berat bu.." aku mengacungkan tanganku dan berbicara dengan lemah.
"Sin ya? Bolehlah, Jeanne-san tolong temani Sin ke UKS." ibu guru itu meminta teman perempuan disebelah kiriku yang bernama Jeanne Arc.
"Baiklah bu." Jeanne menyanggupi permintaan dari ibu guru itu.
Aku bangkit berdiri dengan pelan, dan berjalan keluar dari kelas. Jeanne yang berjalan disampingku, mengawasiku dengan sangat. Aku, Chris, dan Jeanne adalah teman baik sejak SMP jadi tidak heran kalau mereka selalu membantuku.
""Ohhhhhhh!!!"" teman-teman sekelasku menyoraki diriku dan Jeanne yang berjalan bersamaan.
Mereka menyoraki karena... ya mereka iri lah. Sesuai penjelasanku, aku dan Jeanne hanya teman dekat saja, bukan lebih. Walaupun Jeanne cantik, tetapi aku tidak pernah berpikir untuk menjadikannya pacar.
"Dasar kawanan goblin nafsuan." aku bergumam sedikit tanpa kusadari bahwa Jeanne mendengarkan ucapanku.
"Ahahaha, kau selalu lucu Sin-kun, tetapi sebaiknya kita cepat ke UKS, aku takut kalau kau jatuh sakit lebih lagi." Jeanne membalas dan dilanjutkan dengan nada khawatir.
"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku Jeanne-chan, aku baik-baik saja." aku menjawab pelan.
Kami berjalan keluar dari ruang kelas dan pergi ke UKS dengan berjalan pelan. Namun sialnya di tengah perjalanan ke UKS aku mengalami pusing yang sangat berat dan aku tersandung. Jeanne yang ada disampingku mencoba membantuku agar tidak jatuh, namun apa dayanya karena perbedaan berat tubuh kami berdua malah jatuh bersamaan.
"Itatatatataii, sialan penyakit ini, kenapa sampai harus jatuh sih? Sebentar ini apa?" aku yang masih terjatuh dan indera mataku tidak bekerja jelas, memegang sesuatu yang halus.
"Bodoh!!!" aku mendapat tamparan keras dari Jeanne, walaupun aku tidak tahu aku memegang apa.
Setelah pandanganku kembali jelas, aku melihat bahwa aku memegang pipi dari Jeanne dan wajahku didepan wajah Jeanne, bibir kami juga hampir bertemu, untung saja aku masih bisa menahan diriku.
Masih dalam posisi yang sama, tiba-tiba ada sorakan dari siswa kelas lain yang melihat kejadian ini dari jendela. Mungkin mereka mengamati kejadian ini karena suara Jeanne yang keras tadi.
Tanpa berpikir panjang aku langsung mencoba berdiri, namun alhasil nihil, yang ada aku jatuh pingsan dengan tubuh yang terbaring disamping Jeanne.
****************
Kesadaranku mulai kembali padaku. Aku masih merasa sedikit pusing, tetapi setidaknya lebih baik daripada yang tadi.
"Ughh, dimana aku?" aku sedikit bangun dan menegakkan badan. Masih saja kupusing maka kupegang kepalaku.
"Jangan bangun dulu, sebaiknya kau mengistirahatkan badanmu dulu Sin-kun. Kau berada di UKS sekarang." jawab seorang perempuan yang duduk di kursi pinggir kasur.
"Jeanne? Bagaimana aku bisa sampai kemari?" aku menidurkan badanku kembali dan menanyakan pertanyaanku Jeanne, perempuan itu.
"Aku yang menggendongmu sampai kemari." jawab Jeanne dengan nada khawatir.
"Hah? Aku tidak percaya, mana mungkin, apalagi dengan perbedaan berat badan." aku menjawab dengan tidak percaya.
"Ya mana mungkinlah. Aku tadi saja menyanggul tanganmu tidak kuat, apalagi menggendong." jawab Jeanne dengan sedikit tekanan.
"Ahaha, lalu siapa yang membawaku kemari kalau begitu?" aku menjawab perkataan Jeanne dengan tawa kering dilanjutkan pertanyaan.
"Tadi ada guru yang kebetulan lewat melihat Sin-kun sedang pingsan dan aku kebingungan, jadi dia membantuku membawamu kemari." jawab Jeanne dengan bosan.
"Begitukah? Untung saja bukan siswa, bisa ditertawakan nantinya." jawabku dengan nada takut.
"Ahahahaha, mungkin?" canda Jeanne.
Kami berbicang-bincang cukup lama. Setelah beberapa saat, pintu UKS terbuka dan menunjukan seseorang yang kukenal.
"Yo Sin-kun, tadi mandi sewaktu hujan, sekarang apa? Kudengar sebentar setelah kau keluar bersama Jeanne-chan, ada sorakan dari luar kelas." seorang bernama Chris yang menjengkelkan itu mengatakan seolah-olah aku selalu berbuat salah.
"Tidak ada apa-apa kok, hanya masalah kecil saja." aku menjawab dengan tenang.
"Yakin? Lihat Jeanne-chan tuh, pipinya memerah seperti tomat segar." kata Chris menggoda.
"Diam kau Chris-kun!!" jawab Jeanne dengan menyentak karena malu.
"Ah sudah, ini tidak perlu dilanjutkan lagi, itu juga terjadi saat aku sedang sakit jadi bukan sengaja atau keteledoran." aku menengahi pertengkaran kecil ini.
Tiba-tiba untuk kedua kalinya, pintu UKS terbuka dan menunjukan seorang perempuan muda yang menggunakan jas labotarium. Dialah dokter UKS ini.
"Ayo, yang lain keluar dulu, biarkan Sin-san istirahat dulu." kata dokter itu.
"Ah baiklah, aku tinggal dulu ya Sin-kun, nanti lagi." kata Chris.
"Istirahatlah dulu Sin-kun, aku akan kemari lagi nanti." kata Jeanne dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.
"Baiklah." aku membalas perkataan mereka.
Lalu Chris dan Jeanne meninggalkan ruang UKS. Karena masih jam 12 aku memutuskan untuk istirahat lagi. Walau sudah siang, masih saja diluar langitnya gelap dan hujan masih menghiasi langit. Karena bosan dan karena badanku sedang sakit, akhirnya aku tertidur kembali.
****************
Setelah beberapa saat aku kembali bangun dari tidurku. Aku melihat jam menunjukan pukul 4 sore, 1 jam setelah pulang sekolah. Aku tertidur sangat lama, bahkan aku mengira bahwa temanku sudah mencoba untuk membangunkanku. Aku bergegas pulang ke panti karena hari sudah sore, aku takut kalau kelamaan bisa hujan lagi.
Baru saja aku keluar dari pintu UKS, aku merasakan kegelapan yang sangat pekat. Bukan hanya kegelapan itu saja, aku juga merasakan kekuatan yang tak pernah aku ketahui sebelumnya. Kekuatan itu membuat aku tidak sadar. Aku terjatuh karena begitu besarnya kekuatan yang merasuki diriku. Karena kekuatan itu aku pingsan kedua kalinya untuk hari ini.
****************
Aku terbangun di suatu tempat yang gelap, tetapi yang pasti bukan terakhir kali aku pingsan. Aku melihat tempat yang sangat suram dan banyak barang berserakan. Juga ada bercak merah yang mungkin saja itu darah.
Aku melihat ke sekitar untuk memastikan dimana aku berada. Aku berada dalam keadaan terikat dengan kursi yang kududuki. Setelah melihat-lihat beberapa saat aku melihat cahaya yang sangat terang dan mendengar beberapa suara langkah kaki dari beberapa orang. Aku sempat berpikir kalau mereka menakutkan karena meninggalkan dan mengikat aku ditempat seperti ini.
Aku melihat orang-orang tersebut berjalan kearah aku tetapi rasanya mereka tidak menakutkan seperti yang kukira. Salah satu dari mereka memulai pembicaraan, seorang laki-laki.
"Kamu sudah bangun, bagus, kamu, lepaskan ikatan tali tersebut, siapa juga yang suruh mengikat dia." katanya kepadaku dan kepada orang yang mengikuti dia.
Satu orang dari orang tersebut melepas ikatan tali yang mengikatku.
"Bolehkah aku bertanya, kenapa aku bisa disini?" kataku pelan.
"Namaku Blake, aku ketua di sini, lengkapnya mari ikuti aku." orang itu menjawan dengan tersenyum.
Orang itu dan orang yang mengikuti dibelakangnya berjalan ke suatu tempat, dengan rasa penasaran aku mengikuti. Orang bernama Blake itu berjalan sampai disuatu tempat seperti kantor. Aku mulai berpikir kalau itu kantornya.
"Kalian semua keluar terlebih dahulu." perintahnya kepada orang yang tadi mengikutinya. Dengan segera mereka keluar mengikuti perintahnya.
"Kamu tadi bertanya, kamu pasti punya banyak pertanyaan." katanya.
"Ya, kenapa aku disini, apa alasanmu membawaku kemari, dimana-" kata-kataku terpotong karena ucapan darinya.
"Ok, ok, aku akan menjelaskan semuanya dari awal. Kami adalah orang-orang dari organisasi tertutup bernama 'Dark Society'. Pendiri dari organisasi ini adalah Carson, Carson Shadow, dan namaku adalah Blake, Blake Shadow, akulah anak serta penerusnya. Alasan kamu disini hanya satu, yaitu 'True False'."
"'True False', apa itu?" tanyaku.
"Hahaha, lucu sekali, jadi selama ini kamu tidak tahu. Kamulah pemilik 'True False'!"
"Pemilik? Aku masih belum mengerti." tanyaku kembali.
"'True False'... adalah sebuah kemampuan langka dan hanya satu. Kemampuan yang kamu miliki itu sangat dibutuhkan oleh kami, 'Dark Society'. 'True False' sendiri adalah inti dari cabang-cabang kemampuan lainnya. Aku tidak tahu banyak, tetapi kamu lebih mengertinya karena kamu pemiliknya." penjelasan darinya.
"Aku masih belum paham, tetapi apa alasanmu untuk aku membantumu? Kamu tahu bahwa aku belum tentu akan ikut organisasi ini."
"Hahaha." tawanya dengan licik.
"Jika kamu tahu alasannya kamu pasti sangat ingin mengetahuinya." katanya.
"Apapun alasannya aku tidak peduli!" dengan tegas aku berkata.
"Aku tahu latar belakangmu, tinggal di panti asuhan, tentang teman-temanmu, dan yang lainnya, termasuk alasan kenapa kamu tinggal di panti asuhan." katanya dengan licik.
"Cih, aku memang ingin mengetahui alasan kenapa aku hidup tinggal di panti asuhan, tetapi tetap aku tidak akan membantumu, bahkan aku belum mengenalmu dengan baik, aku tidak akan membantu orang yang tidak kukenal!" emosiku meluap.
"Ok, kalau kamu bilang begitu, kalau aku bilang orang tuamu masih hidup dan aku tahu dimana, bagaimana?"
"Ok, ok, aku akan membantumu tetapi jangan apa-apakan orangtuaku!" aku memohon dengan paksa.
"Ok, karena kamu sudah mengakui akan membantu maka dirimu akan dikenal sebagai Agent Souler, tetapi kamu butuh sebuah nama supaya kamu tidak dikenal oleh publik." katanya.
"Nama? Buat apa? Ya sudah, aku akan menerimanya." tanyaku, tetapi pasrah dengan keputusannya.
"Bagus, mulai hari ini namamu akan menjadi..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
Elozz Eins
Dapet rekomendasi dari @AojinSuzaku [Chara Slayer]
semoga dapat inspirasi baru
2023-08-10
0
labib Zack Lee Ramadhani
kurangnya cuma satu kata " aku " itu harusnya diganti dengan nama MC ,jadi baru puluhan kata di baca sudah bosan
2021-08-23
1
John Singgih
tawaran untuk bergabung dengan organisasi yang aneh
2021-07-02
0