Rama membawa mobilnya masuk ke dalam parkiran Apartemennya yang dia beli dengan uangnya sendiri, hasil kerja di perusahaannya yang digaji oleh orang kepercayaan ayahnya.
Apartemen Rama tidak besar, tapi sangat tenang dan nyaman, Rama membawa Viana masuk ke dalam dan meletakkannya di ranjang tempat tidur, langsung menarik selimut, menyelimuti tubuh Vi yang banyak terbukanya.
"Kenapa harus menikah dengan tante-tante seperti ini?" batin Rama dalam hati.
Rama masuk kamar mandi mencuci wajahnya, lalu ke dapur mencari makanan ringan dan duduk di sofa memainkan handphonenya.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 04.30, Rama terbangun, langsung melaksanakan sholat subuh, setelah selesai sholat Rama melihat Viana yang masih tidur, memutuskan meninggalkannya.
....
Viana terbangun, dia sangat binggung melihat kamar yang belum pernah dia lihat, Viana menyentuh pakaiannya, ternyata masih utuh, lalu bangkit keluar mencari sesuatu, tapi tidak ada orang lain di sana, hanya ada dirinya sendiri.
Viana kembali ke kamar, mengambil tas dan memeriksa handphonenya, mencoba menghubungi Clara dan Sisi.
"Hallo Cla, Lo di mana?" Nada Viana terdengar menahan marah.
"Baru sampai kantor Vi, Lo baru bangun?" Clara tersenyum tidak biasanya Viana telat ke kantor.
"Siapa yang jemput gue tadi malam?" Vi bertanya karena dia binggung kenapa dia berada di rumah asing.
"Tidak tahu Vi, saat bangun aku sudah berada di rumah." Clara juga binggung kenapa dia bisa sampai rumah.
Telpon langsung memutuskan panggilan, Viana langsung melangkah pergi keluar, saat hendak membuka pintu dia melihat secarik kertas ditempelkan di pintu.
Viana membaca isinya dengan matanya yang melotot, Vi menunjukkan Kemarahan.
"Hai, Tante Viana, berhenti minum, ingat umur, sehat itu mahal, Tante terlihat sangat menyedihkan." Tulis Rama singkat.
Viana melepaskan kertas dari pintu, menendang kuat pintu, langsung meremas kertas sampai kusut, langsung melemparnya sembarangan arah.
wajah putih Viana berubah merah, menahan kekesalan, marah, mengutuk pemilik apartemen jelek.
"Siapa kamu? beraninya menghina ku." Viana langsung masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya.
....
Saat tiba di Mansion, Viana langsung lari masuk ke kamarnya, langsung mandi dan turun ke bawah untuk sarapan.
Setelah makan Viana ingin lanjut tidur, kepalanya masih pusing, badannya pun lelah.
"Dari mana kamu semalam Ana?" Mommy menatap Vi tajam.
"Ana tidak ingin bertengkar ma, Ana capek." Viana cepat menghabiskan makanannya.
"Malam ini, dua keluarga akan bertemu membahas pernikahan kalian, kamu jangan keluar hari ini." Mommy langsung melangkah pergi, meninggalkan meja makan.
Suara sendok berjatuhan terdengar dibanting, selera makan Vi langsung menghilang, dia meninggalkan meja makan dan masuk ke dalam kamarnya, dan melanjutkan tidurnya.
....
Semua maid sibuk menyiapkan makanan yang telah diatur oleh majikan mereka, Oma Flo sibuk mengecek masakan, dia sangat antusias menyambut calon besan.
Mereka menyiapkan baju terbaik, Oma Flo naik ke lantai atas menuju kamar Viana, langsung masuk tanpa permisi.
Di dalam Vi masih tidur, Oma membiarkannya, Oma sibuk menyiapkan baju untuk Vi, pertemuan malam ini langsung pertunangan dan menentukan tanggal pernikahan.
Oma masuk ke dalam kamar mandi memberikan beberapa Bunga mawar didalam air untuk Viana berendam, agar tubuhnya wangi.
"Apa yang aku lakukan? kenapa seperti menyambut Ana yang mau malam pertama." Batin Oma sambil tersenyum.
Oma keluar kamar mandi, dan membangun Ana, digoyang-goyang tubuhnya. Viana mengabaikan panggilan Oma.
"Ana bangun, ayo cepat bangun!" teriak Oma Flo, mendudukkan Viana.
"Kenapa Oma, berisik sekali, seperti orang hutan." Viana mengusap wajahnya.
"Dasar anak kurang ajar, ayo bangun. Cepat mandi Viana" Oma Flo menepuk pelan pipi Viana
***
Dikediaman Rama, terlihat juga kesibukan untuk pergi melamar.
Oma Irma sibuk mengecek semua hantaran untuk lamaran, Rama hanya diam termenung memandangi Omanya dari tangga yang sibuk dan terus tersenyum.
"Oma, Rama masih muda, belum bisa bahagiakan Oma, apa Rama bisa menjadi kepala rumah tangga, untuk wanita tua seperti tante-tante itu." Batin Rama menghela nafasnya.
"Rama ayo turun, kita bersiap." Oma Irma memanggil Rama dengan semangat.
Rama melangkah turun perlahan, dan menemui Oma nya sambil tersenyum.
"Rama, Oma sudah tidak muda lagi, Oma berharap akan ada yang mengurus kamu, dan menemani setiap langkah kamu, Oma sangat bahagia dengan pernikahan ini." Oma terus mengoceh banyak hal sambil menggenggam tangan Rama.
" iya Oma, kebahagiaan Oma juga kebahagiaan Rama, jadi Oma duduk diam saja, jangan mondar-mandir nanti Oma capek." Pinta Rama.
***
Rama dan Omanya pergi menuju ke tempat kediaman keluarga Arsen.
Sesampainya disana, keluarga Arsen sudah berada di depan menunggu Rama dan Omanya.
Oma Irma keluar dan langsung berpelukan dengan Oma Flo, lalu mama Liza juga mencium tangan Oma Irma begitupun suaminya.
Rama keluar mobil, penampilan nya sangat menawan, Rama menggunakan jas berwarna hitam menambah ketampanan nya, Dia mencium tangan Oma Flo, Mama Liza dan papa Rafa.
Mereka masuk bersamaan menuju ruang tamu, tidak berapa lama keluar lah wanita cantik dengan penampilan nya yang sangat seksi.
"Baju apa yang dia gunakan, seperti kurang bahan." Batin Rama memandang seorang wanita yang turun dengan arogan dan tanpa senyuman.
Viana duduk di samping ibunya, mereka bicara dengan canda dan tawa, hanya Rama dan Viana yang diam.
Viana muak melihat tawa mereka, sedangkan Rama tanpa ekspresi.
"Rama berapa umur kamu sayang." Tanya papa Rafa.
"18 tahun Om." Rama berbicara sangat sopan.
"Apa? " teriak Vi yang langsung berdiri, dengan wajah terkejut.
"Apa-apaan kamu Ana. " Oma Flo menatap tajam.
Viana menatap wajah Rama dengan sinis, dia sepertinya pernah melihat nya tapi di mana Vi tidak bisa mengingatnya.
"Jadi maksud kalian, aku harus menikah dengan anak ABG yang masih sekolah, yang belum memiliki pekerjaan, dan pendidikan nya tidak seberapa, apa ini tidak gila," Teriak Viana marah.
Viana hanya geleng-geleng kepala memandangi satu persatu orang yang ada disana, dia tidak habis pikir dengan pemikiran mereka, bisa-bisanya seorang anak ABG yang masih harus mengejar pendidikan harus menikah.
"Terserah kamu Ana, jika tidak setuju silahkan keluar." Teriak Daddy-nya yang biasanya tenang tapi malam ini terlihat menakutkan.
"Baiklah Dad, jika bagi kalian ini baik, Ana ikut tapi ingatlah, setelah ini jangan pernah ikut campur dengan rumah tangga Ana, ini bakti Ana ke kalian."
Ana melangkah pergi menuju kamarnya dengan emosi.
"Oma Irma dan nak Rama, maafkan sifat Ana" ucap Rafa.
" Tidak apa paman, kami mengerti, aku pun ikut apa mau Oma, karena bahagia Oma juga bahagia ku" jawab Rama dengan tersenyum.
"Kamu sangat dewasa sebelum umurmu nak," ibu Liza bicara dengan meneteskan air mata.
" maaf bibi, kenapa menangis." ,Tanya Rama
"Bibi tidak tau cara mendidik Ana, dia sangat keras kepala, dia hanya tau bekerja dan senang-senang, bibi takut Ana kenapa-kenapa." jawab ibu Liza.
"Jangan sedih bibi, Rama yang akan mengubah nya" jawab Rama, dan semua yang ada disana tersenyum bahagia mendengar bahwa Rama menyetujui pernikahan ini.
"Terima kasih Rama." Ucap ibu Liza.
Mereka menuju Meja makan, dan makan malam bersama tanpa Viana.
Pernikahan akan dilakukan dua Minggu lagi di hotel berbintang...
"Apa yang bisa aku lakukan mengubah kebiasaan buruk, tante-tante itu, jadi seperti apa rumah tangga kami." Gumam Rama dalam hati.
....
SAKSIKAN PERNIKAHAN RAMA DAN VIANA YA READER...
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE...
TERIMAKASIH KASIHH.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments
Erni Johan
calony rama tante2 hahahah akan seruh nih
2022-01-20
1
Ade Bunda86
gak bayangin nikah sama brondong kencur..heheheh
2021-12-19
0
Diana Dina
waw bkln seru Thor
2021-12-14
0