Keesokan harinya...
"Ayo Amanda kamu bisa sendiri? saya akan ada rapat, Riri akan menjemputmu diatas" kata Vandro.
"Bisa pak, saya duluan" kata Amanda menaiki lift duluan, kakinya memakai alat bantu lutut sementara.
Drrt.... Ting! Tiba-tiba Riri berlari menyambut Amanda dan memeluknya.
"Kamu ngga apa-apa?! harusnya kalau masih sakit gak usah kerja dulu!" Kata Riri.
"Ngga apa-apa kok Kak" kata Amanda, Amanda jadi berpikir bahwa ucapan Riri sama dengan Vandro yang sebelumnya melarangnya bekerja, namun ia tetap bersikeras.
"Ya Ampun! ya sudah! kamu kerjanya yang ringan-ringan aja ya! aku yang jadi ketua OG/OB, jadi ngga apa-apa" Kata Riri.
Ya kak, aku usahakan bisa"
"Ayo, aku antar sampai ruangan" kata Riri lagi.
"Semuanya! mohon tenang dulu!" Seru Riri sambil menepuk tangannya.
Semuanya akhirnya tertuju kepada Amanda yang berdiri di sebelah Riri.
"Eh! itu anak baru yang katanya kecelakaan sama Vian lho! Emang dia bisa kerja? kan cedera?" bisik mereka sambil merendahkan.
"Eh, dia cantik juga" bisik para OB.
"Jadi, dia akan bergabung dengan kita, akrab-akrablah dengannya. Oke, mohon kerjasamanya" Jelas Kak Riri.
"Baik Kak, Terimakasih" Sahut Amanda.
Akhirnya semuanya bekerja kembali...
"Ini kak, silahkan minumannya" Kata Amanda sambil menyerahkan nampan yang ada gelasnya yang berisi Kopi.
"Oh, iya terimakasih banyak ya Dik" puji Staf perempuan itu.
"Terimakasih kak"
"Oh iya, sekarang tinggal mengepel Lantai" batin Amanda.
Tiba-tiba...
BRUUK! Aduh!
Amanda terjatuh, rupanya ia bertabrakan dengan Ryan, anak magang divisi IT.
"Ya Allah, kenapa setiap peranku di novel ini selalu jatuh dan tabrakan sih? Author, plis lah" batin Amanda.
Author dan Asisten: "Ya Maap"
"Ma-Maaf Mbak!" Kata Ryan sambil memperbaiki kacamata nya, tapi berkas-berkas yang ia bawa berhamburan semuanya.
"Ngga apa-apa, saya juga ngga lihat" Sahut Amanda.
Amanda langsung membantu Ryan mengambil beberapa Berkas yang berhamburan.
"Ini, silahkan sudah saya ambil dibagian sana semuanya" Kata Amanda sambil menyerahkan berkas itu dengan sedikit membungkuk.
"Oh" Ryan bergumam sambil melihat wajah Amanda dengan agak lama.
"Ng? Ada apa? apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Amanda dengan heran tapi tersenyum.
"Eh! Gak apa-apa! terimakasih sudah membantu" Jawab Ryan.
"Tentu"
"Ryan!" panggil Yudha sambil berlari.
"Lho, Mbak Amanda, terimakasih sudah bantu" Jawab Yudha.
Amanda hanya membalas jawaban Yudha dengan mengangguk sambil tersenyum dan pergi.
Akhirnya Yudha dan Ryan pergi bersama.
"Ryan, Hati-hati. Mbak Amanda bisa membuat masalah pada rencana kita" bisik Yudha.
"Iya Mas, tadi untung aja ngga ketahuan" Sahut Ryan.
"Oh iya, tinggal mengepel! Ng, aku belum ketemu kak Ali seharian ini" gumam Amanda dan memutuskan menghampiri salah satu staf.
"Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya staf yang tiba-tiba lewat.
"Begini, apa kak Ali ada di dalam ruangan?" tanya Amanda yang melirik, karena ia tahu staf itu adalah staf yang bekerja di divisi General Affair.
"Maaf ya, Ali tidak datang hari ini." singkat staff laki-laki yang dekat dengan Ali dengan wajah datar.
"Oh, terimakasih" sahut Amanda.
"Raut wajah Kakak itu sama seperti wajah Kak Rahmat, emang bener ya Kak Ali ngga ada?" batin Amanda.
"Hei, dia sudah pergi" bisik staff itu.
"Gencar sekali mencariku, tak salah lagi, anak itu adalah salah satu dari "mereka" ya? Mudah sekali~" Kata Ali.
"Ku tanya Kakak-kakak Staff yang lainnya deh, siapa tahu, ada yang lihat" Gumam Amanda.
Orang 1: "Maaf dek, saya tidak lihat, karena saya dari tadi didepan komputer"
Orang 2 : "Saya hanya lihat dia sedang terburu-buru saat naik lift bersama, dan dia langsung masuk di ruang Kumpul Divisi GA"
"Berarti, bener dong aku dibohongi!" Kata Amanda.
"Oh iya, aku ingat juga saat sebelum jatuh dengan Vian, Ryan mengatakan sesuatu meskipun tidak bicara. Eh? dia bilang... Maaf, ya! maaf!"
"Tapi, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa saat bertemu tadi ya?" tanya Amanda.
"Tunggu, Pak Vandro bilang..."
Flashback Chapter 11 saat dimobil...
"Amanda, kenapa kamu bisa ada di taman Rooftop kantor?* tanya Vandro.
"Ng, karena ada yang mengirimkan saya pesan ini Pak?" Jawab Amanda.
Datanglah ke Taman Rooftop Office! Vian, ketua dari Divisi IT sedang dalam bahaya! pergilah kesana sebelum terlambat!!
By: Unknown Number
"Lalu, kenapa kamu tidak memberitahu saya?" tanya Vandro sambil menunduk.
"I-itu karena Pak Vandro ada meeting penting kan?" tanya Amanda.
"Meskipun bagaimana pun juga, saya punya tanggung jawab untuk menjagamu, jadi kabari saja" Jawab Vandro.
"Baik... Pak"
Flashback Chapter 11 Off....
"Tak terasa hari sudah malam, aku harus pulang, Pak Vandro katanya mau mampir ke minimarket dulu naik mobil, lalu menjemput"
"Lho? Mbak Amanda!" sapa Yudha.
"Eh? Pak Yudha toh, kenapa pak?" tanya Amanda.
"Terimakasih sudah nolongin Ryan tadi, saya juga sangat minta maaf karena tidak sengaja mendorong Mbak Amanda ke tangga" jelas Yudha.
"Ngga apa-apa kok Pak" Singkat ny, Amanda tidak nyaman berbicara seperti ini.
"Saya juga sudah minta maaf ke Vian, tapi katanya beliin dulu Apel terbaru! baru dimaafin!" sedih Yudha sambil memperlihatkan ponsel logo Apel baru yang ia beli.
"Hm, dasar Vian" batin Amanda.
"Mbak Amanda mau saya belikan sesuatu? mungkin ponsel baru? tas? sepatu? atau mungkin ada yang mungkin bisa saya belikan? tinggal bilang saja Mbak" Kata Yudha sambil menghujani Amanda dengan pertanyaan.
"Eh, tidak usah Pak" tolak Amanda dengan halus.
"Yaudah, ikut saya yuk! saya ingin menginterogasi diruangan berbeda" Jawab Yudha sambil mengajak Amanda.
"Tidak usah Pak!" tolak Amanda karena mengingat pesan Vandro.
Amanda, untuk sementara, jangan mendekati orang-orang yang ada di Rooftop kecuali Vian. Jangan mendekati, Yudha, Ryan, Kelly dan Wiliam. Mereka masih dalam Interogasi
"Kalau begitu kenapa bisa Mbak di Rooftop?" tanya Yudha.
"Eng, karena saya ada barang tertinggal" kata Amanda.
"Barang apa?" tanya Yudha.
Amanda menjawab dengan gugup, "P-Pel! sapu! lap! ember!"
"Eh? Amanda toh?" tanya Ali.
"Lho? kak Ali!" Kata Amanda sambil berpaling ke Ali.
"Oh ya, mau bantuin aku pindahin barang keruangan sebelah sana ngga? ada Riri juga" Kata Ali sambil menunjuk keruangan itu.
"Oh boleh Kak, saya bantuin Kak Aku dulu ya Pak, permisi" Kata Amanda.
"Iya" Yudha hanya menatap Ali dengan tatapan sinis, sedangkan Ali meliriknya dengan tatapan dingin.
...****...
"Ini taruh dimana kotaknya kak?" tanya Amanda.
"Oh, disitu saja Nda" tunjuk Ali.
"Sudah saya pulang du-... eh!? ini kenapa pintunya dikunci?" tanya Amanda dengan kaget.
"Hei, Amanda, kau terlalu naif. Mari kita berdua bicarakan tentang anggota Rosement. Riri tidak ada karena sudah pulang" Kata Ali, sambil menahan pintu dengan tangannya dengan menatap Amanda yang berusaha membuka pintu.
"Kak Ali tau soal Rosement?" batin Amanda.
"Kak Ali! yang kakak lakuin ini masuk ke pelecehan seksual! Ini juga dilarang dalam agama!" jelas Amanda.
"Eh!? emang kamu ngga deg-degan diginiin?" tanya Ali.
"Idih! ge-er banget! ngga boleh kayak gini!" kata Amanda sambil menyingkirkan salah satu tangan Ali dan menyingkir dari situ.
Tringg! tringg!
"Eh? telepon dari Pak Vandro!? batin Amanda.
"Ng? Sini hpnya" Kata Ali sambil mengambil ponsel Amanda.
"Sini ponselnya!" Seru Amanda.
Bruk! gubrak!
Karena tidak sadar maupun tidak, Amanda tidak sengaja membuat kakinya kehilangan keseimbangan dan ia jatuh kepalanya terbentur mengenai tembok.
Ali menerima telepon dari Vandro.
📞"Amanda, kamu mau camilan apa?"
"Hei! Vandro! ayo sini! bantuin Amanda! kalian sama-sama anggota apartemen kan? sesama Anggota Rosement kan harus saling tolong, oke Bye!" Kata Ali sambil menutup telepon.
Trek!!
"Ali" batin Vandro.
"Ayo Amanda, ku tolong" Kata Ali.
"Tidak usah, bukan Mahrom! ngotot baku hantam kita!" Seru Amanda.
"Oh, oke deh aku ngalah. Lagian aku bisanya diotak, diotot aku kalah, wkwkwkw"
Amanda akhirnya duduk di kursi, kepalanya sedikit berdarah.
"Nih, ada kotak P3K sini diobatin dulu sama di plaster ya" Jelas Ali.
"Kak Ali kenapa sih!? tadi ngambil ponselku sekarang bantuin aku, sebenarnya kak Ali itu baik atau jahat?" batin Amanda.
"Nih pasang sendiri ya, nanti ngamuk lagi kau hancur ni ruangan" kata Ali
"Terimakasih kak" kata Amanda memasang plaster di dahi sebelah kanannya.
Ceklek!
"Apa maksud nya ini Ali?" tanya Vandro yang baru datang.
"Lho? dah dateng toh rupanya. Ayo sini, mau kubicarain sesuatu" Kata Ali.
Vandro akhirnya duduk di kursi sebelah dengan Amanda, sedangkan Ali ada di meja berlawanan didepan mereka.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" tanya Amanda.
"Oh, ya tentu saja pasti berhubungan dengan anggota Rosement, kan?" tanya Ali.
"Darimana kau tahu tentang itu Ali?" tanya Vandro.
"Tentu aku tahu karena punya banyak sumber" Jawab Ali.
"Oh ya, kalau begitu beritahu semua yang kau tahu, bagaimana?" tawar Vandro sambil tersenyum.
"Hm, lalu kita ke perbincangan terpentingnya saja" Sahut Vandro.
"Ya, aku mendapat sumber terkadang disini dengan Pangeran Aliandra, dan juga Penghuni kamar no.9" Jelas Ali.
"Kau tidak becanda, kan?" kaget Vandro.
"Ya"
Suatu tempat bersebelahan dengan Kerajaan Carna,...
"Baik, karena saya mendatangi anda Bu,... apa bisa menjawab pertanyaan saya?" tanya seseorang tak lain adalah pangeran Aliandra.
"Hm,... Aku tidak tau kenapa Tuan sama sekali tidak menyerah menginterogasi Ibu dengan gangguan jiwa ini" Kata penghuni kamar no.1, Radith.
Ting! Ting! ting!
"Matikan Suara itu!!" teriak wanita yang diinterogasi Andra
Tut!
"Ngapain nelpon sih?!" batin Radith.
Kembali di AR group...
"Si Gondrong! udah tersambung tapi di matiin" Batin Vandro.
"Jadi, silahkan lanjutkan, Ali" Kata Vandro.
"Baik, kalian tahu kan? insiden yang menimpa Vian dan Amanda? itu ada hubungannya dengan konflik keluarga Pangeran" kata Ali.
"Oh iya, kalian seharusnya tahu kan? ada musuh dibalik selimut dan dibalik layar yang ada di AR group" Jelas Ali lagi.
"Tentu saja yang menyuruh itu adalah, Presdir sebelumnya sekaligus Raja sebelumnya, Paman dari Presdir Andra sendiri" Kata Ali.
"Apa? keluarga sendiri?" batin Amanda sambil kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
oi_mikasa
kerenn kk
2021-02-09
2