...Selamat Membaca📖...
...🎨🎨🎨...
"Lo belum jawab pertanyaan dari kita Mel, soal Gibran." ucap Putri
Mereka berempat sekarang berada di kantin. Caramel memilih untuk ikut makan di kantin dengan temanya, dari pada harus berada di-Uks. Badannya juga sudah merasa lebih enakkan dari sebelumnya.
"Lo lagi deket sama Gibran ya? tanya Jihan. "Kemaren kata Revan kalian pulang berdua juga?"
"Hah?" ucap Putri dan Naura bersama.
Caramel menghela nafas sebelum menjawab.
"Okey gue ceritain. Kemarin itu gue nggak sengaja ketemu sama Gibran, terus Gibran nganterin aku pulang karna sebentar lagi hujan." Caramel memberi jeda, "Kalo masalah yang tadi, emang gue sama Gibran dihukum karna terlambat. Terus gue pusing dan tiba-tiba pingsan."
Tak lama suasana kembali hening. Semuanya sibuk demgan makanannya masing-masing, hingga Caramel kembali memulai bicara.
"Ouh ya, Han. Gimana sekarang lo sama Revan?"
"Baik kok, malah nanti gue pulang bareng dia." jawab Jihan dengan sedikit girang.
"Hati-hati lo sama Revan, selain dia termasuk anggota geng Antraxs dia juga playboy juga lo." sindir Putri
"Tapi kalo cinta ya, gimana ya?" Naura memberi jeda. "Apapun akan di jalani, mau cowoknya playboy atau bahkan kasar sekalipun."
"Apaan si kalian, bukannya dukung gue juga." Jihan memutarkan bola matanya malas.
Bel pelajaran berbunyi. Semua siswa berhamburan dari kantin menuju kelasnya masing-masing.
Kini keempat gadis itu sudah berada di kelasnya, Mahesa ketua kelas Xll MIPA 2. Datang dengan memberi kabar bahwa semua guru sedang melaksanakan rapat.
"Mantap nih, mabar yuk."
"Asik jam kos lagi nih."
"Kekantin lagi aja."
"Sering-sering dong kaya gini."
Seketika surakan-surakan terdengar dari semua siswa di dalam kelas.
"Eh, tenang dulu dong. Ada tugas nih, dikumpulin hari ini juga." lanjut Mahesa, membuat semua siswa dikelas langsung berubah menjadi murung dan malas. Setelah mendengar ucapan Mahesa lagi.
Mahesa memberikan satu lembar kertas untuk satu meja atau untuk dua murid.
30 menit sudah mereka mengerjakan soal matematika. Caramel dan Jihan sudah selesai, disini Caramel memang jago dengan mata pelajaran matematika, jadi Jihan dengan santainya menconto milik Caramel.
"Tur, Gibran berantem sama anak kelas sebelas." ucap Farid, dengan nafas tidak teratur. Fatur dan Farid juga termasuk anggota Antraxs.
"Dimana?"
"Dibawah, ayo cepetan."
Sebagian murid dikelas, mengikuti Fatur dan Farid untuk menyaksikan perkelahian.
"Apa lagi sih tu anak." ucap Naura
"Kita liat aja yuk." ajak Putri
Didepan kelas Xl IPS 4 sudah dikelilingi murid, Caramel dan Naura menggusur murid yang menghalangi mereka. Hingga keempat gadis itu berada di paling depan.
"Maksud lo apa ya, ngehina geng kita?" ucap Gibran, yang sudah mencengkram kerah Farhan.
"Kenapa lo nggak suka?" Farhan mencoba melepaskan tangan Gibran dari kerah seragamnya.
"Iya, iya gue nggak suka dengan cara lo, yang ngehina dibelakang kita. Kalo berani lo ngomong sekarang!"
Seketika Farhan diam karna merasa takut. Caramel yang menjadi mantan wakil ketua osis tahun kemarin. Memberanikan diri untuk maju, menghentikan perkelahian ini.
"Lo mau kemana?" tanya Naura, memegang lengan Caramel.
"Gue mau ngehentiin ini semua."
"STOP!" teriak Caramel, membuat Gibran yang hendak memukul Farhan kembali, mengurungkan niatnya.
"Nggak usah ikut campur lo." ucap Gibran
"Ini sekolahan bukan tempat untuk perkelahian. Dan lo, lo itu kakak kelas, harusnya menjadi contoh yang baik buat adek kelas." tegas Caramel
"Berani banget si temen lo itu." ucap Jihan menyenggol lengan Putri.
"Gue nggak butuh pembelaan dari lo." Farhan berdiri. Tadi Ia terpental kebelakang hingga mendorong meja dibelakangnya, karna pukulan dari Gibran.
"DIEM LO!" bentak Bram
Gibran melangkah satu langkah kedepan, membuat Caramel refleks mundur. Gibran menatap Caramel dengan tatapan tajam.
"Lo ngapain disini?" ucapnya pelan
"Gue cuma mau lo jangan berantem lagi disini." Caramel meneguk salivannya sendiri. "Lo bisa nyelesain masalah lo diluar sekolah kan?"
Entah mengapa tatapan Caramel, membuat hati Gibran luluh. Namaun ekspresi wajahnya terliat biasa saja, masih datar.
"Keluar!" perintah Gibran kepada seluruh anggota Antraxs yang berada di dalam ruangan.
"Gib-" ucap Revan terpotong, karna tatapan tajam Gibran.
"Gimana si Gibran?" tanya Asep kepada Bram.
Gibran melangkahkan kakinya keluar dari kelas sebelas, diikuti anak buahnya.
Jihan, Putri dan Naura, menghampiri Caramel yang masih berdiri ditempat terakhir.
"Lo berani banget si?" tanya Jihan
...🎨🎨🎨...
Semua murid sudah bubar, kembali ke kelasnya masing-masing.
Caramel dan Naura juga sudah berada di dalam kelasnya. Naura duduk di kursi milik Jihan.
"Nanti anterin gue cari kado ya buat tante gue." ucap Naura
"Okey, nanti lo yang jemput gue tapi ya!"
Naura mengacungkan jempolnya, tandanya dia setuju. Tak lama Jihan dan Putri kembali dari kamar mandi.
"Pindah sana lo." ucap Jihan, mengangkat tubuh Naura.
"Bentar napa, sensi banget lo." Naura mengangkat bokongnya, kemudian pindah ketempat duduk miliknya.
"BodoAmat."
...🎨🎨🎨...
Anggota inti geng Antraxs sudah berkumpul dikelasnya Xll MIPA 5. Gibran duduk diatas meja, dengan kaki satu diangkat.
"Lo kenapa si Gib, semenjak lo pulang nganterin Caramel sifat lo jadi beda gini si?" tanya Rival, "Atau jangan-jangan lo udah diguna-guna ya sama tu cewek?"
"Maksud lo apa ya?" Gibran mencengram kerah milik Rival dan mendorongnya hingga tubuh Rival mengenai tembok.
"Udah Gib-" Bram berusaha melerai perkelahian ini.
"Kita ini solidaritas, jangan dianggap serius lah omongan Rival." ucap Asep
"Iya Gib, gue bercanda. Maafin gue."
Cowok dihadapan Gibran ini, sudah mulai kehabisan nafas. Karna cengkraman Gibran yang begitu erat.
"Gue maafin lo, karna gue udah nganggep lo sepeeti keluarga gue sendiri." Gibran melepaskan tangannya dari kerah seragam Rival.
...🎨🎨🎨...
Caramel sudah siap untuk menemani Naura mencari kado buat tantenya. Ia menggunakan switer berwarna pink dengan celana jeans putihnya, dengan sedikit bedak dan lipstik di wajah dan bibirnya.
Tak lama terdengar suara klakson mobil diluar rumah.
Caramel turun dan membuka pintu, Naura sudah menunggu didepan gerbang rumah.
"Kita kemana ni?" tanya Naura
Mereka sudah berada didalam taxi.
"Terserah lo aja, gue ma tinggal ikut." Caramel tersenyum tipis menatap Naura. "Kita ke toko kado aja."
"Boleh tu," Naura mikir sejenak. "Tapi lebih enak kita ke Mall aja gimana? sekalian cuci mata."
Naura memang orangnya sedikit lucu, dari ketiga teman Caramel. Setiap gabut di kelas, Naura lah yang selalu membuat mood menjadi baik lagi. Walau kadang lelucon yang dia berikan terasa sangat garing atau nggak jelas sama sekali.
"Boleh juga, udah lama gue nggak ke mall."
Bersambung....
...Makasih semuanya yang sudah membaca🥰...
...Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya:)...
...Salam sayang semuanya🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
sastra dendra
memori, anak sma itu paling seneng kalau jam kosong
2021-04-08
1
HIATUS
Like 💞 like 💞 like 💞
2021-03-20
1
Ade Yayuk
Hadir untuk menyimak
2021-02-15
1