...Selamat Membaca📖...
"Gib," sekarang Roy bicara, setelah dari tadi dia diam.
Gibran menoleh kebelakang, Roy berdiri menatap Gibran tajam. Jenny menahan tangan Roy, dia tau pasti anak sulungnya tidak akan tinggal diam dengan perlakuan Gibran.
"Apa, gue udah nurutin permintaan lo buat kesini. Sekarang lo mau apa lagi, mau mukul gue?!"
"Jaga ya ucapan lo!" nada Roy meninggi.
Caramel langsung menarik tangan Gibran, sehingga cowok itu mundur satu langkah. Dia tidak mau terjadi keributan disini, ah dia sedikit menyesal karna telah iku Gibran. Apalagi suasana seperti ini, Caramel memutuskan untuk segera mengajak Gibran pergi, karna dia tidak mau terjadi perkelahian.
"Kita pulang aja ya," Gibran menoleh kebelakang. Dia mengangguk. "Tante aku sama Gibran pulang dulu ya,"
...🎨🎨🎨...
Sebelum mengantar Caramel pulang, Gibran mengajak untuk makan nasi goreng di dekat taman. Mereka berdua sudah duduk di kursi taman, taman kali ini cukup ramai mungkin karna suasananya yang sedang mendukung.
"Kasian lo nyokap lo tadi,"
"Gue nggak peduli, dia aja dulu nggak peduli sama gue."
"Maksud lo?"
"Dari kecil gue memang nggak pernah deket sama nyokap gue, dia lebih mentingin pekerjaannya dari pada keluarganya."
Caramel memilih untuk diam, dia takut salah bicara nantinya. Namun ada sedikit kasihan, melihat wajahnya yang lesu. Mungkin dia sedang banyak pikiran.
"Ini nasi goreng sepesial nya." ucap si penjual dengan memberikan nampan, berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas teh hangat.
"Makasih bang."
"Sama-sama neng."
Gibran merogoh ponsel-nya di saku celana. Ada satu pesan dari Revan, dia membuka room chat nya.
Revan
Gib, lo ke markas sekarang!
Geng Vogas nantangin kita lagi.
18:15
^^^Gibran^^^
^^^Tunggu gue, sebentar lagi gue kesitu.^^^
^^^18:16^^^
Gibran kembali menyimpan ponselnya kedalam saku celananya.
"Kita pulang sekarang ya."
"Tapi kan...sayang, belum habis."
"Mau lo bungkus?"
"Nggak,"
Gibran berdiri, kemudian meletakkan selembar uang seratus ribu dibawah piring. Dia menarik tangan Caramel menuju parkiran motornya, ah akhir-akhir ini dirinya sering sekali menarik tangan cewek ini secara tiba-tiba.
"Bang uangnya disini ya."
"Siap mas,"
"Mas ini kelebihan!"
"Berantem sama siapa ya mereka?"
Sesampainya didepan gerbang rumah, Carmel langsung turun, sedangkan Gibran dia langsung mengegas motornya dengan kencang. Perasaan Caramel menjadi tidak enak, dia takut Gibran kenapa-napa. Ah buat apa dia mikirin Gibran.
...🎨🎨🎨...
Pagi ini Caramel sedang menunggu angkutan umum di depan rumahnya. Kali ini Satria berangkat siang dan ayahnya sudah berangkat dari tadi pagi.
Tak lama ada bajai lewat tepat di depan rumahnya, tanpa berfikir panjang Caramel melambaikan tangannya. Bajai berhenti, Caramel langsung masuk kedalam.
Butuh waktu 15 sampai 20 menit untuk sampai di sekolahnya.
...🎨🎨🎨...
"Sial, curang banget Vogas mainnya kroyokan." Gibran menggebrak meja kayu.
Sekarang mereka sedang berada di warjok abah, ada beberapa orang yang tadi malam tidur disini. Mereka takut pulang, karna wajahnya babak belur. Nakal-nalak gini masih banyak anggota Antraxs yang takut sama orang tuanya.
"Kita harus balas dendam sama mereka." Ucap Revan
"Udah lah, lebih baik kita berangkat ke sekolah dulu. Dari pada kita kena semprot juga sama pak Ardi." timpal Asep
...🎨🎨🎨...
Sesampainya di sekolahan, mereka langsung menuju ke dalam kelas. Dalam perjalanan ke kelas, banyak murid yang memperhatikan mereka. Gibran dan Revan berada di paling depan, di ikuti Bram, Reval dan Asep dibelakangnya.
"Pasti habis berantem lagi."
"Ya ampun Reval makin ganteng ya kalo kaya gitu."
"Gibran juga."
Biasa mereka semua hanya bisa mengagumi, tanpa bisa memiliki. Jangan salah Reval disini juga banyak penggemarnya, bahkan hampir setiap hari ada seseorang yang mengirimkan surat di loker miliknya. Atau bahkan langsung Dm di instagram. Namun sayangnya Reval bukan tipikel cowok yang mudah tergoda oleh cewek, bukan seperti Asep yang selalu menggoda cewek.
"Pagi sekar." sapa Asep
Sekar salah satu murid kelas XII MIPA 5, sedang membaca buku tanpa menghiraukan panggilan Asep. Aduh di kacangin babang Asep.
"Kar, lo di cariin sama Bram tu." sambung Asep, dia sudah berdiri di depan meja milik Sekar. Sedangkan yang lainnya sudah berada di tempat duduknya masing-masing.
"Diem lo kampret!" ucap Bram. "Gue denger ya."
"Hehe, sorry Bram. Lagian lo kalo suka itu bilang kenapa si, diempet orang baru tau rasa lo." timpal Asep. Membuat wajah Bram mejadi marah, namum lebih tepatnya malu. Bagaimana pun Bram memang suka dengan Sekar dari dulu, namun setiap kali Bram mengajak Sekar buat jalan, Sekar selalu menolaknya. Ah jadi sedih, ngeliat Aak Bram.
"Bac-"
"Ba...mau ngomong apa kamu?" sentak bu Inces, guru yang paling menor di sekolah ini.
"Kasar tu bu, Bram ngomongnya."
"Udah-udah, kamu duduk dikursi kamu!"
...🎨🎨🎨...
Kantin adalah surga dunia bagi semua siswa, dimana terdapat makanan yang dapat membuat perut kenyang. Keempat sahabat itu sudah duduk di bangku kantin, mereka sedang menyantap mie ayam.
Brak!
Sandrina datang dengan tiba-tiba, kemudian menggebrak meja tempat Caramel makan, sehingga makanan diatas meja menjadi berantakan. Keempat sahabat itu menoleh kearah Sandrina dan sekarang mereka menjadi pusat perhatian di kantin.
"Gue udah peringatin sama lo ya, jangan pernah deketin Gibran lagi." Nada Sandrina meninggi.
"Emang lo siapanya Gibran ya?" Putri beranjak dari duduknya. Kemudian mendorong pundak Sandrina, hingga cewek itu terdorong kebelakang. Untungnya ada Liyodra yang menangkap Sandrina sehingga tidak jatuh.
"Eh lo nggak usah dorong-dorong dong." Liyodra, juga mendorong pundak Putri. Untung saja Putri bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Jihan merasa tidak terima, sahabatnya diperlakukan seperti itu. Dia menggebrak meja dengan keras.
"Lo nggak usah kasar ya sama sahabat gue!"
"Udah lah, Han. Nggak usah di ladenin." ucap Caramel, dia tau sekarang mereka menjadi pusat perhatian di kantin. Takutnya ada guru lewat atau murid yang mengadu dengan guru, bisa-bisa mereka berakhir diruang Bk, karna sudah membuat keributan.
"Udah Han, Put. Bener kata Caramel." sambung Naura.
Jihan kembali diduduk, sedangkan Putri masih berdiri.
"Gue ingetin ya lo sekali lagi sama, jangan deket-deket sama Gibran!"
"Ada apa sama gue?"
Gibran datang dari arah belakang Sandrina, bersama anggotanya. Sontak mereka berenam menoleh kearah belakang Sandrina.
"Gib...Gibran." Wajah Sandrina berubah menjadi ciut, beda dengan yang tadi. "Kamu ngapain disini?"
"Jawab pertanyaan gue, bukan dengan jawaban!"
"Hemm," Sandrina masih mikir. Kenapa Liyodra tidak membantunya bicara sih, dasar punya anak buah tidak berguna. Gumannya dalam hati.
"Lebih baik kalian pergi deh, nggak usah ribut disini. Kita mau makan." ucap Caramel
Tanpa berfikir panjang, Sandrina pergi meninggalkan tempat ini disusul oleh Liyodra.
Gibran melirikkan matanya menatap Caramel sebelum Ia beranjak pergi. Caramel juga melirikkan matanya, tanpa harus berkata.
"Lo ada masalah lagi sama si mawar?" ucap Naura
"Mawar?"
"Iya, dia cantik tapi menyakitkan."
"Hahah," Putri tertawa keras. "Ada-ada aja lo, tapi bener juga lo."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir thor, pria idola
2021-04-06
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan hadir..😘
like..like..like..
mampir yuk
2021-02-12
1
Mega
udah like 18 ya..semangat
2021-01-20
1