Lucifer POV
Aku sedang menghadap seseorang yang tidak kuketahui, tetapi aku sok kenal, dialah Nevanya. Walau aku tak pernah tau dirinya, aku selalu berpikir kalau dia selalu dekat denganku.
“Aku sudah muak dengan tindakanmu Nevanya, sebaiknya kau singkirkan Undeadmu itu dan pergi dari kerajaanku.”
“Kau selalu saja sombong, itulah yang tidak kusuka darimu Lucifer, kau selalu saja menyebalkan.”
“Aku tidak peduli. Lagipula apa alasanmu kemari hah!?”
Apa pun alasannya, aku tahu niatnya sangatlah tidak baik. Coba pikir saja, dia datang dan mengerahkan pasukan kematiannya atas kerajaanku. Dengan motif apa pun, yang dia lakukan sudah salah dan mengancam kedamaian kerajaan yang kupimpin ini.
“Tentu saja membalas dendamku padamu. Tidak kah kau ingat keluargaku kau bunuh semua!? Kau begitu kejam!!”
“Aku tidak peduli, itu hukumanmu karena sudah memberontak pada diriku, padahal dulu aku sangat percaya padamu.”
“Kerajaanmu itu sangat berantakan, dan kau tidak ingin mendengar solusi dariku, kau sangat egois.”
Sebenarnya mungkin apa yang dikatakannya ada benarnya, tetapi aku benar-benar tidak tahu bagaimana Lucifer yang dulu bertindak. Namun kalau dipikir memang dirinya ada benarnya, sejak beberapa waktu lalu, tiga malaikat datang dan protes.
“Masa bodoh dengan itu, aku akan membuktikan bahwa kau salah.”
“Aku tidak ingin mendengar itu darimu, tutup mulutmu itu.”
“Terserah kau saja, pokoknya singkirkan undead-undead itu dan pergilah.”
“Tidak akan. <
Normal POV
Tiba-tiba muncul Undead yang melayang dan membawa sabit, seperti dewa kematian.
“Kau akan rasakan rasa sakitku Lucifer!! Shikijin, serang!!”
Undead bernama Shijikin itu maju melayang dengan cepat kearah Lucifer.
“Aku selalu tidak suka dengan undeadmu itu. <
Lucifer melancarkan serangan beratribut cahaya untuk menyerang Shikijin. Sayangnya serangannya meleset karena dihindari.
“Belum selesai! <
Dia melanjutkan serangan dengan menaruh sejumlah cermin di udara untuk memantulkan cahaya yang ditembakan tadi. Dalam jangka tersebut Shikijin yang masih berada di udara terserang Judgement Ray yang dipantulkan. Shijikin dalam sekejap langsung menjadi debu.
“Sihirmu selalu merepotkanku saja Lucifer. Namun bukan berarti aku akan menyerah. <
Sabit yang masih tersisa dari undead Shikijin terbang dan menebas leher Nevanya. Dalam beberapa detik, Nevanya dipenuhi oleh mana busuk dan mengubah dirinya menjadi Undead.
“Kalau begini sulit diajak bicara, tetapi aku tidak peduli, aku akan mengalahkan dirimu. <
Lucifer menggunakan sihir yang bisa mengubah mana di sekitar menjadi rusak dan tidak bisa dipakai. Terlihat simpel, tetapi untuk Undead, sihir ini sangatlah berbahaya karena hanya mengandalkan mana busuk dari luar tubuh.
“Uaaggghhhhhh!!!”
Nevanya yang telah menjadi undead kesakitan karena mananya menjadi tak bisa dipakai. Mana adalah sumber kehidupan, sedikit saja ada kesalahan bisa mengakibatkan hal fatal. Pembuluh darah Nevanya menjadi membesar karena mana yang rusak itu. Dalam sekejap Nevanya meledak menjadi pecahan daging.
“Aku tidak akan kalah darimu. Aku sudah menjadi sangat kuat, jangan harap kau menang dariku.”
“Apa yang kau katakan Lucifer, aku masih disini.”
Tanpa suatu peringatan, Nevanya tiba-tiba hidup kembali dan menusuk Lucifer dari belakang. Walaupun di status Lucifer luar biasa hebat, tetapi apa dayanya kalau ditusuk di jantung.
“Ba-bagaimana kau bisa hidup lagi? Aku tidak mengetahui itu.”
“Lucifer bodoh, kau kira aku hanya bisa sihir undead? Aku juga bisa sihir ilusi tahu? Kau terlalu lengah.”
“System Error. Set Back To Old Status.”
Tanpa diperingatan lebih jauh, status Lucifer dikembalikan ke yang dahulu sebelum dimaksimalkan.
“A-apa!? Ke-kenapa statusku kembali ke yang dulu.”
“Kau kira pedang ini pedang biasa? Pedang ini bernama Reverse Status God Sword. Jangan kira aku masih manusia biasa, aku juga dewa sepertimu Lucifer bodoh.”
Ternyata Nevanya sudah mempersiapkan semuanya dari awal. Lucifer terlalu lengah untuk menghindari serangan itu.
“Uaaghhhhh!!!”
“Ini lah akhir dari dirimu Lucifer. Aku akan merebut kerajaan ini darimu dan aku akan membunuh keluargamu juga.”
“Ti-tidak akan kubiarkan.”
Lucifer memuntahkan banyak darah lewat mulutnya.
“Si-sial, aku terlalu meremehkanmu sampai tidak tahu apa yang kau sudah rencanakan. Tapi aku masih belum selesai. <
Tiba-tiba tubuh Lucifer bersinar ungu dan putih. Lukanya perlahan memulih.
“A-apa!?”
“Kau juga lupa, diriku bukan hanya dewa, aku juga iblis.”
“Lalu apa hanya kau juga iblis tidak akan membuat perbedaan yang akan membuatmu menang.”
“Salah, lihat saja. <
Lucifer mengucapkan sepatah mantra yang belum pernah dipakainya. Dia hanya bisa mengandalkan seluruh memori yang tiba-tiba diingatnya dalam keadaan darurat.
Setelah mantra selesai di ucapkan, tiba-tiba ada raungan keras dari arah kota.
“Apa? Apa yang kau lakukan??”
“Hehehe, Demon Devour adalah sihir yang membuat jiwa iblis yang sudah mati membunuh siapa pun yang tidak disukainya, dan targetnya disini adalah undead yang kau kerahkan. Juga, kau….”
“Arghhhhh!!!”
Jiwa iblis yang terbesar muncul di belakang Nevanya yang selagi menusuk jantung Lucifer. Iblis ini adalah pemimpin iblis yang paling kuat.
“Aku mungkin meremehkanmu, tetapi soal urusan terdesak, aku masih lebih hebat darimu Nevanya.”
“Si-sial, sial, kau begitu menjengkelkan Lucifer!! Lihat saja, suatu saat kau akan mengalami kejatuhan yang akan membuatmu kapok.”
“Kutunggu, lagipula siapa juga yang akan mengganguku selain dirimu Nevanya.”
Lucifer berputar balik membelakangi Nevanya.
“Salam perpisahan dariku, aku tidak akan pernah melihat mukamu lagi.”
“Arghhhhh!!!”
Setelah berteriak dan meraung sangat keras, akhirnya Nevanya yang memberontak tidak ingin mati, meninggal juga.
“Argh, ternyata memakai tubuh mortal sakit juga. Padahal aku sudah memiliki tubuh immortal sebelumnya. Aku harus kembali ke istana cepat.”
Lucifer mengeluarkan dua pasang sayapnya dan terbang ke istana. Anehnya sepasang sayapnya berubah warna menjadi hitam kelam.
“Ini? Warna ini seharusnya tidak ada? Apa yang terjadi?”
Menghantam dirinya sendiri dengan banyak pertanyaan membuatnya semakin sakit.
“Ughh, sakit, sudahlah biarkan saja.”
Lastia POV
Sekejap aku tahu, tiba-tiba banyak iblis yang membantu membunuh undead yang ada di kota. Jumlah iblis yang ada tidak sebanding dengan jumlah undead, tetapi kekuatan pasukan iblis jauh lebih kuat daripada undead.
“Kenapa jadi banyak iblis seperti ini? Iblis inipun rasanya bukan mahluk hidup, hanya sebuah boneka yang dikendalikan.”
“Aku yakin kalau ini perbuatan raja. Yang bisa memanggil iblis-iblis ini hanya pemimpin iblis, dan raja adalah orangnya.”
“Benarkah? Aku justru tidak tahu identitas papa sendiri.”
“Mungkin karena Lastia terlalu banyak di istana, jadi tidak mendengar rumor-rumor yang beredar di seluruh kerajaan.”
Rumor ya? Aku tidak begitu suka rumor, tetapi terkadang sumber berita seperti itu bisa membantu kalau mengetahui. Apalagi papa, papa paling peduli soal informasi, jadi yang seperti ini pasti akan menjadi perhatiannya.
“Hmm, mungkin, karena aku juga tidak peduli selain melihatnya dengan mataku sendiri.”
“….”
“Lala? Ada apa? Kok tiba-tiba diam sendiri, ada masalah kah?”
“Aku tidak percaya… lihat saja ke belakangmu sendiri.”
“Hah?”
Aku melalukan sesuai yang diinginkan Lala.
“Pa-papa!?”
“Hmm, oh ya, aku lupa mengabari Lastia ya? Hmm, kenapa muka kalian pucat seperti melihat sesuatu yang menakutkan?”
“Hitam….”
“Huh? Apanya yang hitam?”
“Tubuh papa dipenuhi oleh kegelapan, juga sepasang sayap milik papa menjadi hitam kelam dan sebagian dari tubuh papa berubah warna seperti di tattoo.”
Apa yang terjadi kepada papa selagi menyelesaikan masalah ini!? Aku tahu jelas papa itu terkadang sembrono, tetapi papa cukup kuat untuk menangani semua orang yang ada di dunia ini. Lagipula kekuatan papa itu tidak terbatas. Apa ini efek samping sihir?
“Benarkah? Aku hanya sadar dengan sayapnya, kalau yang seperti seluruh tubuh aku tidak sadar.”
“Benar kok, mungkin nanti papa lihat diri sendiri di cermin.”
“Hmm, mungkin karena skill Demon Devour ya? Padahal aku hanya ingin memanggil iblis yang bisa membunuh semua undead disini.”
“Hah~ sebaiknya papa berhati-hati dengan semua skill milik papa. Karena seingatku setiap skill memiliki kekurangan yang sangat berbahaya, lain kali kalau tidak terpaksa jangan menggunakan skill yang berbahaya.”
“Hehehe, ya deh Lastia.”
Lucifer POV
Aku tidak sadar kalau tubuhku juga berwarna hitam kelam seperti sayapku. Kurasa aku benar-benar harus berhati-hati.
“Tidak, sebaiknya kau bersikap normal saja.”
Tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat berat dan mirip suaraku, hanya saja setiap kata yang dikatakannya sangat menakutkan. Setelah dia mengatakan satu kalimat itu, aku tiba di tempat yang sangat luas bahkan tidak terlihat ujungnya. Ruangan itu dipenuhi cahaya kegelapan.
“Di mana ini? Setahuku tadi aku bersama Lastia dan temannya.”
“Selamat datang diriku yang lain.”
“Siapa?”
Aku menengok kiri kanan, belakang depan, bahkan sampai atas bawah, tetapi yang bisa kulihat hanya kegelapan. Dengan kegelapan seperti ini, mana bisa aku mengetahui sebenarnya apa yang sedang terjadi?
“Kau memang tidak bisa melihatku karena kegelapan ini, kalau begitu aku akan membuat cahaya supaya terlihat.”
Tiba-tiba beberapa bola cahaya terang menyinari tempat ini. Walau tidak seberapa, tetapi cukup membantu.
“Kamu... naga iblis?”
“Tepat aku adalah naga iblis. Namaku Ryuuou Datenshi. Panggil saya Ryuu.”
“Baiklah Ryuu, katakanlah dimana aku sekarang? Perasaan aku sedang bersama anakku dan temannya.”
“Tepat, sekarang kamu sedang dibawah alam sadarmu yang paling dalam. Kalau dilihat dari luar, mungkin bisa dikatakan kamu melamun.”
Alam bawah sadar? Aku pernah melakukan riset akan hal ini sebelum pergi dari Terra, tetapi ujung-ujungnya tidak ada yang bisa mengetahui lebih dalam sejak metodenya hanyalah hipnosis. Tentu, hanya dengan hipnosis saja, mana mungkin bisa berhasil.
“Baiklah aku mengerti, lalu apa alasanmu aku bisa disini?”
“Hmm, apa ya? Hanya saja setelah kamu membangkitkanku, aku tidak ingin kesepian di sini.”
“Hah? Alasan tidak masuk akal apa itu? Juga apa maksudmu aku membangkitkanmu?”
“Pasti kau sadar dengan penampilanmu bukan? Sebagian tubuhmu menjadi berwarna hitam.”
Jujur aku tidak mempermasalhkan soal warna tubuhku berubah sebagian, tetapi aku ingin lebih tahu bagaimana dirinya, Ryuu, bisa sampai di sini. Terlalu banyak hal yang di luar nalar otak terkadang apa yang kuhadapi.
“Tentu, tetapi apa hubungannya?”
“Saat kau menggunakan skill Immortal Body saja, tidak ada masalah. Namun kau mencampur skill itu, dengan skill Demon Devour.”
“Aku sadar itu, namun seharusnya tidak kenapa-kenapa kan?”
“Pada kasus ini, begitu kedua skill ini dicampur, akan mengakibatkan tubuh penggunanya menjadi sarang iblis terkuat. Karena tubuhnya sudah menjadi immortal jadi tidak kenapa-kenapa.”
Ah… pantas saja, itu kenapa tiba-tiba Ryuuou muncul di dalam diriku, di alam bawah sadarku. Kalau begitu tidak ada yang aneh lagi.
“Jadi ini yang disebut efek sampingnya ya? Namun aku rasa tidak berbahaya tuh!”
“Sekarang iya, namun kalau kau tidak bisa mengontrol emosimu, ada kemungkinan aku mengambil alih tubuhmu. Sekarang mungkin aku sedang baik, tetapi bisa saja aku berubah menjadi sangat jahat yang membuatmu sangat tersiksa!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
John Singgih
wah kalo gitu bisa beserk mode ya kalau lepas kontrol
2021-07-16
0
AojinSuzaku [Chara Slayer]
Manggil karena ada sesuatu yang penting ❌
Manggil karena kesepian ✔
Awokwokwokwok
2020-12-26
1
AojinSuzaku [Chara Slayer]
hmmm untuk mendapat kekuatan undead yang lebih dia harus menjadi sama seperti undead ya
2020-12-21
1