Esok harinya Suhardi datang menemui sahabatnya Nugroho untuk sekedar berbincang di kediaman keluarga Nugroho.
Suhardi begitu dekat dengan keluarga Nugroho, mereka sedari kecil sudah berteman dengan baik.
Mereka sedari tadi berbincang namun ditengah percakapan Suhardi menceritakan perihal tentang Dini putrinya.
Nugroho pun merasa kasihan dan berpikir untuk menjodohkan Dini dengan putranya Selo.
"Bagaimana jika kita jodohkan saja Dini dengan Selo." Terang Nugroho!.
"Apa tidak masalah dengan ide mu itu?"
"Aku rasa tidak ada salahnya, Selo sudah berumur 28 tahun. Sudah waktunya ia untuk menikah, sudah berulang kali aku memintanya untuk segera menikah tapi kelihatannya dia selalu saja mengabaikan keinginan ku." Jelas Nugroho.
Ditengah perbincangan mereka Mita yang merupakan istri dari Nugroho datang menyapa keduanya.
"Sepertinya ada hal serius yang kalian bicarakan? " tanya Mita sambari duduk di samping suaminya itu.
"Begini ma, kami berencana akan menjodohkan Selo dan Dini bagaimana menurut mama?"
"Kalau mama sih setuju-setuju aja pa mana baiknya aja buat anak-anak kita."
"Kalau begitu kita sepakat, lusa kami sekeluarga akan datang berkunjung untuk rencana pernikahannya karna lebih cepat lebih baik bukan?" Ucap Nugroho.
"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu." Terang Suhardi.
"Oh, kenapa terburu-buru?" selidik Nugroho.
"Aku ingin segera menyampaikan rencana kita kepada Laras."
"Baiklah kalau begitu."
Suhardi pun menyampaikan rencana nya kepada istri dan putrinya tersebut.
Namun Dini tidak menyetujui akan hal itu, bagaimana mungkin ia menikah dengan Selo orang yang pernah dekat dengannya dimasa Dini masih sekolah dulu.
Dini mengingat kembali tentang masa-masa ia dan Selo, dimana pada saat itu hubungan mereka ditahap pengenalan satu sama lain.
Mereka nyaris saja pacaran namun Dini memilih menghindar sebelum Selo menyatakan perasaannya.
Selo mempunyai adik laki-laki yang bernama Bastian Pratama Nugroho.
Ia merupakan satu kelas dengan Dini diwaktu SMA, namun mereka tidak pernah akur satu sama lain.
Awalnya Bastian menaruh hati terhadap Dini, diam-diam ia menyukai Dini. Namun Dini tidak menyadari akan hal itu dan membuat Bastian merasa kesal di tambah lagi banyak laki-laki yang mengejarnya pada saat itu.
Disaat Dini menjalin hubungan dengan salah satu siswa di sekolah itu, Bastian pun marah dan perasaannya mulai berubah rasa cintanya perlahan menimbulkan rasa benci terhadap Dini sehingga Bastian sering membuat masalah dengannya.
Ditambah lagi Selo yang mempunyai perasaan terhadap Dini. Sontak hal itu membuat Bastian semakin menjadi-jadi bahkan ia memperingatkan Dini agar menjauhi Selo.
Bastian pernah mengurung Dini di toilet sekolah karena mengabaikan peringatan darinya untuk menjauh dari Selo.
Tak ingin mendapat masalah lagi dari Bastian, Dini pun memilih menjahui Selo dengan alasan ia sudah punya pacar pada hal disaat itu dia tidak mempunyai pacar.
Lamunan Dini terhenti ketika suara dari Suhardi terdengar olehnya.
"Dini, bagaimana keputusanmu nak?
Ayah hanya ingin yang terbaik buat mu, keluarga Nugroho itu sangat baik nak, ayah sudah mengenal Nugroho sangat lama."Ayah yakin Selo anak yang baik juga seperti orang tuanya." Terang Suhard.
"Dini...Kamu mau kan nak menuruti keinginan ayahmu? ini saatnya kamu melupakan Arya dan mulailah hidup baru bersama Selo." Bujuk Laras.
"Terserah ayah dan ibu saja mana baiknya, Dini ikut aja apa kemauan ayah dan ibu."
Kemudian Dini pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya, disana ia menangis mengingat ia akan segera menikah.
Ia merasa bingung harus bagaimana disatu sisi dia tak tega menolak keinginan orang tuanya namun disisi lain ia ragu menikah tanpa adanya rasa cinta.
Tiba harinya dimana keluarga Nugroho datang berkunjung ke kediaman Suhardi untuk membahas masalah perjodohan tersebut.
Dini yang tengah duduk di dekat ibunya hanya menundukkan kepalanya ia tak berani memandang Selo sedikit pun.
Sedangkan Selo hanya bersikap biasanya saja, ia tak terlihat gugup sedikit pun seperti Dini. Setelah merundingkan masalah tersebut, akhirnya tanggal penikahan sudah di tetapkan .
"Kalau begitu pernikahannya kita adakan satu minggu lagi." Ungkap Nugroho.
Dini yang dari tadi hanya diam tiba-tiba mengangkat suara.
"Apa? sa.. satu minggu lagi?"
"Ia nak, lebih cepatkan lebih baik. " Terang Mita ibunya Selo.
Dini pun hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Mita yang tak bisa ia tolak. Setelah kepulangan keluarga Nugroho Dini terlihat tak bersemangat, mengingat pernikahannya tinggal hitungan hari lagi.
Ia berpikir jika ini terjadi padanya dan Arya alangkah bahagianya ia namun takdir berkata lain.
Karna apa yang kita harapkan terkadang tak sejalan dengan takdir.
Sementara ditempat lain Selo sedang menemui seseorang, yaitu Karin kekasihnya.
Ia menemui Karin ingin mengatakan jika ia akan segera menikah.
"Tapi kenapa kamu menerima perjodohan itu? apa aku melakukan kesalahan terhadap mu sehingga kamu mau dijodohkan oleh orang tuamu?" Ucap Karin.
"Aku tidak bisa terus menunggumu Karin, sampai kapan ha? aku sudah berulang kali mengajak mu untuk menikah tapi kamu selalu menolak dengan alasan belum siap.
Sampai kapan aku bertahan menunggu mu sementara orang tuaku terus saja mendesakku agar segera menikah jadi aku tak punya pilihan lain selain menyetujui perjodohan ini." Terang Selo.
"Orang tua ku tidak akan melakukan ini jika kamu mau menikah dengan ku Karin, aku harap kamu mengerti posisi ku saat ini." Pinta Selo.
"Pernikahan ku sabtu ini, datanglah untuk merelakan ku dengan wanita lain agar aku bisa memulai kehidupan ku bersamanya."
"Tapi Selo..."
"Sudahlah Karin aku rasa ini jalan yang kamu inginkan. Aku pamit dulu. " Selo
Karin hanya bisa menatapi kepergian Selo, hatinya hancur tapi ia sadar ini semua karna sikapnya yang tidak peduli setiap Selo mengajaknya untuk menikah.
Kini Karin pun merasa menyesal dan tiba-tiba ia merasa pusing dan mual, tubuhnya berkeringat dan bergetar.
Setelah beberapa hari Karin masih saja merasa badannya begitu lemah, ia pun berpikir apa sebenarnya yang terjadi dengannya.
Setelah mengingat ia tersadar kalau ia belum datang bulan dua bulan terakhir ini.
"Apa jangan-jangan! ah tidak mungkin tapi jika ia? aduh aku harus bagaimana ini?" gumamnya.
Karin pun pergi ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan, dengan tergesa-gesa ia pulang dan segera menggunakan alat tersebut.
Sebelum melihat hasilnya ia terus berdoa semoga apa yang aku pikirkan tidak terjadi. ungkapnya.
Namun ternyata hasilnya benar-benar seperti dugaannya.
"Apa aku hamil? bagaimana Ini? Aku harus kasih tau Selo sebelum ia menikah, kalau tidak bagaimana dengan nasib ku?" Karin mulai panik.
Karin menelpon Selo berulangkali namun tidak ada jawaban, ia pun memutuskan untuk pergi menemui Selo.
Disepanjang jalan ia terus berusaha menelpon Selo namun lagi-lagi tidak ada jawaban nya.
Semoga aku tidak terlambat kalau tidak aku tak bisa membayangkan bagaimana hidupku hancur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments