Amanda segera mengemas barangnya, dan pergi meninggalkan rumahnya dan menaiki mobil bersama Vandro.
"Jadi, maksud Bapak ini, bagaimana?" tanya Amanda yang masih bingung.
"Surat itu, yang membawa kamu ke tempat tinggal baru kamu, dan ini wajib" Sahut Vandro.
"Oh begitu"
"Nah sudah sampai"
"Lho? ini kan didepan gerbang belakang Istanakan Pak?" tanya Amanda.
"Ya, benar tidak ada siapapun yang tahu soal ini" Kata Vandro sambil menggeser batu, dan terlihat alat pembuka password disertai Sidik jari.
SEEEERRR, BUM! Bunyi terbukanya pintu, yang bisingnya terdengar keras, tapi sepertinya tak terdengar sampai istana, dan membuka lorong masuk kendaraan dibawah tanah yang tadinya tertutup rerumputan.
"Yap, disini kita akan masuk menggunakan mobil"
Setelah mereka menaiki mobil selama 10 menit dengan kecepatan 25km/jam, dan sampai ke sebuah pintu yang terhubung dengan ruangan mewah yang cerah, dengan pemandangan luas dan sangat indah juga terpencil yang sama sekali tidak diketahui orang-orang kecuali orang-orang yang dipercayai Pangeran Aliandra.
"Baiklah Amanda, kamu tunggu didepan pintu sini ya, saya akan memarkirkan mobil dulu" Kata Vandro.
Amanda mengangguk, "Iya Pak"
Sekitar 5 menit yang lalu Amanda sudah menunggu, Tiba-tiba....
"Hai!!" sapa seorang remaja laki-laki yang usianya kira-kira baru lulus kuliah.
"H-Hai" sapa balik Amanda dengan gugup.
"Hihi, ngga usah gugup gitu dah, kamu rupanya anak baru itu? cantik dan imut seperti yang kudengar" puji remaja itu.
"O-oh terimakasih kak, iya aku anak baru itu, namaku Amanda" Jawab Amanda.
Amanda agak heran, "Kakak ini bilang 'seperti yang kudengar'. Artinya aku sudah direncanakan akan berada disini"
"Ooh, Amanda toh, panggil aja aku Kak Toni, namamu juga cantik ya, hehehe" Sahut Toni.
"Iya Kak Toni terimakasih" jawab Amanda.
"Mau ikut aku ngga?" tanya Toni.
"Eh? mau kemana emang Kak?" tanya Amanda.
"Udah, ikut aja napa!" Sahut Toni sambil berlari diikuti Amanda.
Akhirnya setelah menaiki Lift, mereka sampai di salah satu rooftop, tapi rooftop ini yang paling tinggi.
"Waah, pemandangannya indah banget" puji Amanda.
"Yaps, bener tuh, Ok aku mau pergi dulu... WAAH!" teriak Toni.
"Hah!? Kak Toni!!" Amanda panik dan meraih baju Toni.
"Waah, kamu menolongku, padahal aku cuma pura-pura lho tadi, aku jadi terhuraaaa" Sahut Toni.
"Ooh, jadi cuman pura-pura" batin Amanda.
"Ok, aku ke beranda lantai ke 3 dari atas dulu ya" Sahut Toni.
"Hah!?" kaget Amanda.
"Ya" Toni tiba-tiba saja sudah berada di beranda lantai 3.
"O-orang ajaib!" batin Amanda lagi.
"Sekarang gimana aku turunnya? Aku liat tadi Kak Toni pakai Pin yang sama, tapi Surat ku kan sama Pak Vandro!" Sesal Amanda.
Jadi, Amanda pelan-pelan berjalan dan menghisap inhaler nya dulu, yah maklum, Amanda punya penyakit Asma.
Amanda akhirnya parkour dan melompat ke bawah.
Sementara itu....
"Amanda! Amanda! Kamu dimana!?" teriak Vandro.
"Lho, Vandro, ngapain disini?" tanya Vian.
"Amanda ngga ada di pintu turun dari kendaraan Vian, kamu liat ngga?" tanya Vandro.
"Oh, jadi Amanda ya orang baru itu? ngga liat aku tuh, emang napa?" tanya Vian.
"Aku nyuruh dia nunggu di pintu turun, tapi dia ngga ada" jelas Vandro.
"Yah, diakan emang gitu, selalu berusaha sendirian" Sahut Vian.
Vandro kaget, "Hah? Vian? apakah kau sudah mengenal Amanda sebelumnya-... " belum selesai Vandro bicara.
"Yaudah sini aku cari lewat CCTV drone, nanti kukabarin kamu lewat Telepon" kata Vian memotong perkataan Vandro.
"Thanks Vian" kata Vandro.
Vian menghela nafas, "Haah! Jangan mengambil kesimpulan begitu, Dro. Mungkin saja bukan, kan?"
Tak lama kemudian,...
Kring!! Ada telepon.
Vandro mengangkatnya, "Ya? kenapa Vian?"
"Vandro! cepat ke halaman Rosement!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Nagi Sanzenin
mampir kak
2021-10-16
0