Episode 10. Milik ku

Didalam kamar Bastian tengah berbaring diatas ranjang berpura-pura tidur supaya tidak menimbulkan curiga karna ia menguping pembicaraan antara Dini dan Karin.

Dini pun memasuki kamar, ia melihat Bastian yang tengah berbaring itu dan benar saja ia berpikir kalau Bastian sudah tertidur.

Karna merasa hatinya tidak dalam keadaan baik karena mengingat kembali masa dimana ia bersama Arya, ia mengambil ponselnya dan membuka galeri photo kenangannya bersama Arya.

Ia menatap photo dimana Arya memeluknya dari belakang dengan tangan kanannya melingkar dipinggang Dini sementara tangan kirinya terangkat keatas sejajar dengan bahunya, jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk love kemudian diikuti oleh Dini dengan tangan kanannya.

Air mata itu pun turun membasahi wajah Dini, ia menangis melihat betapa manisnya kenangan itu.

Baginya sangat sulit untuk melupakan semua yang mereka lewati bersama, meskinpun sekarang ia sudah memiliki suami namun hatinya belum bisa sepenuhnya untuk suaminya itu dan tidak juga untuk Arya yang sudah membuatnya sakit hati.

"Kenapa kau tega menyakiti ku?" Dini berbicara dengan menatap wajah Arya yang ada di photo itu.

"Aku begitu mencintai mu Arya tapi apa balasan mu terhadap ku ha? jika kau tidak mencintai ku lagi seharusnya kau katakan kebenarannya sebelum kau menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku membenci mu Arya, sangat membenci mu!" hisk hisk Dini terisak.

Bastian yang sedari tadi mendengar apa yang dikatakan Dini membuat ia merasa kasihan terhadapnya.

Sebenarnya hati Bastian merasa tidak nyaman mendengar ucapan Dini yang sangat mencintai Arya mamun ia sadar meski sudah menikah dengannya tapi hati Dini belum bisa mencintainya dan begitu juga dengannya.

Beberapa tahun lalu Bastian memang pernah mencintai Dini namun ia tidak pernah mengutarakannya karna Dini salah satu primadona disekolahnya dan banyak para siswa yang ingin menjadi pacarnya.

Hal itu membuat ia mundur karna tak percaya diri dan takut kalau cintanya ditolak. Ia berpikir lebih baik memendam rasa cintanya dari pada sakit hati karna cintanya ditolak.

Setelah lelah menangis mata Dini pun mulai terpejam dan terlelap dengan posisi masih memegang ponselnya dan badannya membelakangi Bastian yang berada diatas tempat tidur.

Merasa tidak ada suara tangisan lagi, Bastian berbalik dan melihat kearah Dini.

Ia mengambil ponsel yang berada ditangan Dini dan melihat photo yang membuat Dini menangis.

Bastian melihat dengan tatapan tidak suka kemudian menggeser layar ponsel tersebut untuk melihat beberapa photo lagi dan tepat seperti dugaannya banyak kenangan antara Dini dan Arya disana.

Bastian merasa kesal melihat itu semua dan tanpa pikir panjang ia menghapus semua kenangan itu dari ponsel Dini.

"Sekarang kamu adalah milik ku tak akan ku biarkan kamu menangisi orang lain, mulai sekarang hanya aku yang harus ada dihati mu bukan orang lain. " Gumam Bastian sambil menatap istrinya yang sudah tertidur itu kemudian ia menyelimuti tubuh Dini.

*

*

"Pagi mah..." Sapa Dini terhadap mertuanya itu yang sedang menyiapkan sarapan, meskipun ada ART yang bertugas untuk menyiapkan semua keperluan mereka tapi Mita tidak selalu membiarkan ART melakukannya sendiri sebisanya ia akan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.

"Pagi sayang."

"Mama sudah selesai masak?"

"Ia sudah, kenapa sayang? kamu pengen dimasakin sesuatu sama mama?"

,Ngak kok mah, Dini gak enak aja mama siapin semuanya seharusnya tadi Dini bangunnya gak kesiangan biar bisa bantu mama masak.'

"Gak papa kok! lagian mama juga di bantu sama bibi." Terang Mita.

Semuanya kini tengah menikmati sarapan di meja makan termasuk juga Kevin.

"Dini... " Panggil Mita.

"Ia ada apa mah?"

"Kamu sudah kemasin barang kamu sayang?" tanya Mita,

"Belum mah." jawab Dini sembari melirik ke arah Bastian yang duduk disampingnya.

"Ya udah gak papa ntar biar bi Yati bantu kamu kemasin barang kamu."

"Ia mah." Sahut Dini.

Dikamar Dini dan bi Yati sedang mengemasi barang miliknya yang akan dibawa ke MES yang ditempati Bastian di tempat ia bekerja.

"Sudah semua non?"

"Sudah bi, bibi bisa istirahat sekarang."

"Kalau begitu bibi permisi non."

"Ia bi, makasih sudah bantu aku berisin barang-barang ini semua."

"Sama-sama non."

"Permisi den Bastian." Pamit bi Yati kepada Bastian yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

"Ia bi." Bastian.

"Udah selesai?"

"Umm." Dini.

"Ntar berangkatnya agak sorean aku mau istirahat dulu." Terang Bastian.

"Ya sudah kalau gitu."

"Oya, kita sebenarnya kemana sih?"

"Mau ke alam mimpi. " jawab Bastian.

"Ih kamu tu, aku serius nanya juga?"

"Ntar juga bakalan tau, udah ah aku mau tidur siang dulu."

"Dasar!"

"Dasar apa?"

"Gak ada. "

gak ada apanya?

"Udah ah, malas ngomong sama kamu." Terang Dini kemudian ia pun keluar dari kamar dengan perasaan kesal.

*

*

"Bas, Bas.. Kita jadi gak jalannya udah sore loh." Ucap Dini yang tengah membangunkan Bastian dengan menggoyang-goyang lengannya.

"Umm."

"Udah bangun dong, Kevin udah nungguin dari tadi tuh."

"Umm." Suara Bastian menyahuti ucapannya sambil menarik tangan Dini sehinga ia terjatuh diatas tubuh Suaminya itu.

Bastian pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ia memeluk tubuh Dini dengan begitu erat sampai-sampai Dini susah untuk bernapas.

"Lepasin, aku gak bisa napas nih! Bas...Lepasin dong. " Mohon Dini sambil menggoyangkan badannya agar terlepas dari cengkraman laki-laki tersebut.

Bukannya melepaskan pelukannya, Bastian malah mempererat dekapannya itu.

Uhuk.. Uhuk..

Dini terbatuk-batuk akibat ulah Bastian yang tak kunjung melepas pelukannya tersebut.

Dan akhirnya Bastian pun melepas kedua tangannya yang mendekap tubuh istrinya itu karena suara Dini yang terbatuk-batuk itu.

"Kamu tu ya! mau buat aku mati kehabisan nafas gitu?"

Bukannya menjawab perkataan Dini, ia malah tertawa melihat raut wajah Dini yang terlihat lucu dan menggemaskan baginya.

"Apa? kamu malah ngetawain aku gak lucu tau. "

"Kamu marah?"

"Menurut kamu aku lagi senang gitu?"

"Yah, gitu aja marah."

"Udah buruan Kevin dari tadi nungguin tuh."

"Ia bentar aku mandi dulu." Ucap Bastian sembari beranjak dari tempat tidur.

"Ya udah aku tunggu di depan."

"Ummm." Sahut Bastian.

*

*

*

"Mah, pah kami jalan dulu." Pamit Bastian.

"Ia sayang hati-hati nyetirnya ya!" Mita

"Bas..." Pangil Nugroho.

"Ia pah. "

"Jaga baik-baik istri mu ini jangan sekali-kali kamu buat masalah dengannya apalagi jika sampai ia menangis karna ulah mu papa sendiri yang akan turun tangan." Peringat Nugroho.

"Ia pah."

"Bang, kamu sampai kapan cutinya?" tanya Bastian ke Selo yang berdiri bersama Karin yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Dua hari lagi Bas, emang kenapa?"

"Gak kok cuman mau tau aja."

"Oh,, gitu?"

"Mm.." Bastian.

"Mah, pah Dini pamit." Ucapnya sambil mencium tangan kedua mertuanya itu secara bergantian.

"Kamu sering-sering kasih kabar ke mama, papa ya sayang."

"Ia mah."

"Mba Karin, aku jalan ya. " Pamit Dini.

"Ia kamu hati-hati disana." Ucap Kiren.

"Ia mba, mba juga jaga kesehatan ya biar dedek bayi juga sehat."

"Ia.. ia.. Kamu juga cepetan nyusul mba."

"Mba Karin bisa aja." Jawab Dini sambil melihat kearah Bastian kemudian disambut senyuman oleh Bastian.

"Udah yuk kita berangkat sekarang." Kevin.

"Om, tan, jalan dulu."

"Ia kalian hati-hati! " Nugroho

-

-

-

-

like dan coment nya dong!!

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

semangat 💪

2022-12-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!