Episode 3

Aku memasuki ruangan suamiku, terlihat pria berumur 20an, memiliki rambut lurus berwarna hitam, mata berwarna biru dan memiliki wajah yang bisa di bilang tampan sangat gagah dan berwibawa sedang duduk di meja kerjanya, aku baru percaya setelah melihatnya dengan mataku sendiri bahwa ternyata cerita orang yang mengalami time travel bertemu pria yang sangat tampan itu tidak semua bohong, bahkan aku yang dulu seorang artis sering bertemu dan berinteraksi dengan aktor tampan tidak pernah aku merasa tersihir dengan ketampanannya dan pria ini adalah suamiku

"Hahaha..haha apakah aku dapat jackpot!! gila apakah dia manusia? kenapa bisa tampan begitu..." batinku sambil yang masih terus menatapnya, saat aku masih fokus menatap wajahnya aku kaget karena mata kita bertemu dan itu menyadarkan ku bahwa sekarang bukan waktunya untuk mengagumi wajahnya itu

"Mulutmu bisa kering jika terus terbuka seperti itu" kata As yang menatapku tanpa ekspresi, seketika aku menutup mulutku dan jadi salah tingkah

"Duduklah" Kata As yang kemudian dia berdiri dari meja kerjanya ke kursi panjang yang ada diruangan itu

Aku mengikutinya duduk dengan sedikit gugup dan semakin gugup saat aku sudah duduk berhadapan dengan As yang tiba-tiba menatapku dengan diam dan tidak bisa kubaca apa maksud tatapannya itu. Tegangku sedikit berkurang saat pelayan membawakan teh untuk kita berdua

"Kenapa dia hanya menatapku dan tidak bicara apa-apa! aku jadi tidak tau harus bagaimana..." batin ku yang merasa semakin terbebani dengan tatapannya itu, karena di novel tidak banyak informasi mengenai As Philinore

Saat aku ingin meminum tehnya aku kaget karena tiba-tiba dia bicara

"Kamu..." kata As yang tiba-tiba tidak melanjutkan kata-katanya tapi masih menatapku dengan tatapan yang tidak bisa dibaca

"Yy...yaa??....Aa..aku??...kenapa?" jawabku jadi terbata-bata karena kaget bercampur gugup

"Kamu...sakit? kamu terlihat pucat" tanya As dengan ekspresi datar

"Hhmmm!!?....apa ini??...bukankah di novel As adalah pria dingin?? tapi sepertinya dia bukan pria dingin, melihat dia bertanya seperti itu padaku..." batinku yang sambil terus waspada terhadap sikapnya

"Ahh aku baik-baik saja" jawabku dengan senyum canggung

"Tidak, aku rasa kamu benar-benar sakit" kata As dengan tegas sambil minum tehnya dengan santai

"Hhmmmm..???" aku menatapnya dengan penuh tanda tanya berharap dia menjawab kebingunganku dengan kata-katanya barusan

"Melihatmu disini duduk di hadapanku, minum teh yang kusediakan dan bahkan mau berbicara kepadaku...sepertinya kamu sakit parah atau mungkinkah kamu sudah gila..." jawabnya dengan tenang menekankan kata "kamu sudah gila" sambil menatapku sekilas dan sedikit tersenyum tipis sampai tidak terlihat oleh orang lain tapi berbeda dengan ku, aku bisa melihatnya

"Ciiihhh.....dia bukan pria yang dingin tapi pria kurang ajar!!..." batinku sambil tersenyum kecut

Entah kenapa aku merasa tubuh ini menunjukkan reaksi dari perkataannya itu tanpa aku sadari aku menjadi terbawa dengan perasaan Aille yang asli

"Dari awal aku sudah gila karena mau menikahimu bahkan punya anak denganmu" jawabku reflek yang kemudian aku tersadar bahwa perkataanku sangat kasar, mungkin bisa membuat As tersinggung, saat ini aku meyakini apa yang aku pikirkan bahwa dugaanku tentang jiwa ku bisa terpengaruh dengan Aille yang asli itu benar, aku tidak bisa mengontrol emosi di tubuh ini, apa yang harus aku lakukan, jika aku seperti ini terus ini bisa berdampak ke Ankin

Kemudian aku melirik sekilas untuk melihat reaksi As, dan benar saja As saat ini menatapku dengan tatapan tajam tapi itu hanya beberapa detik yang kemudian memperlihatkan raut muka tenangnya sambil minum tehnya lagi, kelihatan sekali dia pandai menyimpan emosinya, yahh walaupun dia sedang berusaha menutupi ekspresi marahnya aku tetap bisa melihatnya, aku sudah sering berakting dengan berbagai situasi dan ekspresi bahkan aku akan sangat peka dan cepat tanggap dengan reaksi orang sekitar

"Huhh...dulu di dunia hiburan aku di juluki Ratu 3 detik, waktu aku tau julukan itu ku kira maksudnya tiga detik menatapku maka orang-orang akan jatuh cinta padaku...haha..ha aku sempat malu karena berpikir begitu tapi ternyata itu karena aku pandai menilai sesuatu dengan benar hanya dengan melihatnya dalam tiga detik" batinku

"Tarik kembali kata-kata mu barusan" tegas As sambil menatapku tanpa ekspresi

"Aku tarik kembali kata-kataku tadi!!" seketika aku berkata begitu karena paham situasinya sedang tidak memungkinkan untukku berdebat dengannya sekarang

"Kubilang tari....Aa..apa!!?" jawab As yang kaget dengan perkataanku barusan membuatnya bertanya-tanya, kali ini ekspresinya tidak dibuat-buat ini ekspresi kaget aslinya

Yahhh aku yakin As kaget dengan sikapku ini, yang biasanya pasti akan adu mulut saat bertemu dengannya tapi kali ini aku bisa di bilang sangat tenang dan tidak membuat keributan

"Eemm...kalau boleh tau kenapa memanggilku kesini" tanyaku dengan hati-hati mengalihkan pembicaraan

Saat ini As sedang menatapku tajam dia seperti sedang mencari-cari jawaban atas pertanyaannya tapi tidak dia dapatkan, aku pura-pura diam menikmati teh seperti orang bodoh

"Hanya karena ingin saja" jawabnya

"Aa..apaa??!" aku tidak menyangka bahwa As aka berkata seperti itu, sepertinya As akan mudah untuk di ajak kerja sama nantinya

"Baiklah, kamu boleh pergi" kata As datar

"Ahh..yaa" jawabku singkat, lalu aku pergi dari ruangan nya dan berjalan menuju kamarku di antar Asila, saat dijalan aku baru terpikirkan sesuatu

"Aku tidak tau bagaimana dunia ini berjalan, aku hanya tau dari novel pasti itu tidak semua hal di ceritakan di novel, karena fokus nya di Ankin, aku dapat sedikit informasi dari novel tentang sejarah disini, sepertinya aku harus ke perpustakaan" batinku

"Asila, tolong antar antar aku ke perpustakaan sekarang" kataku

"Baik, Nyonya" jawab Asila

Aku berjalan melewati koridor panjang sambil melihat-lihat sekitar

"Hmmm....ternyata perpustakaannya lumayan jauh dari kamarku, aku masih saja takjub dengan desain kuno indah dan mewah, ini seperti aku sedang syuting, memakai baju berat begini" batinku

"Silahkan masuk Nyona, ini perpustakaannya" kata Asila yang kemudian membuka pintu

"Uwahhh...gilaa!!!! Ini perpustakaan keluarga kan? bukan perpustakaan nasional?" kataku

"Ya nyonya, ini perpustakaan keluarga Philinore, perpustakaan ini tidak ada apa-apanya di banding perpustakaan milik keluarga kerajaan" jelas Asila

"Ohh begitu" jawabku sambil mengangguk dan berjalan melihat sekitar

"Kamu bisa pergi, aku akan lama disini" kataku kepada Asila

"Baik Nyonya, saya undur diri dulu" jawab Asila yang berlalu pergi meninggalkan ku di perpustakaan sendiri

Aku berkeliling mengitari rak buku terdekat dan mencari buku yang akan aku baca nanti, kemudian aku melihat satu buku yang menarik perhatianku, aku mengambil buku itu dan berjalan ke meja baca.

"Aku akan baca disini" gumamku sambil duduk dan membuka bukunya, aku mulai membaca bukunya.

Bersambung...

Hai reader, terimakasih sudah baca karya ini, author sangat mengharapkan saran kalian agar bisa lebih baik lagi. sekali lagi terimakasih😘😘🤗

~Salam dari Duchess May~

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

😂udah berasa terbang di kirain perhatian g taunya di jatuhkan krn dianggap gila😂

2024-03-29

0

namarez

namarez

/Good/

2024-03-07

0

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

Lanjut thorrrrr

2021-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!