Aku membuka mataku saat ku edarkan pandanganku ke penjuru ruangan yang berwarna putih sesekali aku meringis merasakan nyeri di bagian pelipis dan juga lengan tanganku.
“Awwhh” aku meringis ketika aku mencoba mengangkat sedikit lenganku.
beberapa saat kemudian seorang Dokter laki-laki muda memasuki kamar inapku dengan di belakang ada seorang perawat. Dokternya muda ganteng pula Astagfirullah... sempat-sempatnya khilaf beberapa kali hihihi.. untungnya aku mengenakan hijab instan yang mungkin ketika aku pingsan digantikan oleh perawat.
“Assalamu'alaikum” ucap Dokter tersebut
“Wa'alaikumussalam” jawabku
selamat malam. permisi ya Mbak saya mau cek keadaannya dulu, ucap Dokter tersebut sambil tersenyum akupun mengangguk.
“Alhamdulillah..” kondisi Nbaknya sudah cukup baik hanya saja mbaknya harus bersabar karena masa pemulihan pada lengan mbaknya yang tergelincir dan luka-luka ringan dan lainnya
“Saya sudah berikan resepnya biar cepat kering tapi saya sarankan masih harus dirawat sampai dua hari sudah cukup untuk memantau perkembangannya” ujar Dokter tersebut dan aku mengangguk.
“Harus banget ya Dok dirawat” tanyaku
“Iya setidaknya dua hari dan menunggu tes lab keluar apakah ada luka dalam atau tidak.”
Terus lengan saya bagaimana penyembuhannya bisa lama atau gimana?
“Kalau lengan insyaAllah sampai dua Mingguan kurang lebihnya tapi setelahnya jangan mengangkat yang berat-berat dulu” ujar Dokter tersebut bertatapan pintu kamar diketuk.
“Assalamu'alaikum!!” ujar beberapa orang dari luar sambil membuka pintu.
“Wa'alaikumussalam!!” jawabku aku dan Dokter bersamaan dengan melihat siapa yang masuk.
“Ya Allah Kak..kamu nggak apa-apa kan? apa yang luka? masih sakit? di mana yang sakit bilang bunda! Bunda khawatir banget tau nggak..” ucap Bunda panik sambil menangis dan mengecek keadaanmu. dari yang kulihat Dokter dan perawat serta Ayah dan juga Ana yang baru datang bersama dengan Ayah Bunda memperhatikan kami.
“Bundaa Kakak nggak kenapa-napa kok.”
ujarku Dan disambut tabokan Bunda di pahaku.
“Ck katanya khawatir tapi malah nabok.”
“Enggak kenapa-kenapa gimana luka-luka gini kok. mulai sekarang bunda nggak ngijinin kamu pakai motor lagi.”
“Yaahhh Bunda jangan doang ini tadi Elya cuma kurang hati-hati aja kok..”
“Nggak bisa ucap Bunda membantah” aku pun melirik Ayah. meminta pertolongan pada Ayah, Bunda abis nangis-nangis sadisnya keluar deh.
“Ayahh!!” rengeku.
”Ayah jangan belain Kakak..! awas aja.” sanggah Bunda cepet aku hanya bisa pasrah.
“Dokter Ardi.. bagaimana Dok apa kabar? ucap Dokter tadi kepada ayah dan bersalaman
“Alhamdulilah baik Dokter Kandra.. anda bertugas di sini rupanya? jawab Ayah antusias
“Alhamdulillah Dok. Iya saya bertugas di sini. ini berarti pasien Saya anak Dokter?” ucap Dokter tersebut yang ku ketahui bernama Kandra sejak menyimak pembicaraan ayah.
“Iya ini anak saya Elya, wah kebetulan sekali” ucap ayah
“Lhooo Ayah kenal sama Dokternya” tanya bunda
“Iyalah Dokter Kandra ini koasnya di rumah sakit ayah kerja Bun.. kebetulan anak bimbing Ayah waktu itu” jawab ayah
“Ouh gitu.. kebetulan banget dong oh iya gimana keadaan Elya Dok?” tanya Bunda
“Alhamdulillah keadaannya cukup baik. paling tidak dua hari harus dirawat agar lebih mudah mengecek perkembangannya dan menunggu hasil lab apakah ada luka dalam atau tidak.” jawab dokter tersebut .
“Kalau begitu saya permisi dan semoga El Ely?..” ucap Dokter itu mengingat namaku
“Elya dok” ucapku tersenyum kikuk
“Iya Elya semoga cepat sembuh,”
“Makasih Dokter Kandra.. sekali-kali main lah sama anggota Dokter yang lain sama residen juga mengenang masa-masa koas” ujar Ayah bercanda.
“InsyaAllah Dok kalau saya pulang ke Semarang saya usahakan. oh yah sampai lupa minta nomor lah barang kali bisa berbagi ilmu. ilmu saya masih kurang jadi bisa tanya lah sama pakar ahlinya maklum saya masih baru” ucap Dokter Kandra bercanda dan merendah sambil menyerahkan ponselnya.
“Bisa saja..” ucap Ayah bercanda
Aku menyimak percakapan ayah.
Dokter Kandra bisa dibilang mudah akrab juga. kenapa aku dulu nggak nurutin kemauan ayah saja ya agar menjadi Dokter seperti Dokter Kandra yang ramah ganteng baik pula eh MasyaAllah ini mah memang kemauan ku sendiri. dulu Ayah maksa banget tapi aku sendiri yang nggak mau karena memang ini pilihanku yang berkeinginan menjadi pegawai kantor. walaupun jika dulu aku sering diajak ke rumah sakit jika Ayah bekerja tapi entah kenapa aku tidak ingin menjadi pekerja kesehatan. bagaimana aku menjadi dokter sama jarum suntik aja setengah mati takutnya tapi Ayah akhirnya mengizinkanku untuk pilihanku karena Ayah berfikir tidak akan mengekang keinginan anak-anaknya namun bakat Ayah insyaAllah akan diturunkan adek ku Devano yang sangat antusias di bidang kesehatan seperti Ayah. aku kembali mengerjap
“Ya sudah saya permisi dulu Dok. marii” pamit Dokter Kandra kami pun mengangguk.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nur Upik Mania
dokter ganteng
2021-01-27
2
nizam dan teman teman Nizham dan aliya
Wahhh,,, ada dokter ganteng juga!!! Apa nnti bakal jadi saingan pak dosen kah???
2020-12-16
2
EL 20_09
maaf yah masih banyak typo
2020-12-16
1