Keesokan Harinya dihari minggu,...
"Duh, semoga ngga ketahuan semuanya kalau aku punya penyakit Asma" Batin Amanda.
"Tapi kalau naik Lift kan, harus pakai Pin, sedangkan surat ku ada di Pak Vandro, gimana ya?" Gumam Amanda.
"Pak Vandro!" Panggil Amanda.
"Oh, Amanda, ada apa?" tanya Vandro.
"Begini, kalau ada waktu apa bisa bicara? aku mau bicarakan kalau-..." perkataan Amanda dihentikan.
"Baik, saya akan bersiap dulu, kita bertemu di Ruang Privat oke?" Kata Vandro.
"Baik Pak" singkat Amanda.
Sesudah mereka mandi, mereka langsung pergi ke ruang privat, Ruang Privat ini, adalah ruang untuk berbicara tentang hal rahasia, dan ruangan itu juga Ruangan yang kedap suara alias tidak dapat mengeluarkan suaranya keluar.
"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan Amanda?" tanya Vandro.
"Begini, apa boleh saya bertanya? seperti apa Pangeran Aliandra itu?" tanya Amanda.
"Lho? Aneh"
"Apa yang Aneh Pak?"
"Memangnya saat itu kamu tidak bertemunya dengan memberimu surat?" tanya Vandro.
"Tidak Pak"
"Lalu, surat ini? kamu dapat darimana?" tanya Vandro lagi.
"Oh, saat itu aku kebetulan sedang di halaman belakang rumah dan ketiduran. Terus bangun-bangun ada kotak coklat dan terdapat logo asing. Di dalamnya ada surat dan undangan Rosement, tapi... gak tahu darimana padahal pintu rumah saya dikunci" Jelas Amanda.
Vandro terdiam, "Logo pasukan pemberantasan"
"Oh, begitu, em menurut saya, beliau adalah orang yang sangat luar biasa! dia juga sangat pintar dan dapat mengatur hal-hal yang dapat menguntungkan dirinya dan orang lain juga! Beliau juga Ahli hampir dalam segala hal!" Jelas Vandro sambil bersemangat.
"Dan untuk Soal surat itu, diberikan oleh orang-orang yang ia butuhkan! dan karena kamu mendapatkan surat itu, pasti kamu juga penting! Karena di dalamnya Ada pin yang akan membuka semua akses kerajaan, maupun Rosement dan juga istana, itulah sebabnya ia memilih orang-orang pilihannya agar tidak disalahgunakan, dan memiliki sejumlah Uang yang sangat banyak, karena digunakan untuk kepentingan pribadi orang tersebut" Jelas Vandro lagi.
"Oh begitu, Ngomong-ngomong tentang kehebatan Pangeran, apakah kehebatannya itu bisa membuatku bertemu dengan Kakakku? Di surat itu, aku dijanjikan akan bertemu dengan kakak kandungku dengan mengikuti instruksi didalamnya, jadi, aku bisa sampai disini dan membantu beliau, jadi apa janjinya itu benar?" Jelas Amanda, sambil bertanya.
"Hmm, jika itu yang beliau janjikan, saya yakin dia akan menepati janjinya, dan dia dapat dipercaya" Sahut Vandro.
"Dan, juga untuk Pin dan surat ini, sepertinya aku tidak pantas untuk mendapatkannya" Sahut Amanda.
"Amanda, kemarikan tanganmu" Kata Vandro.
Setelah Amanda mengemarikan tangannya ke Vandro,...
"Amanda, surat ini ditujukan kepadamu, dan atas namamu. Saya, dan juga Pangeran, tidak punya hak untuk mengambilnya atau mendapatkannya kembali"
"Itu sudah sepenuhnya milikmu, sekarang kau hanya perlu melakukan yang dibutuhkan Pangeran, dan kau akan mendapatkan apa yang beliau janjikan kepadamu" Jelas Vandro.
"Oh begitu ya, pak" Kata Amanda.
Kruyuuk, bunyi suara perut.
"Duh, kita belum sarapan nih" Sahut Vandro sambil tersenyum.
"Wah iya! maaf Pak Vandro" Kata Amanda.
"Tak apa, ya sudah kita kesana bareng mau?" tanya Vandro.
"Ah ngga usah Pak, saya mau kekamar dulu, mau ambil kunci kamar" Jawab Amanda.
"Oh baik, kamu tau kan jalan ke ruang makan?" tanya Vandro lagi.
"Saya tau Kok Pak"
"Ok, ini Pin sama suratnya, disimpan baik-baik ya"
"Baik!"
Amanda langsung pergi.
"Hm, kakak ya?" Batin Vandro.
Amanda masuk ke dalam lift, menuju Rooftop lantai 3, "Huft, cepat! Inhalerku ada di lantai 3, jika tidak segera aku ambil, ada yang akan menemukannya"
Drrt, TING! pintu lift pun terbuka.
Amanda langsung bergegas mencari, "Pakai mata senyap bisa gak ya? ah jangan, coba dicari du-... Nah! ketemu! oke, bergegas pergi"
Dengan segera, Amanda menuju lift. Lift membawa Amanda menuju lantai 7, dimana kamarnya berada.
"Hm? ada suara kak Vanora dan Kak Rahmat?" gumam Amanda.
Amanda memutuskan untuk diam menunggu Vanora dan Rahmat lewat, karena obrolannya terkesan "Pribadi".
"Huh,... Aku tidak tau apa yang ku dengar kemarin Mat. Aku pikir Vandro lebih peduli ke Amanda lebih dari anggota Rosement lainnya!" Kata Vanora.
"Apa benar, Van?" tanya Rahmat.
"Ya! Tapi Aku tak enak untuk menanyakannya kepada Amanda, karena baru kenal, mungkin apa bisa kamu menanyakan itu ke Vandro ngga Mat?" tanya Vanora.
"Mungkin bisa"
"Hah!? inikan pembicaraan privasi! kok aku nguping? tapi..." Batin Amanda.
"Emang Pak Vandro gitu?"
Lantas Amanda langsung pergi ke ruang makan, dan makan bersama disana, sangat menyenangkan!
Setelah makan,...
"Amanda, kamu tunggu aja di saung ya" Kata Vandro.
"Baik Pak"
"Wah, saung ya adem, Waah! ada kucing! Imut banget!" ujar Amanda.
Sementara itu di Ruang Rapat,...
"Dimana Amanda? dia tidak disini?" tanya Vanora.
"Dia tidak berhubungan dengan insiden saat itu" Kata Toni.
"Baik! lihat ke layar proyektor, ini adalah putaran ulang insiden kedua, 3 tahun yang lalu disebelah utara didekat Istana" Jelas Rahmat.
"Oh, jadi karena si "Calon Raja" kita yang tinggal 2 tahun lagi akan jadi Raja itu yang sekarang sudah bisa menguasai semua nya itu, ingin kita mengurusnya karena dia tidak ada waktu ya?" Kata Vanora.
"Wah, benarkah Andra satu tahun lagi akan naik tahta? cepat sekali" Sahut Randi.
"Namun tergantung jika briefing soal pekerjaannya sudah selesai" Kata Toni.
"Bagaimana caranya kau mengurus kelompokmu Nera,Toni!?" Tanya Randi.
"Sepertinya itu bukan mereka, meskipun mirip, mereka hanya ingin memfitnah orang-orang kami" Jawab Nera.
"Jadi, bagaimana sekarang Vandro?" tanya Vian.
"Yah, menurutku, kau bisa mengambil alih Semua CCTV disekitar Rosement dan juga istana, tapi, biarkan juga CCTVnya beroperasi meskipun kau mengambil Alih, kau bisa Vian?" tanya Vandro.
"Yah, bisa saja, kuusahakan" Sahut Vian.
"Vanora, karena kau juga sering keluar Rosement, aku ingin kau mengawasi sekitar yang kau lihat agak mencurigakan!" Kata Vandro.
"Tentu Vandro, akan kulakukan yang terbaik" Jawab Vanora.
"Dan untuk kau Toni, kau juga sering keluar untuk mengawasi, kau mungkin bisa saja melapor ada yang mencurigakan, Dan untuk Nera, kau cukup ngarahin Toni aja" Jelas Vandro.
"Randi, kau Dirumah sakit juga jika ada yang mencurigakan" Kata Vandro lagi.
"Hm" singkat Randi.
"Rahmat, kau juga bisa mengarahkan sebagian kecil orang-orang mu untuk mengawasi" Kata Vandro.
"Ya"
"Dan Kau bagaimana Vandro?" tanya Randi dan Vanora bersamaan.
"Kalau aku akan menunggu kabar dan mengarahkan kalian dalam keputusan dari Andra" Jawab Vandro.
"Baiklah, Saya akan ikut nak Vandro juga" Sahut bapak tua yang di samping Vandro.
"Lho? pak Andi?"
Sementara itu Amanda,....
"Jadi ngantuk" gumam Amanda.
"uhuk! uhuk!" suara Bapak bapak sedang batuk.
"Hm?" Amanda melihat seorang kakek sedang kesaung tapi dalam keadaan lemah, lantas saja dia langsung menolong bapak itu.
"Pak? anda tidak apa-apa?" tanya Amanda.
"Saya, tidak apa-apa kok nak" Jawab bapak itu.
"Kucing bapak Lucu ya" puji Amanda.
"Iya nak, ini nak Amanda ya?" tanya Bapak itu.
"Iya, pak saya Amanda, nama bapak siapa?" tanya Amanda
"Oh, saya Andi, panggil saja Pak Andi" kata bapak itu dengan ramah.
"Em, Pak Andi?"
"Iya nak?"
"Apa boleh saya panggil bapak... Em kakek?" tanya Amanda.
"Dulu, Almarhumah ibu sebatang kara, jadi saya tidak punya kakek, maupun nenek" Jelas Amanda sambil menunduk.
Pak Andi terdiam, "Nak... kamu benar-benar lupa saya, ya?"
"Boleh kok Nak, bapak kan sudah kakek kakek, disini, bapak akan menjadi kakek semuanya, termasuk kakek nak Amanda juga" Kata Pak Andi dengan Ramah.
"Benarkah? kakek~!"
"Iya Nak"
"Kakek~!"
"Ya nak"
"Kakek~!!" panggil Amanda dengan senang.
"Iya nak~~" Pak Andi juga senang.
"Hahaha" Amanda tertawa
"Hohoho"disusul Pak Andi yang juga tertawa.
"Yah tak apalah, nanti lambat laun semoga bisa ingat. Untuk sekarang, hal seperti ini cukup untuk menggantikan kenangan lama" batin Pak Andi, dan teringat dengan kedua muridnya, seorang lelaki dan perempuan.
Meong,... dan disusul kucing Pak Andi yang mengeong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Nagi Sanzenin
komentar pertama
2021-10-16
1