Malam itu, Evelyn duduk di tepi sebuah tempat tidur yang terbilang cukup besar.
Mata gadis itu menelusuri setiap sudut ruangan yang terlihat asing baginya.
Ruangan itu didominasi dengan dinding bercat hitam dan abu-abu, menambah kesan dingin dan suasana yang mencekam. Gadis itu masih mengenakan gaun pengantinnya yang menjuntai di lantai.
Ya, Evelyn baru saja menikah tadi sore dengan pemuda yang akan menolong membangkitkan perusahaan Daddy-nya.
Ini adalah pernikahan terburuk bagi Evelyn, sejak kecil dia sudah mengharapkan menikah dengan pria yang dicintainya dan mengadakan pesta pernikahan yang meriah, layaknya seorang putri.
Tapi sekarang, lihatlah, semua berbeda jauh dengan harapannya. Tidak ada pesta sama sekali, pernikahan yang hanya diadakan di sebuah gedung suci, dan juga hanya dihadiri beberapa orang saja.
Sungguh menyedihkan, bahkan sampai sekarang gadis itu masih belum tau siapa nama suaminya.
Jelas saja, suaminya sama sekali belum pernah memperkenalkan dirinya. Dan saat upacara pemberkatan pun, gadis itu tidak mendengar nama suaminya disebut oleh pendeta. Gadis itu terlalu kalut dalam emosi jiwanya yang membludak, sehingga tidak mendengar saat pendeta melantunkan janji suci untuk mereka iyakan.
Dia masih belum percaya akan menikah secepat ini, dan setelah mengetahui bagaimana sifat asli suaminya, membuat kondisi mental gadis itu semakin tertekan.
Apa yang akan terjadi setelah ini, Evelyn tidak tau, rasa penyesalan, takut dan cemas bercampur dalam jiwa gadis itu.
Di tengah kekalutannya, terdengar suara pintu kamar itu dibuka. Sesosok lelaki jangkung berjalan dengan gagah ke arahnya. Pria itu masih mengenakan setelan tuxedonya dan sepatu kulit yang masih nampak mengkilat.
Rambut pria itu terlihat acak-acakan, sehingga menambah ketampanan pria itu. Evelyn memperhatikan cara berjalan pria itu layaknya adegan slowmotion dengan cahaya putih yang mengelilingi tubuh jangkung pria itu. Layaknya seorang malaikat tampan datang menghampirinya, sampai membuat Evelyn terpesona dibuatnya.
"Benarkah ini suamiku?" gumam Evelyn dalam hati.
Akibat terlalu larut dalam lamunannya, Evelyn tidak menyadari jika suaminya telah berdiri di hadapannya.
"Hei kau." bentak Aaron setelah dua kali memanggil-manggil gadis itu. Gadis itu masih tenggelam dalam pesona pria itu, akhirnya pria itu menekan kening Evelyn dengan kuat.
"Aduh.." pekik Evelyn.
Saat itu juga dia, pria itu telah berdiri menjulang tinggi di hadapannya.
"Tu..tuan.." cicit Evelyn yang merasa ketakutan akibat tatapan tajam pria itu.
"Keluar dari sini! Beraninya kau memasuki kamarku tanpa seizinku." bentak Aaron.
"Ma..maaf Tuan...?"
"Kubilang keluar, anak seorang pembunuh tidak pantas memasuki kamarku!" ucap Aaron dengan lantang.
"Apa maksud Tuan, siapa anak pembunuh?" Evelyn kebingungan, menatap pria itu meminta penjelasan.
Aaron tersenyum menyeringai, "Tentu saja kau bodoh! Oh aku lupa mengatakannya kepadamu." pria itu menangkup dagu Evelyn, mencengkeramnya dengan kuat.
"Kau pikir aku menikahimu hanya untuk menjadikanmu sebuah jaminan? Kau salah besar Nona Mashenka!!
Aku menikahimu agar aku lebih leluasa untuk membalaskan dendamku kepada ayah bejatmu itu."
Pria itu berucap dengan emosi yang tertahan, menatap gadis itu seolah ingin meremukkan tubuh mungil itu. "Asal kau tau saja, semua musibah yang terjadi dalam hidupmu, itu semua tidak luput dari perbuatanku. Ayahmu yang dipenjara, sampai perusahaanmu yang bangkrut dan sekarang kau menikah denganku, itu semua terjadi berkat diriku. Ini hanya skenario buatanku Nona, jadi kau tidak akan bisa melarikan diri dariku! Ingat itu!" Aaron menghempaskan wajah Evelyn dengan kasar, sehingga membuat gadis itu tersungkur di tempat tidur.
Gadis itu tertegun setelah mendengar ungkapan dari pria itu, tidak tau harus mengatakan apa-apa lagi. Dirinya masih mencoba untuk memahami perkataan pria itu baru saja.
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Susan Susanah
alah bentar lagi jga bucin,,,
2023-01-28
0
Yuni Hayati
mulai kejam deh
2021-08-12
1
Evi
Sabtu evelyn
2021-07-26
1