"Apa yang salah.? Tentu saja ia menyukaimu."
Ucap sang bibi saat membantu Qin yan berdiri.
"Apa maksud bibi.?"
Qin yan memandangi bibi dengan bingung. Pandangan mata nya menunjukan kalau bibi sedang berusaha menguji nya. Bahkan ia tersenyum melihat Qin yan kebingungan.
"Kau masih kecil, tentu saja nanti kau akan mengerti." Bibi pergi dengan senyuman.
Qin yan hanya memegang dahi nya, tidak lama kemudian kepingan memori melintas di pikiran nya. Ingatan tentang keberadaan Qiu er bagi nya.
Saat itu, ia dan Qiu er hanya teman biasa. Karena ia sepenuh hati sangat menyukai Yiyin, namun keberadaan Qiu er membuat Qin yan jadi lebih bersemangat menghadapi kehidupan. Terutama di saat ia mendengar kalau Yiyin sudah menikah dengan pria lain, itu membuat hati nya hancur berkeping keping. Saat itu hanya Qiu er yang mau menyemangati nya, karna ibu dan adik nya sudah tidak ada.
Di saat umur 20 tahun, baru lah Qiu er mengungkapkan perasaan nya pada Qin yan. Di situlah Qin yang sadar, selama ini ia tidak menyadari kalau Qiu er menyukai nya diam diam di saat ia sangat tergila gila dengan Yiyin.
Namun terlambat bagi nya karena Qiu er telah pergi dan memasuki dunia yang tak bisa di masuki oleh orang seperti diri nya. Yang paling membuat nya sedih adalah ketika mendengar kalau Qiu er tewas di medan pertempuran. Hal itu membuat nya menderita dan tak ingin hidup lagi. Ia menyesal karena tak bisa memberikan Qiu er sebuah cinta.
Di kehidupan ini, Qin yan menggertakan gigi. Penyesalan nya di masa lalu akan di gantikan di kehidupan kali ini.
Dengan langkah tegas, ia pergi mengejar ibu Qiu er.
"Bibi, kemana Qiu er pergi.?"
Ibu Qiu er berbalik, melihat tatapan Qin yan yang sedikit berbeda membuat nya seperti kembali ke masa muda.
"Biasa nya Qiu er akan pergi berlatih di hutan."
"Makasih bi."
Qin yan dengan cepat meninggalkan toko.
"Haaaish.... Anak anak ini. Rasa nya aku ingin kembali ke masa lalu."
Ibu Qiu er menghela napas sambil menggeleng gelengkan kepala nya ketika melihat Qin yan mengejar putri nya.
"Apa yang membuatmu ingin kembali ke masa dulu." Pria paruh baya yang tampan mendekati ibu Qiu er. Membawa nya masuk kepelukan nya.
"Tampak nya anak kita sudah dewasa yah pa." Bibi tersenyum sambil mengelus dada suami nya.
"Hmm...?"
Suami nya ingin bertanya namun bibir bibi sudah menutupi nya, mereka saling berciuman. Lalu paman mengangkat nya dan membawa ke kamar. Keromantisan mereka membuat para karyawan yang bekerja jadi iri. Sebuah pasangan yang sangat serasi di mata mereka.
______
Booom.....
Tak tak tak...
"Hah hah hah....."
Seorang gadis cantik dengan rambut biru terang di ikat kebelakang, sedang berlatih melempar pisau dengan penuh emosi. Keringat yang bercucuran serta angin sepoi sepoi meniup poni nya membuat siapa pun akan salah tingkah jika melihat bidadari ini sedang berlatih.
Tapi karena alasan tertentu, mungkin karena emosi terlalu berlebihan atau kurang fokus. Pisau yang ia lempar dari tadi tidak pernah mengenai target. Sekeras apa pun ia berusaha melempar, selalu meleset.
Dan yang paling membuat nya kesal adalah bayangan Qin yan yang sedang tersenyum terus terusan muncul di kepala nya.
"ARRGH..... Qin yan..!"
'Bodoh.. bodoh.. dasar anak bodoh.'
Ia melempar pisau lagi, namun tetap saja meleset.
"AARRGH......"
Tidak ada satu pun pisau yang menancap di target. Dengan kekuatan nya saat ini ia langsung menghancurkan batu yang ada di samping nya menggunakan elemen angin.
Ia kembali fokus, menekan kegelisahan di hati nya lalu menyeka keringat di wajah.
Setelah itu ia melempar pisau terakhir nya, berharap kalau kali ini akan mengenai target. Tapi masih tetap saja melesat.
'Meleset lagi.'
Tiba tiba sebuah pisau berputar datang menyusul pisau milik nya. Jarak kedua pisau itu cukup dekat, hanya setengah meter. Dalam keadaan berputar, pisau itu tiba tiba berbelok sedikit lalu menabrak pisau milik Qiu er. Seketika pisau milik Qiu er mendarat tepat di target dan yang satu nya lagi mendarat di target yang lain.
'Apa.'
"Jika kau terus terusan emosi seperti itu, mana bisa pisau nya sampai ke target."
Sebuah suara familiar di belakang membuat nya tersadar dari rasa terkejut.
Dengan cepat ia berbalik, melihat Qin yan di bawah pohon sambil memegang dua pisau bersamaan di tangan nya.
Tanpa menunggu nya berbicara, Qin yan langsung melempar dua pisau tersebut ke arah Qiu er. Qiu er bahkan belum sepenuh nya pulih dari rasa terkejut, tapi sekarang sudah di serang dua pisau lagi. Namun kedua pisau itu hanya melewati nya, dan malah mengenai kedua target.
"..........😮"
"Yup! tepat sasaran." Qin yan berjalan meletakan makanan dan minuman yang ia beli di pasar tadi.
Melihat Qiu er yang masih terbengong di sana, ia tak bisa menahan tawa.
"Nona, jika kau tetap berdiri di situ maka burung akan melemparkanmu kotoran."
Belum lama ia berbicara, seekor burung pipit melewati Qiu er lalu meluncurkan kotoran di kepala nya. Hal itu membuat Qin yan tertawa terbahak bahak.
Tapi Qiu er tidak memperdulikan nya, malah bertanya dengan serius.
"Bagaimana kau melakukan nya.?"
Qin yan hanya meminum air yang ia bawa, lalu tersenyum pada nya.
"Jika kau meminta maka aku akan mengajarkan nya padamu."
Qiu er juga tersenyum, namun senyuman nya sedikit aneh.
Tiba tiba sebuah pisau melesat maju ke arah Qin yan.Ia langsung memiringkan kepala nya.
Tak.
"Qiu er kenapa kau menyerangku." Qin yan menatap nya dengan bingung, lalu mencabut pisau milik Qiu er yang tertancap di pohon.
Baru saja ia meletakan pisau nya, Qiu er sudah menerjang ke arah nya.
Bukh....
Kaki Qiu er tertimbun ke tanah, untung nya Qin yan sudah menjauh dari sana.
"Qiu er.... Apa yang terjadi padamu.?"
Senyum mempesona terlihat di wajah Qiu er, sambil berkata serius pada nya.
"Qin yan, jika kau seorang pria. Maka lawanlah aku sekarang."
'Sial, kenapa perasaanku tidak enak. Z coba kau selidiki kultivasi Qiu er.'
..."Baik tuan. Lawan terdeteksi....
...Nama: Shan Qiu er...
...Umur : 14 tahun...
...Rank: Putih level 9...
...Status: Cincin permata Surgawi...
...Atribut fisik: Fleksibel...
...Elemental: Angin, api, air, tanah"...
'Buset dah, dia sudah mencapai akhir tahap putih. Apakah dia ingin membunuhku.'
Dahi Qin yan berkeringat, awal nya ia memang sudah tahu kalau kultivasi Qiu er memang akan tinggi. Kira kira setara dengan Ye Xun er. Tapi siapa sangka kalau ia sudah setinggi ini.
Dari tadi Qiu er memperhatikan ekspresi Qin yan, melihat nya yang seperti itu ia merasa sedikit kecewa. Padahal ia berharap kalau ia bisa gelut dengan Qin yan secara langsung. Siapa sangka bahwa jawaban Qin yan benar benar membuat nya terkejut.
"Baiklah, jika kau menantangku seperti itu maka aku akan berusaha. Mari kita bertarung dengan serius."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Vanny Candra
up thor
2023-07-18
0
Gatot Suharyono
alur ceritanya membingungkan !
ngalor-ngidul !
2021-12-18
0
Anonymous
Alur ceritanya . . .ngacir ngidul !? Mana tang flash-back , mana yang sedang berlangsung !? Membingungkan !
2021-07-15
0