Trauma

"Tu..tuan.." cicit Evelyn ketika berbalik dia sudah mendapati Aaron berdiri di hadapannya. Aaron menatapnya dengan sorot mata tajam, seakan ingin mencabik-cabik tubuh mungil itu.

"Bawa dia." suara baritonnya memerintah kepada para pengawal yang juga berbaris rapi di belakang pria itu. Aaron melenggang pergi dari hadapan Evelyn begitu saja.

Dua orang pria bertubuh besar mendekati Evelyn, memegang kedua lengannya. Evelyn terkesiap ketika kedua pria itu menarik lengannya.

"Mari Nona."

Evelyn menolak, dia berusaha melepaskan cengkraman dari kedua pria bertubuh tegap itu.

"Tidak, aku masih ingin kembali ke rumah sakit, aku belum pamit kepada Momnyku!"

"Jangan persulit kami Nona, atau Tuan Aaron akan berbuat kasar." ujar salah satu pengawal itu dingin.

"Tapi Mommy-ku menungguku, setidaknya biarkan aku pamit kepada Mommy."

Evelyn sungguh tidak menyangka bahwa Aaron akan menemukannya di sini, padahal dia sudah mengelabui Remar agar tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya ada di sini.

"Keputusan ada di tangan Tuan Aaron Nona." Kedua pria itu sedikit menyeret tubuh Evelyn karena Evelyn masih menolak. Mereka sampai di sebuah mobil mewah dan Evelyn yakin bahwa Aaron ada di dalamnya.

Setelah Evelyn masuk ke dalam mobil, rasanya hawa di dalam mobil terasa dingin. Evelyn melirik Aaron yang duduk tenang di sampingnya, raut wajah pria itu sangat menyeramkan membuat Evelyn yang tadinya ingin memohon untuk kembali ke rumah sakit, diurungkannya.

Sepanjang perjalanan keheningan meliputi di dalam mobil itu.

Evelyn merasa perjalanan kali ini sangat lama, ingin sekali Evelyn cepat-cepat sampai dan keluar dari suasana yang mencekam ini.

Setelah beberapa saat, akhirnya mobil yang mereka naiki sampai di halaman mansion Aaron. Evelyn terkesiap saat kedua pengawal yang menyeretnya tadi datang menghampirnya dan memegang kedua lengannya.

"Lepaskan, kenapa kalian memegangku?!"

Evelyn memberontak.

Kedua pengawal itu mengabaikan protes Evelyn, lalu kembali menyeret gadis itu sesuai perintah Aaron.

Evelyn tidak tau akan dibawa kemana, tapi sepertinya tujuan mereka adalah gudang penyimpanan yang terletak di samping bangunan rapuh yang menjadi kamarnya selama beberapa minggu ini.

Ternyata Evelyn salah, mereka hanya melewati gudang itu, dan berjalan lebih jauh lagi dari gudang.

"Kalian mau membawaku kemana, lepaskan aku." Evelyn berusaha melepaskan cekalan kedua pria itu, tapi sepertinya sia-sia saja, kekuatannya tidak sebanding dengan kedua pria itu.

Sampai akhirnya mereka sampai di sebuah bangunan yang hampir sama besar dengan gudang.

Bangunan itu terlihat tidak terawat, banyak daun-daun kering yang mengotori halaman bangunan itu.

Sebelumnya Evelyn tidak pernah melihat bangunan ini, pantas saja karena bangunan ini sangat jauh dari mansion dan ditutupi oleh pohon-pohon yang tumbuh mengelilingi sekitar taman belakang.

Cat bangunan itu juga sudah mulai mengelupas, hampir sama dengan kamarnya. Tapi bedanya bangunan ini terlihat masih kokoh, tidak seperti kamarnya yang siap roboh saat angin kencang mendera.

Oleh sebab itu, setiap malam Evelyn selalu diliputi kecemasan dan rasa waswas, barang kali badai hujan akan mendera. Untung saja selama beberapa minggu tinggal di sana cuaca masih berpihak kepadanya, sehingga dia bisa tidur dengan tenang.

Kedua pengawal tadi membawa Evelyn masuk ke dalam bangunan itu, setelah salah satu pengawal yang lain membukakan pintu. Cahaya redup dari lampu kecil yang menerangi ruangan itu, membuat Evelyn tidak dapat menjangkau untuk melihat ruangan itu dengan leluasa.

"Dimana ini, kenapa gelap sekali?" Evelyn mulai cemas.

Kedua pria itu tidak menjawab, mereka tetap melanjutkan langkah mereka melewati koridor-koridor gelap di dalam bangunan itu.

Setelah cukup lama berjalan, mereka akhirnya berhenti. Salah satu pengawal itu mengambil ponselnya dan segera menyalakan ponsel untuk menerangi ruangan itu, sebuah pintu kayu dapat Evelyn lihat melalui penerangan itu.

Mereka membukanya, "Hati-hati Nona, kita akan menuruni tangga."

"Tidak mau, sebenarnya dimana ini, kenapa kalian membawaku ke sini!" teriak Evelyn.

"Ini sangat gelap, aku takut.."

"Menurutlah Nona, jangan paksa kami menggunakan kekerasan." ucap salah satu pengawal itu.

Evelyn menurut, menuruni anak tangga itu mengikuti salah satu pengawal tadi.

Akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang Evelyn tidak tau seperti apa karena ruangan itu benar-benar gelap.

Hanya senter dari ponsel pengawal itulah yang menjadi sumber penerangan mereka, tapi seketika menjadi gelap gulita saat ponsel pengawal itu sudah mati.

"Kenapa mati, tolong nyalakan senternya, aku takut.." tangannya berusaha menjangkau kedua pengawal tadi.

"Kalian dimana, jangan tinggalkan aku..." Evelyn semakin takut, ketika menyadari dirinya telah ditinggalkan seorang diri di ruangan gelap ini.

"Kalian dimana... tolong jangan tinggalkan aku, gelap..." suara tangisnya yang terdengar seperti lolongan tapi tidak ada satupun yang mendengar.

Jelas saja, karena ruangan ini merupakan penjara bawah tanah, yang dibuat Aaron khusus untuk menyiksa orang yang telah membunuh ayah dan Zen.

Jika lampu ruangan ini dinyalakan, maka semua alat mengerikan untuk penyiksaan akan berjejer rapi di ruangan itu.

"Aku takut... di sini gelap." tangis Evelyn.

Traumanya akan gelap masih melekat sampai sekarang, dulu waktu kecil Evelyn pernah bermain petak umpat bersama pelayan dan akhirnya terjebak di gudang kosong dan gelap.

Semalaman dia terjebak di sana, menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat. Hingga kejadian itu meninggalkan trauma yang mendalam bagi Evelyn.

Evelyn terduduk di tempat dia berdiri tadi, menelungkupkan kepalanya di antara kedua lututnya. "Tolong aku...siapa pun aku mohon tolong aku..." tiada hentinya Evelyn meraung-raung, berharap seseorang akan datang membawanya dari sana.

Mata gadis itu tertutup rapat, dia sangat takut membuka matanya, lama-lama bayangan peristiwa di gudang itu berkelebat di pikirannya. Evelyn berteriak saat kejadian yang tidak seharusnya diilihatnya dulu terus menghantui pikirannya.

"Aaa...tolong aku.." teriak Evelyn dengan tangannya menarik rambutnya. Kejadian itu seperti terulang kembali di saat Evelyn berada di tempat gelap.

"Tolong aku....."

Sedangkan di ruangan lain, Aaron yang menyaksikan Evelyn sedang meraung-raung seketika dibuat kebingungan akan reaksinya.

Walaupun di ruangan itu sangat gelap, tapi dengan kamera infra merah yang terpasang di sudut ruangan itu, Aaron dapat dengan mudah melihat apa yang terjadi di ruangan itu.

Sungguh reaksi Evelyn saat ini terlalu berlebihan untuk orang normal, kecuali jika orang itu memiliki trauma terhadap gelap. Setelah menemukan jawabannya, Aaron bergegas pergi ke penjara bawah tanah, tempat Evelyn dikurung.

Butuh waktu yang lama agar Aaron sampai di sana, jarak rumah utama dengan penjara bawah tanah yang terletak di area paling belakang mansion itu dapat memakan waktu limabelas menit.

Aaron sangat merutuki akan hal itu, mobil tidak dapat digunakan, karena menjangkau bangunan itu hanya melewati jalan setapak.

Harap-harap cemas, Aaron mercepat langkahnya dengan diikuti oleh para pengawal. Aaron tidak tau mengapa dia secemas ini, harusnya dia senang jika Evelyn ketakutan di sana. Tapi hati kecilnya seakan perih melihat Evelyn menangis ketakutan di sana.

Setelah sampai di sana, dan salah satu pengawal menyalakan lampu ruangan itu, Aaron mendapati Evelyn telah terkapar di atas lantai keramik itu.

Melihat wajah pucat dan sembab, kembali membuat hati Aaron terhenyak.

Segera diraupnya tubuh mungil Evelyn ke dalam pelukannya, dan membawa gadis itu keluar dari tempat mengerikan itu.

Terpopuler

Comments

S'y Bung'su

S'y Bung'su

emosi

2022-05-04

0

Ngah Die

Ngah Die

Ada ya thor laki-laki bodoh kayak aron katanya mau nyiksa udh tersiksa kok di tolong

2022-04-07

0

Juan Sastra

Juan Sastra

semoga saja aaron puas dengan penderitaan elin

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Balas Dendam
3 Ikut Pulang
4 Awal mula
5 Musibah
6 Bertubi-tubi
7 Pertemuan Pertama
8 Keputusan Yang Salah
9 Hanya Skenario
10 Hari pertama
11 Benar-benar Kejam
12 Tidak Pantas
13 Diasingkan
14 Tidak Layak
15 Minta Izin
16 Mengizinkan
17 Bertemu Mommy
18 Suamiku Pria Baik
19 Trauma
20 Kembali pada kenyataan
21 Kedatangan Chlarent
22 Maaf
23 Aku Membencinya
24 Cerita Kane
25 Tetap percaya pada Daddy
26 Putri Kane
27 Rencana Vera
28 Menagih Janji
29 Bersiap-siap
30 Ke pesta
31 Pengganggu
32 Keinginan Nick
33 Kelembutan Aaron
34 Myke Towers
35 Perasaan Apa Ini
36 Rencana Myke
37 Rencana Buruk
38 Tidak berperasaan
39 This The End?
40 Unexpected
41 Jangan Menyakitinya
42 Pergi
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Peninggalan Chloe
47 Kedatangan Aaron
48 Perhatian Aaron
49 Pertemuan kedua
50 Siapa Dia?
51 Hukuman Aaron
52 Memaksa
53 Kejutan Aaron
54 Menjenguk Mommy
55 Sisi Lain Evelyn
56 Mommy Sakit Lagi
57 Part 57
58 Tidur Sekamar?
59 Perhatian Aaron
60 Part 60
61 Memberitahu Gerry
62 Part 62
63 Part 64
64 Provokasi Vera
65 Perhatian Aaron (Part 2)
66 Mandikan aku
67 Insiden
68 Menurutlah
69 Penawaran
70 Part 70
71 Vera si gadis Licik
72 Chlarent Sakit
73 Sikap Manis
74 Tugas Baru
75 Borscht Soup
76 Licik
77 Lelaki konyol
78 Memasangkan Dasi
79 Pria Pemaksa
80 Pertemuan Dua Kerabat
81 Terima kasih
82 Aaron!
83 Hasrat
84 Perubahan Aaron
85 Daddy!
86 Elinku.....
87 Memaafkan
88 Aku Mencintaimu Evelyn
89 Perpisahan
90 Keputusan Aaron
91 Diculik
92 HAMPIR TERNODA!!!
93 Don't Go!!!!
94 Kebenaran
95 THE END
96 Kau Brengs*k
97 Aku Mencintaimu
98 Extra Part
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Balas Dendam
3
Ikut Pulang
4
Awal mula
5
Musibah
6
Bertubi-tubi
7
Pertemuan Pertama
8
Keputusan Yang Salah
9
Hanya Skenario
10
Hari pertama
11
Benar-benar Kejam
12
Tidak Pantas
13
Diasingkan
14
Tidak Layak
15
Minta Izin
16
Mengizinkan
17
Bertemu Mommy
18
Suamiku Pria Baik
19
Trauma
20
Kembali pada kenyataan
21
Kedatangan Chlarent
22
Maaf
23
Aku Membencinya
24
Cerita Kane
25
Tetap percaya pada Daddy
26
Putri Kane
27
Rencana Vera
28
Menagih Janji
29
Bersiap-siap
30
Ke pesta
31
Pengganggu
32
Keinginan Nick
33
Kelembutan Aaron
34
Myke Towers
35
Perasaan Apa Ini
36
Rencana Myke
37
Rencana Buruk
38
Tidak berperasaan
39
This The End?
40
Unexpected
41
Jangan Menyakitinya
42
Pergi
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Peninggalan Chloe
47
Kedatangan Aaron
48
Perhatian Aaron
49
Pertemuan kedua
50
Siapa Dia?
51
Hukuman Aaron
52
Memaksa
53
Kejutan Aaron
54
Menjenguk Mommy
55
Sisi Lain Evelyn
56
Mommy Sakit Lagi
57
Part 57
58
Tidur Sekamar?
59
Perhatian Aaron
60
Part 60
61
Memberitahu Gerry
62
Part 62
63
Part 64
64
Provokasi Vera
65
Perhatian Aaron (Part 2)
66
Mandikan aku
67
Insiden
68
Menurutlah
69
Penawaran
70
Part 70
71
Vera si gadis Licik
72
Chlarent Sakit
73
Sikap Manis
74
Tugas Baru
75
Borscht Soup
76
Licik
77
Lelaki konyol
78
Memasangkan Dasi
79
Pria Pemaksa
80
Pertemuan Dua Kerabat
81
Terima kasih
82
Aaron!
83
Hasrat
84
Perubahan Aaron
85
Daddy!
86
Elinku.....
87
Memaafkan
88
Aku Mencintaimu Evelyn
89
Perpisahan
90
Keputusan Aaron
91
Diculik
92
HAMPIR TERNODA!!!
93
Don't Go!!!!
94
Kebenaran
95
THE END
96
Kau Brengs*k
97
Aku Mencintaimu
98
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!