Karna tidak tahu harus kemana, Qin yan akhir nya terpaksa pergi ke tempat kerja nya dulu.
Rumah perdagangan pak Shan, di mana Qin yan bekerja di masa lalu. Ia adalah seorang pedagang yang menjual beberapa tanaman obat yang di impor dari kota lain. Di kehidupan dulu, Qin yan bekerja di sana sampai ia beranjak dewasa. Paman dan bibi juga sangat baik pada nya, di karena kan Qin yan bekerja dengan rajin dan penuh kejujuran. Mereka jadi suka dengan kepribadian nya.
Kebetulan juga Qiu er adalah anak dari mereka. Jadi selain berteman di akademi, mereka juga akrab di rumah.
"Tumben, hari ini terlmbat." Tanya salah satu karyawan dengan senyuman.
"Oh, maaf. Tadi ada sedikit masalah, jadi terlambat deh."
Qin yan dengan malu menggaruk garuk kepala nya.
"Qin yan...., Kau kah itu.? Mari bantu bibi angkat benda ini." Seorang bibi cantik sedang kesusahan mengangkat sebuah tong.
"Iyah bi."
Ia langsung bergegas ke arah bibi itu, terlihat kalau bibi itu sedang mengangkat tong sendirian.
"Mari bi, biar saya saja yang angkat." Qin yan dengan cepat membantu bibi itu.
"Loh, memang nya bisa angkat." Mengerutkan kening bibi bertanya.
"Bisa kok bi, bibi jangan khawatir."
Ia mulai mengangkat Tong itu.
"Hup...."
Namun di luar harapan nya, ternyata tong itu sangat berat. Ia tidak punya kekuatan apa pun, di tambah dengan luka yang di berikan Chen fei sekaligus luka bekas sambaran petir membuat nya jadi lemah.
"Jangan paksa jika kau tidak mampu Qin yan, sayangilah dirimu."
Dengan khawatir bibi memandangi wajah Qin yan yang memerah karena berat.
"Gak.... apa apa kok bi, aku bisa kok. Ukh.."
Luka Qin yan yang tadi mulai terbuka lagi.
"Qin yan... Sudahlah."
Bibi berusaha menghentikan nya namun Qin yan malah menggeleng gelengkan kepala nya dengan tegas. Seolah olah tidak medengar apa pun.
Melihat Qin yan yang berjalan tanpa memperdulikan nya, membuat ia jadi merasa kasihan. Ia juga menyesal telah meminta Qin yan tadi. Tapi melihat nya yang begitu semangat walau dalam keadaan kesakitan membuat nya sedikit terharu. Tampak nya ia harus menaikan gajian nya bulan ini.
Kebetulan di saat Qin yan berjalan, Qiu er juga lewat di hadapan nya. Semua karyawan memperhatikan kecantikannya, hanya Qin yan saja yang fokus pada pekerjaan nya sendiri.
Qiu er sendiri juga diam diam melirik Qin yan, bahkan ia tidak memperdulikan karyawan lain yang salah tingkah akibat kecantikan nya. Namun Qin yan benar benar tidak memperdulikan nya, keringat beserta wajah pucat memenuhi wajah nya. Tentu saja ia tahu betul kalau tubuh Qin yan di penuhi banyak luka.
"Qin yan, bukankah itu sangat berat. Kenapa tidak suruh karyawan lain saja yang mengangkat nya."
Semua para karyawan maju menawari diri dengan bersemangat, namun Qin yan hanya menggeleng gelengkan kepala sambil mengusap keringat nya.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri kok." Senyum ramah terlihat di wajah nya.
"Huh." Alis Qiu er terangkat.
Melihat wajah yang begitu ramah pada nya, ia sedikit kesal. Sebenar nya, ia tak pernah melihat ekspresi lain selain senyuman di wajah nya. Ia tahu betul karakter Qin yan, dia orang nya periang dan pantang menyerah. Hanya saja kayak nya ini terlalu berlebihan dalam pikiran nya.
"Kenapa.? Kau tak percaya padaku.? Ayolah aku dengan senang hati melakukan ini." Sebuah semangat berkobar di mata Qin yan.
Entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres dengan otak anak ini.
Hanya saja ia tidak tahu, kalau Qin yan sangat senang, tidak perduli betapa sakit luka di badan nya. Tidak pernah sekali pun sepadan dengan kembali nya ia di masa lalu. Bagi nya, bisa kembali melihat wajah yang di kenali nya merupakan rahmat yang datang hanya sekali dalam seumur hidup nya.
"Huh, mari kita lihat seberapa lama kau bertahan." Qiu er berbalik dengan kesal ke tempat duduk.
Bahkan ia melihat Qin yan malah tidak memperdulikan nya dan hanya melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Hanya saja, setiap gerakan selalu di sertai senyuman bahagia. Padahal jelas jelas ia melihat Qin yan patah hati tadi pagi. Karena di bentak oleh Yiyin di depan umum. Ia juga melihat kekecewaan yang dalam di mata nya, berharap bisa mengambil perhatian Qin yan dengan menghibur nya. Namun itu semua sia sia, ia tidak habis pikir.
Anak ini benar benar tidak tertarik dengan kecantikan nya, namun kenapa ia mati matian tertarik pada bocah ini. Mungkin karna ia melihat kalau Qin yan berbeda dengan orang lain. Lemah namun hati nya sangat kuat, ia tidak gampang menyerah dan selalu menghadapi kehidupan nya dengan senyuman. Setiap tetes keringat dan butir makanan, ia selalu mensyukuri nya.
Ibu Qiu er memperhatikan tingkah putri nya dari tadi yang selalu memperhatikan gerak gerik Qin yan. Melihat ekspresi Qiu er yang tampak kesal, ia hanya bisa tersenyum. Sejujur nya, ia tak pernah melihat putri nya menunjukan ekspresi lain selain tatapan dingin dan diam. Tapi ketika sudah bertemu dengan Qin yan, banyak sekali rasa di dalam wajah gadis itu. Mulai dari rasa cemburu, kesal, pamer, marah dan lain lain.
Namun, Qin yan juga seorang pria, pasti menyukai lawan jenis. Dan orang di sukai nya adalah Yiyin, Lin Yiyin. Sahabat nya dari kecil, orang yang selalu menyemangati nya ketika dalam kesusahan. Tidak mungkin lah ia akan menyukai orang lain. Walau pun kecantikan benar benar melebihi Yiyin sendiri.
Namun naas bagi nya, bahkan gadis di cintai sekarang berada di tangan pria lain. Dan ia tidak bisa melakukan apa apa.
Sial nya bagi laki laki itu.
Tapi, Qin yan yang sekarang bukanlah Qin yan yang dulu. Ribuan tahun menjalani kesusahan demi membelas dendam nya kini merubah nya menjadi lelaki yang lebih baik.
Entah sejak kapan pikiran tentang Yiyin sudah di hilangkan dari otak nya.
Qiu er yang terus memperhatikan semangat Qin yan yang terus bekerja tanpa henti, membuat nya sedikit terharu. Pria di depan nya ini selalu semangat menjalani kehidupan. Ia pun juga ikut tertular dengan semangat anak ini.
"Bagaimana.? Melelahkan bukan.?" Senyum sinis terlihat di wajah Qiu er.
Mendengar ejekan gadis itu Qin yan hanya menghela napas, meregangkan pinggang dan lengan nya.
"Lelah si lelah lah, tapi pekerjaan itu memang harus di kerjakan."
Ia menyeka keringat di wajah nya.
Qiu er kembali tersenyum.
"Kau ingat tugas yang di berikan bu guru, kita harus mengerjakan nanti malam."
".........."
"Qin yan, kau mendengarkanku.?"
"..........."
"Qin yan."
"..........."
Qin yan masih tetap tidak menjawab, ia masih terjebak dalam lamunan nya yang tidak di ketahui.
Braak....
"Qin yan, kau dengar aku tidak.?" Qiu er memukul meja dengan kesal.
"oh, yah.. ada apa.?" Terkejut dan gugub Qin yan menjawab.
"Tugas nanti malam, kau harus datang."
Qin yan bingung, tugas apa. Masih banyak hal yang harus ia lakukan sekarang.
"Anu, bisakah kita kerjakan tugas itu nanti.?" Qin yan bertanya dengan pelan.
"Nanti.?, Memang nya apa yang membuatmu sibuk.?" Alis Qiu er terangkat menatap nya.
"Soal nya aku harus bertemu Yiyin nanti malam."
Ekspresi Qiu er jadi berubah, wajah nya jadi gelap. Tangan nya terkepal dengan erat, untuk sesaat ia mengertakan gigi nya sendiri.
"Yiyin yiyin yiyin, apa kau terus memikirkan dia. Pergilah, pergilah kau temui dia. Untuk tugas, kau tak perlu pikirkan lagi."
Qiu er langsung memberikan tendangan pada perut Qin yan hingga ia terpental ke belakang dan mendarat di dinding.
"Ukh...."
Rasa sakit di tendang Qiu er benar menyakitkan, untuk sesaat Qin yan bahkan tidak mampu untuk berdiri.
"Apa yang salah dengan gadis itu.?" Gumam nya dengan bingung.
Sekarang Qiu er sudah pergi menjauh dan masuk keruangan lain.
"Apa yang salah.? Tentu saja ada yang salah dengan gadis itu, Dia menyukaimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Yuda Suastika
kok ada tugas bu guru thor,,maksudnya apa?
2024-07-04
0
Nino Ndut
ini gw bingung thor..kan ingatan mc g diapus y..harusnya mc bisa tau cara2 biar bisa kuat n ngerubah nasib..ditambah doi punya sistem Z..trus knp dia tetep jalanin hal yg sama lg sama yg dulu dia lakuin..
2024-01-27
0
Vanny Candra
mantap thor
2023-07-18
0