"Aku segera ke sana!"
Langsung tanpa perintah, ia langsung pergi ke tangga darurat Rooftop dengan berlari.
Huaaa!!
Jangan menangis kakak disini
"Eh? aku tidak menangis"
Huaa!!
Sudah, jangan menangis kamu tidak sendiri... Kakak ada disini
"Hah? apa itu tadi?!" Amanda akhirnya sadar dari Pingsannya.
"Aku juga, gak nangis"
Amanda ingin bangun, tapi tidak bisa, kakinya menjadi cedera lebih parah karena jatuh dari tangga, tapi kepalanya selamat. Namun ia sadar, ia selamat karena dipeluk dari atas dan jatuh bersamaan orang yang menggapai dan memeluknya.
"Astaghfirullah, Vian?! kamu gak apa-apa?! Vian?!" tanya Amanda.
Aku akan kembali dan mengatakannya dengan benar
Amanda terbelalak, lelaki yang bernama Erlan itu tiba-tiba muncul dipikirannya, melihat kondisi Vian membuatnya bergetar ketakutan.
"Vian... jangan pergi... Jangan tinggalkan aku" lirih Amanda, tangisannya tumpah, ia tak mengerti mengapa ia menangis lagi.
Drap! Drap! Drap!
"Disini Pak GM! Itu mere-... Hah?!Amanda!!" Seru Riri yang melihat Amanda.
"Kamu kenapa!? Ya ampun, Vian?" tanya Vandro, sambil meletakkan kepala Vian di pahanya.
"Pak Vandro... ini salahku! tadi aku hampir jatuh dari tangga, dan Vian menolongku..." Sesal Amanda yang dipeluk Riri sambil menangis.
"Sudah Amanda" Kata Riri sambil memeluk Amanda.
Amanda menangis dengan isaknya ia tahan, "Tolong Vian, tolong selamatin Vian, Pak Vandro... hiks"
"Sudah, ini bukan salah siapapun, kita akan tunggu Ambulans datang! kakimu sepertinya juga tambah parah" ujar Vandro.
Tak lama kemudian Ambulans dan Randi akhirnya datang, mereka membawa Vian dan Amanda serta beberapa orang yang Pingsan itu ke Rumah sakit terdekat.
"Tolong ya Randi" pinta Vandro.
"Serahkan ini semua kepadaku" ujar Randi berbisik pada Vandro.
Malam Harinya...
Tolong Vian, tolong selamatin Vian, Pak Vandro... hiks
Amanda masih saja mengingat ingat kejadian tadi, kakinya hanya terkilir tapi tulang lututnya sedikit retak.
"Hm?" Amanda melihat keluar jendela.
"Kupu-kupu biru bersinar? dimalam hari?" Sahut Amanda.
Ia berjalan mendekati Jendela itu, dengan kaki terpincang, ia sedikit meringis. Namun keinginannya kuat untuk melihat kupu-kupu itu.
"Kupu-kupu itu... mirip diliontinku"
Tiba-tiba, terlintas kembali memori singkat dipikirannya.
Aku berjanji kepadamu, untuk bertemu kembali denganmu besok. Kali ini, akan kubawa adikku
"Siapa perempuan itu? dan kenapa wajahnya mirip dengan laki-laki yang namanya Erlan, itu?"
Amanda, kita sudah pernah bertemu di Jepang. Tapi salam kenal lagi, ya
"Anak laki-laki itu... matanya! apa dia Erlan saat masih kecil? tapi siapa itu Erlan? apa ini memori lama? tapi aku tidak ingat" gumam Amanda.
Amanda! sudah ku bilang kau juga harus pergi!
"Muncul lagi memori tentang Erlan. Tapi kali ini... di gedung yang akan runtuh. Apa aku pernah mengalami memori seperti ini?"
Tiba-tiba, kepalanya merasakan pusing dan teringat kejadian berikutnya.
Hehe, imut banget adikku emang! Ayo sama Kakak!
"Sekarang suara Laki-laki, tapi bukan bocah tadi, apa dia... kakak?!"
Ayo! jangan nangis ya? ada kakak! nanti kita ketangkap! ssst!
"Ketangkap?! apa ada hal yang terjadi saat aku dulu bersama kakak?!"
"Amanda?" Tiba-tiba ada suara orang memanggil
"Amanda?!"
"Amanda?! kamu kenapa?!" Seru Vandro.
"Eh? Pak Vandro?" tanya Amanda.
"Kamu kenapa!? Lihat apa!? Tadi ngeliat jendela sambil melamun!" jelas Vandro.
"Ke-kenapa tanya Lihat Apa? tadi ada kupu-kupu bi... ru? hah? pergi kemana?" tanya Amanda.
"Kamu, bicara apa? tidak ada apa-apa! Ini, kakimu baru saja di obati dan diperban! Ayo, kita bergegas pulang, kita akan memeriksa kakimu di Rosement" Bisik Vandro.
"E-eh? baik, tapi dimana Vian?" tanya Amanda.
"Dia tadi sudah diantar Randi, dan Staf Rosement kesana, untuk dirawat lebih lanjut, ini pakai tongkat ini sementara" Jelas Vandro.
Akhirnya mereka sampai di Rosement,...
"Tadi, emang bener kupu- kupu itu ya? tapi, kejadian apa tadi yang aku lihat? apa itu memori lama! kapan aku ngalamin?" batin Amanda.
"Emang, apa yang kamu lihat Amanda?"
"Ng? aha! mungkin hanya halusinasi deh Pak!" Kata Amanda sambil Tersenyum.
"Oh begitu"
"Iya!"
"Vandro! Amanda!" Seru Vanora.
"Lho? Kak Vanora, Eh!?" Amanda kaget karena Vanora memeluknya.
"Kamu ngga apa-apa? aku udah dengar beritanya, kenapa bisa gitu sih?! Ini, kakimu di Perban? kamu gapapa?" tanya Vanora sambil khawatir.
"Oh, sebenernya itu-..." belum selesai Amanda bicara.
"Sudah Vanora, Amanda mau istirahat dulu, besok aja jawab pertanyaannya ya Amanda" Kata Vandro sambil membantu Amanda berjalan pergi dari Vanora.
"Iih! kamu Vandro! ngeselin banget!" geram Vanora.
"Kamu kembalilah kekamar ya" Sahut Vandro.
"Iya, baik Pak" Kata Amanda.
Blam! Pintu kamar yang ditutup Amanda.
"Hah..." Amanda menghisap Inhalernya dengan Panjang.
Setelah Mandi dan sholat, ia langsung pergi ketempat tidur dan bermain Laptop.
"Gimana nih? Aku ngga mengerti apa-apa" gumam Amanda masih memikirkan kejadian tadi.
"Apa Liontinku ini ada hubungannya dengan kakak dan keluarga asliku? namun... Erlan... siapa dia sebenarnya? kenapa dia rasanya gak asing?" gumam Amanda yang perlahan tertidur.
Sementara itu...
"Gagal! Andra akan lebih waspada lagi terhadap orang-orangnya sebaiknya cepat laksanakan!" kata seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Siti Ajh
msih blum nymbung bingung🤔
2021-01-23
2