Beberapa mobil memasuki kawasan perkebunan, di jalan masuk perkebunan banyak warga setempat yang berdagang makanan khas daerah ini.
Mobil Rama berada dibarisan paling belakang... Viana membuka kaca mobil dan meminta Rama berhenti sebentar..
" Rama, berhenti.. mau beli cemilan.." ucap Vi.
" nanti saja, saat pulang.." balas Rama.
" mau sekarang, pulang nanti sudah malam" pinta Viana mendesak.
Rama mengalah dan mencari parkiran mobil setelah berhenti Viana langsung mengendong tas ranselnya dan berlari keluar, menghampiri beberapa penjual makanannya.
Reva dan Septi juga ikut turun, tapi para pria masih diam di mobil, hanya mengawasi dari dalam mobil.
" kalian mau apa," tanya Vi melihat ke arah Reva dan Septi.
" apapun yang kak Vi beli boleh ikut makan," tanya Reva.
" tidak boleh, kalian pilih sendiri kalian mau apa?" tanya Vi.
" kalau kita pilih sendiri, kak Vi yang bayar" ucap Septi.
" oke, dengan syarat.. kalian awasi Rama dari cacing kepanasan itu" jawab Vi tersenyum licik.
" siap bos ku" jawab Reva dan Septi bersama tersenyum lebar, dengan tangan memberi hormat.
Mereka membeli beberapa makanan yang tidak ada di kota, sudah banyak kantong di tangan mereka setelah hampir semua warung mereka datangi barulah mereka kembali ke mobil.
" Kalian duluan ke mobil, sebentar lagi gue nyusul" ucap Vi.
Reva dan Septi kembali ke mobil dan membagikan makanan kepada teman-teman nya.
" mana Vi" tanya Rama.
" bentar lagi juga balik Ram, takut banget pisah" jawab Reva mengejek.
" wooww mantap makanan khas sini, enak ya" ucap Ivan yang di anggukan yang lainnya.
Rama keluar dari mobil kearah beberapa warung mencari Viana, tapi Rama tidak melihatnya..
dan mata Rama terhenti disebuah jalan setapak, sosok yang dia cari ada disana, Rama lari menghampiri Vi, belum Sampai Rama sudah berhenti melihat apa yang Viana lakukan.
" kalian baru pulang bekerja," Tanya Viana mengelus kepala 6 anak kecil.
" iya, bibi.. kami baru pulang dari kebun, mengambil upahan." jawab salah satu anak kecil yang paling berumur 7 tahun.
" wowwww... kalian anak pekerja keras," ucap Vi
" ohhh iya, Bibi tadi di kasih orang makanan, banyak sekali, maukah kalian membantu Bibi memakan nya, sayang mubasir kalau dibuang.. pliisss.." ucap Vi sambil memohon.
Viana membagikan makanan yang dia beli tadi ke Semua anak-anak itu..
" yeeeeee hari ini kita bisa makan enak" ucap mereka tertawa dan menari bahagia.
Viana tersenyum melihat kebahagiaan mereka..
Rama yang melihat tidak jauh dari mereka langsung pergi kembali ke mobil, seakan-akan tidak tau apa-apa,. Rama masuk mobil sambil tersenyum.
" Ram, Lo gak kerasukan dedemit kan, masuk ke dalam senyum-senyum sendiri. tanya Romi
Tidak lama Viana pun datang, langsung masuk ke mobil.. menggunakan sabuk pengaman dan meminta Rama langsung jalan.
" mana belanjaan kamu" tanya Rama.
" ohhh iya, lupa ketinggalan" ucap Vi dengan wajah manyun.
" balik lagi aja" lanjut Rama.
" gak usah..." teriak Vi membuat Semua yang di mobil kaget...
" biasa aja kali Tan, gak perlu teriak" ucap Ivan.
" kamu bilang apa tadi, Tan... kamu pikir aku setan, hhaaahh" ucap Vi dengan kesal sedangkan mereka tertawa, hanya Rama yang tersenyum.
Mobil masuk ke dalam kawasan perkebunan, mereka membuka jendela mobil dan melihat sepanjang jalan dipenuhi buah-buahan.
mobil berhenti diparkiran, Mereka langsung turun dan berkumpul dengan yang lainnya.
Rama dan rombongan laki-laki menemui pemilik kebun dan pengurusan nya terlebih dahulu sebelum mereka terjun langsung ke Kebun untuk panen dan di bawa pulang.
Viana, Reva , Septi menunggu di dekat tempat bersantai tidak jauh dari perumahan untuk panen..
Di sana juga banyak anak perempuan lainnya..
mereka asik mengobrol dan bercanda tapi bukan tidak ada juga yang menghina dan mencibir orang lain.
" hei, kalian berdua.. tidak mau gabung dengan mereka" tanya Vi.
" mana bisa, kita beda derajat..." ucap Septi yang menoleh sebentar..
" Kenapa..kalian teman satu sekolah" lanjut Vi.
" status kita beda kak Vi, kita hanya bisa bicara dan tertawa bersama kelompok ini aja" ucap Reva.
" kak Vi tau, kami tidak mungkin bisa ke sini bisa jajan kalau bukan karena Rama, Rama selalu bilang dalam persahabatan satu makan semua nya makan, satu tidak makan jangan ada yang makan... jangan ikuti gaya hidup maka tidak akan ada habisnya.. jadi kami menikmati saja apa adanya... lulus sekolah saja sudah bersyukur" ucap Septi sambil tersenyum dan menggakat kedua alisnya.
" Reva," panggil seseorang sambil memberikan secarik kertas yang berisikan nomor hp.
Reva langsung mengambil nya dan merobeknya dan membuangnya, Viana memperhatikan perubahan wajah Reva. sedangkan Septi memeluk pundak temannya tersebut.
" ternyata kamu punya masalah, beruntung kamu Reva karena memiliki sahabat yang merangkul disaat kau kesulitan, beda dengan diriku dulu . pasti indah sekali jika masa muda dulu memiliki sahabat" batin Vi dihati.
" kamu siapa... mengapa ada disini.. " tanya Chintya dengan beberapa temannya.
" yaaahh.. akhirnya kau datang kehadapan ku bocah ingusan" ucap Vi di hati.
" disini tidak ada aturan jika orang luar tidak boleh bergabung" jawab ketus Reva.
" kami tidak bicara dengan mu jalang" ucap temannya Chintya.
" karena dia kakak kami, maka jadi urusan kami" ucap Septi yang sudah berdiri.
" Tante, aku ingatkan kamu ya .. aku dan Rama saling mencintai... Rama menikah Tante tua seperti anda karena Omanya, tidak akan lama juga Rama akan mencampakkan wanita tua seperti Anda demi wanita seksi dan muda serta kaya seperti saya" ucap Chintya dengan mata melotot menatap Viana, tapi Vi membalas dengan senyuman.
Tidak jauh dari mereka Rama keluar dan mendekati mereka, Viana menghitung langkah Rama.. Vi memegang tangan Chintya yang memegang air mineral dan Mendorong sedikit kursi duduknya, bangkit dari duduk lalu terduduk di lantai dengan air yang menyiram sedikit bajunya karena Viana sengaja tidak menyiram baju atau wajahnya, dia tidak mau basah-basahan.
Vi yang terjatuh langsung berteriak kuat, dan dengan ekspresi wajah menahan sakit, Rama yang dari arah belakang Chintya langsung berlari menarik tangan Chintya dan melempar botol minuman degan wajah penuh amarah, dan langsung menggakat Viana Berdiri dan Vi langsung memeluk Rama dengan manja... seperti anak kecil yang sedang mengadu kesakitan dengan wajah menahan air mata.
" kamu gak apa-apa, ada yang luka " tanya Rama sambil memeluk Viana dan melihat tubuh Vi, dan menepis baju Vi yang sedikit basah.
" gak papa, ini salah aku.. seharusnya aku gak ikut kamu kesini... seharusnya aku pulang bersama Sisi dan Clara, kamu lanjutkan saja, biar aku menunggu di mobil" ucap Vi yang melangkah pergi tapi langsung ditahan Rama.
Rama menatap Chintya...
" Tya... aku punya hak membawa istriku kemana pun aku pergi, jika ini sampai terulang lagi jangan salah kan aku, aku masih menjaga ucapan serta tindakan karna kamu wanita, jika tidak aku pastikan kau keluar dari tempat ini dengan cacat karena menyakiti nya" ucap Rama dengan tegas.
Chintya langsung menangis...
" Rama, aku gak salah" ucap Tya
Sedangkan Viana tersenyum mengejek ke arah Chintya dan kawan-kawan.
" ini belum seberapa cacing, tunggu balasan lebih dari ini..." ucap Vi dalam hati.
.....
TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA...
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE....
BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT UP NYA....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments
Diana Dina
lanjut thor
2021-12-14
0
Misdina Ningsie Panggabean
Vi si rubah licik tapi keren 😂
2021-12-11
0
gadis
keren
2021-11-28
0