Kantin kampus lumayan ramai. kami berdua tepatnya aku dan Ana memesan bakso sama mie ayam minum jeruk anget dan jus kueni. efek matkul yang bikin merem melek pas banget dikasih yang berkuah kuah wah wes segere poll guys. kami makan dalam diam
setelah kami makan kami bercerita banyak hal wes kaya mak-mak rumpi hehe. Ana membuka suaranya.
“Tumben Arif belum kesini” ucap Ana sambil menyedot jus kueni nya yang hampir habis lebih tepatnya habis sehingga menimbulkan suara seruputan yang orang lain menengok ke arahnya.
“Ih.. jorok kamu mah.. pesen lagi sana” ucap ku sedang kan Ana hanya nyengir kuda
“Sorry-sorry tapi udah kenyang aku” ucap Ana sambil ngelus perutnya.
“Ck..dasar” aku berdecak
Jangan heran dengan kami, ya beginilah karakter aneh kami, Ana yang pendiam dan lebih feminim, cerdas dan memiliki rupa yang cantik, namun dia tidak berhijab. aku tak masalah. menurutku selagi dia baik dengan ku tidak memberikan dampak negatif negatif dalam bersikap aku free aja. bukan berarti aku tak pernah menyinggungnya untuk berhijab, kenapa nggak berhijab? dan jawabannya belum siap aja. aku mengerti keadaannya memang Ana seorang mualaf. dan itu menjadi titik permasalahan di keluarganya lebih tepatnya sang Eyangnya yang seorang pendeta. namun Ana tetap meyakinkannya mengikuti agama sang Ayah yang asli keturunan Jawa. Ibunya sudah meninggal saat Ana kelas enam SD dan Adiknya yang masih umur tiga tahun. aku tak bisa menceritakan secara detail nya karena yang kutahu seperti itu. terbesit dari itu kata Ana alasan kapan berhijab nya dia masih dalam tahap belajar. Aku maklumi nya. ya menurutku hijrah bukan soal langsung mengubah diri 100% menjadi berubah total secara perlahan-lahan dalam belajar menyuruh menurutku lebih baik daripada hanya sementara karena masih ada keraguan. Iya aku juga begitu. meskipun juga masih banyak khilaf nya. meskipun aku tak berpakaian syar'i itu Aku berusaha menjadi muslim yang baik. aku dan Ana awal mula kami berteman saat awal masuk semester satu di kelas.
Jam menunjukkan pukul setengah sebelas, kami pun berniat kembali ke ruangan kelas karena masih ada mata kuliah di jam kedua kami beranjak dari kantin menuju kelas dengan Ana mengapit tangan kananku.
“Aku merasa seorang Putri deh yang dikawal seorang dayang-dayang” ucapku terkekeh hehehe .
“Iya Putri kodok” jawab Ana asal.
“Kamu berarti kecebong dong..” balasku ketawa hahaha .
“Eh enggak yah mana ada Putri kecebong cantik begini” jawab Ana tak terima.
“Haha nih yah Putrinya aja kodok lah berarti dayang-dayangnya kecebong” gurauku
Eh iya kodokkan lucu sih, ucap Ana dengan polosnya. kami pun tertawa di sepanjang karidor kampus. sesekali melihat tatapan heran mahasiswa yang berpapasan dengan kami.
“Eh.. pulang ini mampir ke Mall yuk.” ajak Ana.
“Aku lagi nggak bawa motor An, lagian juga sorenya kan aku kerja barangkali nggak cukup waktunya” ucapku
“Yeh..kan aku bawa mobil tenang aja terus juga cuma bentaran doang” balas Ana
“Kalau aku sih nggak ah. tahu sendiri aku lagi dalam mode singa lapar.. alias PMS. lagi pula aku sudah pengen rebahan banget nih” jawab ku
“Ya berarti kamu nggak ikut nih” tanya Ana. maaf ya next time oke.
***
Maaf gaje banget ini hehe... typo bertebaran dimana-mana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Umi Fathan
masih nyimak
2021-03-27
0
Nur Upik Mania
lanjut
2021-01-26
3
Rere
setelah ini
2021-01-14
1