16. Warteg

...Selamat Membaca📖...

...🎨🎨🎨...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Farhan salah satu murid SMA Pradipta, sedang berkumpul di caffe bersama beberapa anggota Vogas. Cowok itu sedang minum minuman soda, sedangkan Jordan dia mengisap vape.

"Akhir-akhir ini ketua geng Antraxs dikabarkan sedang dekat dengan seorang cewek." Farhan menggantungkan ucapannya, dia kembali meneguk minuman soda. "Beberapa kali gue liat Gibran jalan dengan Caramel."

"Caramel?" tanya Jordan

Farhan mengangguk. "Iya, cewek kelas dua belas MIPA dua."

Jordan tersenyum geli, sekarang dia sudah mempunyai rencana.

Dari beberapa hari lalu, Guntur sudah mengawasi Caramel dari kejauhan. Tentunya disuruh oleh Jordan.

Hingga Jordan berfikir, bahwa dia akan mengancam Gibran menggunakan cewek tersebut.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kini keempat sahabat itu sudah berada di parkiran motor.

Tak lama sekumpulan geng Antraxs datang dari arah belakang. Gibran berada di paling depan, dikuti anak buahnya dibelakang.

"Ayok," ucap Gibran saat sudah berada di samping Caramel. Caramel menoleh kearah kanan.

"Gibran," teriak Sandrina dari kejauhan, dia berlari menghampiri Gibran.

"Ayok pulang,"

"Lepas!" Gibran melepaskan tangan Sandrina yang tiba-tiba memeluk lengannya.

"Nggak,"

"Gue bilang lepas, ya lepas. Lu tuli ya?!"

"Sini sama aak Bram aja, kasian nih tangan nggak pernah ada yang gandeng." ucap Bram sambil tertawa. Diikuti tawaan dari anak Antraxs lainnya.

Sedangkan Naura, Putri dan Jihan hanya diam. Dia mencari aman saja, mereka tahu jika sudah berhubungan dengan Sandrina akan berujung sadis, apalagi disini juga ada anggota Antraxs. Caramel menatap Sandrina, yang sudah dulu menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Ayok,"

Gibran melepaskan tangan Sandrina dengan kasar, kemudian menarik tangan Caramel pergi menuju motor yang di parkiran.

"Gib, kok malah sama tu cewek si?!" Sandrina menunjuk Caramel dengan dagunya.

"Kenapa?" Gibran menghentikan langkahnya, memutarkan kepalanya mengarah ke Sandrina.

"Satu lagi, gue nggak suka lo nyakitin Caramel."

Caramel terdiam, terteguh melihat Gibran. Cowok dihadapannya benar-benar membelanya, seperti yang ada dipikirannya tadi. Ah sekarang Caramel menjadi salah tingkah.

Gibran kembali menarik tangan Caramel, meninggalkan Sandrina yang ada dibelakangnya. Diikuti Bram, Rival dan Asep.

"Gue anter ya," ucap Revan, dia berdiri di samping Jihan. Jihan tidak menoleh kearahnya, mungkin dia masih marah gara-gara tadi malam. Ya mereka tadi malam sempat berantem, biasa orang pacaran.

"Masih marah ya,"

"Pikir sendiri!"

"Kalo marah, mukanya makin jelek lo. Kaya monyet."

"Ih, dasar ya lo. Mulut buaya!" Jihan mencubit perut Revan dengan kuat.

"WOY VAN, DULUAN YA." teriak Asep, yang sudah mengendarai motornya, tepat di belakang Gibran.

Revan mengangkat tangannya.

"Coba senyum," Revan menyubit pipi Jihan dengan kedua tangannya. "Ah sakit."

Tidak munafik, Jihan sudah tidak tahan dengan sikap Revan. Akhirnya dia tersenyum, walau sedikit malu.

"Yah gitu dong, kan cantik." Revan memeluk Jihan. Jihan membalasnya dengan pelukan, dia tersenyum di bidang datar dada kekasihnya.

"Uhuk-uhuk." Putri dan Naura berpura-pura batuk. Mungkin memang benar jika ada yang mengatakan, bahwa seseorang sedang sedang jatuh cinta dunia terasa milik berdua. Dan sekarang iti di rasakan oleh Naura dan Putri, mereka seperti tidak dianggap sama sekali.

Jihan langsung melepas pelukan Revan.

"Gini ya, kalo udah jatuh cinta dunia serasa milik berdua." sindir Naura. Dia melipat tangannya di dada, memutar bola matanya malas.

"Ma-maaf,"

"Ya udah ah, gue mau pulang dulu."

"Lo mau ikut gue nggak?"

Jihan menoleh kearah Revan, sepertinya Revan sudah mengetahui apa yang ingin dibicarakan sama kekasihnya.

"Nggak, Jihan pulang sama gue."

"Ya udah, gue dulu ya. Ayo Na!"

"Awas tapi kalo lo nyakitin Jihan lagi, lo berurusan sama kita." tambah Naura

Revan mengangguk.

"Hati-hati ya," ucap Jihan

Sekolahan mulai sepi, tinggal beberapa motor saja. Mungkin motor anak osis.

"Jadi aku anter nggak, kalo nggak aku pulang."

"Jadilah, kalo nggak aku sama siapa?"

"Sama pak somat, tukang ojek di persimpangan."

"Ih, lo ngeselin banget si jadi pacar." Jihan memanyunkan bibirnya.

...🎨🎨🎨...

Sebelum mengantar Caramel pulang, Gibran bersama anggotanya mampir di warjok milik abah terlebih dahulu. Sebagai rutinitas pulang sekolah.

"Nggak pa-pa kan, kita kesini dulu?" tanya Gibran menoleh kebelakang. Mereka masih diatas motor.

"Iya," Caramel mengangguk. Sebenarnya dia cukup keberatan, apalagi sudah banyak anak laki-laki yang mungkin termasuk anggota Antraxs, mereka masih berpakaian seragam namun sudah berantakan. Satu lagi banyak cowok yang sedang mengisap rokok ataupun vape, Caramel anti dengan asap rokok. Namun jika dia menolak, dia juga tidak enak.

Caramel berjalan dibelakang Gibran. Mereka duduk bersebelahan, disalah satu kursi berwarna coklat.

"Kopi bah, satu!" ucap Bram

"Saya mie rebus pake telor, airnya dibanyakin ya."

"Yaelah lo, mie mulu, Sep. Usus lo makin keriting entar kaya rambut lo."

"Diem lo,"

Gibran melihat Caramel, yang dari tadi menutup hidungnya dengan tangan kanannya. "Kenapa lo?"

"Nggak-nggak pa-pa." jawab Caramel, berbohong.

Gibran menghela nafas, kemudian menyuruh Arik yang duduk di depannya untuk pergi menjauh. Ya Arik sedang mengisap sebatang rokok, cowok itu mengangguk.

"Lo mau makan?"

"Nggak usah, gue pingin pulang." ucapnya dengan sedikit ragu.

Gibran tak menjawab pertanyaannya, dengan cepat Caramel mengangkat suara lagi.

"Kalo lo masih mau disini, gue bisa naik angkot atau nggak pesen taxi kok." Caramel beranjak dari duduknya, dia menoleh kebelakang saat pergelangan tangannya dipegang oleh Gibran.

"Gue anterin," Gibran berdiri. "Gue duluan ya, kalo ada penyusup jangan lepasin dia!"

"Baik bos!" yang dimaksud penyusup adalah anggota geng Vogas. Biasanya Jordan akan menyuruh seseorang untuk memata-matain geng Antaraxs.

Saat Gibran sedang menggunakan helem, dia mendengar suara perut berbunyi. Tapi buka perutnya, melainkan perut Caramel. Cewek ini sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya, dia ingin buru-buru pulang.

Dasar cewek aneh, tadi ditawari makan nggak mau. Sekarang perutnya berbunyi. Gumannya dalam hati.

Gibran menghentikan motornya tepat didepan warteg, bukan karna Gibran pelit, namun dia memang lebih sering makan-makana dipinggir jalan. Rasanya tidak kalah jauh dengan di restaurant mahal.

"Ngapain kita kesini?"

Gibran membuka helemnya. "Turun!"

Caramel menuruti perintah Gibran. Ah, tidak tau apa orang sudah laper? gumannya dalam hati, Caramel bisa saja makan disini, tapi uangnya tinggal lima ribu, mana cukup.

"Nasi pake sayur sama ayam, dua." ucap Gibran kepada pemilik warteg.

Caramel duduk disebelah Gibran. Dirinya belum mengerti maksud dari Gibran, kalo saja cowok ini memesankannya juga. Terus dia disuruh bayar sendirikan, Caramel tidak punya uang.

"Kalo laper tu bilang," ucap Gibran menoleh ke Caramel.

"Tapi, aku nggak usah pake ayam deh kayaknya."

"Kenapa, lo nggak punya duit? tenang gue yang bayar."

"Enak aja, gue punya kok." walau cuma lima ribu. Sialnya dompet Caramel ketinggalan dirumah tadi.

"Ini mas, mbak." pemilik warteg memberikan dua piring yang berisi nasi, sayur dan ayam. Sesuai perintah Gibran tadi, tidak lupa dengan dua gelas es teh manis.

"Makasih mbak,"

Bersambung....

Terpopuler

Comments

sastra dendra

sastra dendra

bacanya sambil senyum, sumpak kayak kembali ke masa sma, ceritanya kayak kisah nyata.

2021-04-08

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like dan jejak lagi

2021-02-04

1

Diyah Kusno

Diyah Kusno

lanjuuuut

2021-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Caramel
2 2. Pulang
3 3. Terlambat
4 4. Hukuman
5 5. Perkelahian
6 6. Kedatangan Jenny
7 7. Kebahagiaan atau kehancuran
8 8. Nasi Goreng
9 9. Surat
10 10. Olahraga
11 11. Gudang
12 12. Pertolongan
13 13. Bad Mood
14 14. Taruhan
15 15. Mengantar Pulang
16 16. Warteg
17 17. Kerumah Jenny
18 18. Labrak
19 19. Gedung
20 20. Botol mineral
21 21. Truth and Dear
22 22. Chat dari-nya
23 23. Hujan
24 24. Jaket
25 25. Pertandingan
26 26. Rumah Rival
27 27. Nge-date yuk
28 28. Nge-date
29 29. Gibran Marah?
30 30. First Kiss
31 31. Surat dari Gibran
32 32. Rooftop
33 33. Makan bersama
34 34. Utusan Gibran
35 35. Marah?
36 36. Coklat hangat
37 37. Teror
38 38. Cemburu?
39 39. Masalah kecil
40 40. Kucing
41 41. Camping
42 42. Tersesat
43 43. Berangkat bersama
44 44. Perhatian kecil
45 45. Bulan dan Bintang
46 46. Bekal
47 47. Terkunci
48 48. Nyaman
49 49. Semua Nggak Akan Terjadi....
50 50. Bertamuu
51 51. Pengganggu
52 52. Teror Lagi
53 53. peringatan
54 54. Takut
55 55. Ruang dan Waktu
56 56. Kamu kemana?
57 57. Retak
58 58. Latihan
59 59. Dendam
60 60. Ulangan
61 61. Loker
62 62. Kedatangan Mona
63 63. Penjelasan
64 64. Maksud Mona?
65 65. Satee
66 66. Penegasan!
67 67. Serangan Mendadak
68 68. Sikap
69 69. Peluk
70 70. Disappointed
71 71. Baikan
72 72. Mogok
73 73. Perubahan
74 74. Desire
75 75. Kotak Makan.
76 76. Gibran dan Mona
77 77. Langkah Awal
78 78. Kecewa
79 79. Kalung Berbandul Angsa
80 80. Bianglala
81 81. Pasar Malam 2
82 82. Gedung Belakang Sekolah
83 83. Rumah Sakit
84 84. Flashback
85 85. Kembali Ke Sekolah
86 86. Permintaan Maaf
87 87. Keputusan Satria
88 88. Mantu Idaman
89 89. Kedatangan Kenzo
90 90. Aneh
91 91. Renggang
92 92. #1
93 93. Berbalikan
94 94. #2
95 95 . Belajar Berenang
96 96. #3
97 97. Berlibur Ke Pantai
98 98. Kabar mengejutkan
99 99. Perasaan Bersalah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
1. Caramel
2
2. Pulang
3
3. Terlambat
4
4. Hukuman
5
5. Perkelahian
6
6. Kedatangan Jenny
7
7. Kebahagiaan atau kehancuran
8
8. Nasi Goreng
9
9. Surat
10
10. Olahraga
11
11. Gudang
12
12. Pertolongan
13
13. Bad Mood
14
14. Taruhan
15
15. Mengantar Pulang
16
16. Warteg
17
17. Kerumah Jenny
18
18. Labrak
19
19. Gedung
20
20. Botol mineral
21
21. Truth and Dear
22
22. Chat dari-nya
23
23. Hujan
24
24. Jaket
25
25. Pertandingan
26
26. Rumah Rival
27
27. Nge-date yuk
28
28. Nge-date
29
29. Gibran Marah?
30
30. First Kiss
31
31. Surat dari Gibran
32
32. Rooftop
33
33. Makan bersama
34
34. Utusan Gibran
35
35. Marah?
36
36. Coklat hangat
37
37. Teror
38
38. Cemburu?
39
39. Masalah kecil
40
40. Kucing
41
41. Camping
42
42. Tersesat
43
43. Berangkat bersama
44
44. Perhatian kecil
45
45. Bulan dan Bintang
46
46. Bekal
47
47. Terkunci
48
48. Nyaman
49
49. Semua Nggak Akan Terjadi....
50
50. Bertamuu
51
51. Pengganggu
52
52. Teror Lagi
53
53. peringatan
54
54. Takut
55
55. Ruang dan Waktu
56
56. Kamu kemana?
57
57. Retak
58
58. Latihan
59
59. Dendam
60
60. Ulangan
61
61. Loker
62
62. Kedatangan Mona
63
63. Penjelasan
64
64. Maksud Mona?
65
65. Satee
66
66. Penegasan!
67
67. Serangan Mendadak
68
68. Sikap
69
69. Peluk
70
70. Disappointed
71
71. Baikan
72
72. Mogok
73
73. Perubahan
74
74. Desire
75
75. Kotak Makan.
76
76. Gibran dan Mona
77
77. Langkah Awal
78
78. Kecewa
79
79. Kalung Berbandul Angsa
80
80. Bianglala
81
81. Pasar Malam 2
82
82. Gedung Belakang Sekolah
83
83. Rumah Sakit
84
84. Flashback
85
85. Kembali Ke Sekolah
86
86. Permintaan Maaf
87
87. Keputusan Satria
88
88. Mantu Idaman
89
89. Kedatangan Kenzo
90
90. Aneh
91
91. Renggang
92
92. #1
93
93. Berbalikan
94
94. #2
95
95 . Belajar Berenang
96
96. #3
97
97. Berlibur Ke Pantai
98
98. Kabar mengejutkan
99
99. Perasaan Bersalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!