Saat ini Dini tengah bersiap untuk dirias, berhubung karena akad nikah akan segera dilangsungkan. Namun tidak sedikit pun Dini merasa bahagia sedari tadi ia hanya diam saja.
Sementara keluarga Nugroho baru saja tiba di kediaman Suhardi namun hanya Selo dan kedua orang tuanya yang tiba disana tidak terlihat kehadiran Bastian yang merupakan adik dari pengantin pria.
Laras dan Suhardi menyambut kedatangan mereka dengan tawa yang terpancar menandakan kebahagian yang mereka rasakan.
"Wah wah. Pengantin prianya tampan sekali."
Seru Laras menggoda Selo.
Selo pun hanya tersenyum.
"Loh mba, Bastian nya mana? ko gak ikut?" tanya Laras.
"Sebentar lagi dia nyusul mba masih ada urusan sebentar." Terang Mita.
"Oh begitu rupanya! ya sudah ayo silahkan duduk dulu, saya tinggal sebentar gak papa ya mau lihat Dini dikamarnya." Ungkap laras sambil beranjak dari tempatnya tersebut.
"Ia mba gak papa." Pungkas Mita.
Sementara Bastian yang hendak berangkat menyusul ketempat pernikahan tiba-tiba terdengar suara ribut di halaman rumah, karena merasa ingin tau apa yang terjadi ia pun pergi kearah sumber suara keributan itu.
"Ada apa ini?" tanya bastian kepada pak Timo yang merupakan penjaga keamanan di rumah tersebut.
"Ini den, nona ini ingin bertemu den Selo, saya bilang den Selo nya ga ada tapi dianya gak percaya. Trus marah-marah dan menerobos masuk." Jelas pak Timo.
"Ya sudah bapak bisa kembali bekerja sekarang."
"Ia den permisi."
"Ada perlu apa kamu dengan abangku Selo?"
"Ada yang harus aku sampaikan padanya." Karin
"Tapi saat ini dia tidak ada disini, jika ada yang harus kamu sampaikan tunggu lah besok karna hari ini dia benar-benar tidak bisa di ganggu."
"Tapi ini juga penting bagi ku, tolong aku dimana tempat pernikahannya? aku harus bertemu dengannya sebelum terlambat. "
"Maksudnya apa? aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan! " Bastian
"Aku kekasih Selo dan saat ini aku sedang mengandung anaknya, aku harus beritahu dia keadaan ku kalau tidak..." perkataan Karin terhenti sambil menggigit bibir bawahnya.
"Benarkah? apa ucapan mu bisa ku percaya? bagaimana jika semua ucapan mu hanya kebohongan?"
"Tolong percaya lah padaku! aku benar-benar tidak tau bagaimana lagi sekarang." Karin pun terlihat gusar dan putus asa.
Bastian merasa kasihan melihatnya dan sejenak ia mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan.
"Tunggu lah sebentar akan ku hubungi dia!" terang Bastian sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jas nya.
"Percuma ponselnya dari tadi tidak bisa di hubungi." Terang Karin
"Benarkah?"
Bastian pun memutuskan untuk menghubungi mama nya Mita.
Mama Laras: halo Bastian kamu sudah dimana nak?
Bastian: Masih di rumah ma! Bastian mau ngomong bentar sama abang tolong dong ma kasih ponselnya sebentar aja.
Mama laras: Sebentar ya Bas!
"Selo..nih ada Bastian mau ngomong katanya."
"Ada apa ma?" tanya Selo sambil mengambil ponsel tersebut dari tangan Mita.
"Kamu tanya langsung aja ke Bastiannya."
Selo: Halo, ada apa bas?
Bastian: Ada yang nyarin nih! namanya Karin.
Selo: Kamu bawa sekalian dia kesini aja ya soalnya aku yang minta dia buat datang kenikahan aku.
Bastian: Tapi bang, masalahnya dia bawa kabar yang mengejutkan.
Selo: Kabar apa?
Bastian:Aku bingung harus ngomong apa!
Selo: Apaan sih Bas?!
Bastian: Masalahnya dia bilang lagi hamil anak kamu bang!
Selo: Apa?
Bastian: Jadi ini gimana sekarang?
Selo: Aku juga bingung Bas, sebentar lagi acaranya mau mulai tapi gimana dengan Karin? aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa sekarang!
Bastian: Gini aja deh aku bawa dia aja kesana, kita jelasin semua ke papa mama. Tidak ada jalan lain selain memberitahu mereka akan masalah ini.
Selo: ya udah buruan kesini! biar aku ulur waktu sampai kalian tiba disini.
Bastian: Baik lah kami berangkat sekarang!
Bastian mematikan sambungan telponnya dan menghampiri Karin yang sedari tadi sudah menunggunya.
"Ayo kita harus pergi sekarang sebulum akad nikah nya mulai."
Karin pun berjalan mengikutinya dari belakang.
"Naiklah!" suruh Bastian sambil membuka pintu mobilnya kemudian di ikuti oleh Karin.
-
-
-
Bastian menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Suhardi.
"Aku akan turun sekarang, kamu tunggu disini aja dulu dan jangan turun sebelum aku datang."
"Tapi..." Ucapan Karin dipotong oleh Bastian.
"Kamu tenang saja akan aku urus masalah ini tapi ingat jangan coba-coba ikut masuk sebelum aku memintamu untuk itu. Aku dan Selo akan beritahu orang tua kami terlebih dahulu dan setelah itu baru akan menjelaskan masalah ini ke pihak perempuan."
"Baik, aku mengerti maksudmu.
Aku harap semuanya berjalan seperti rencana mu." Karin
Bastian pun meninggalkan Karin di mobil, ia segera menghampiri Selo yang tak jauh dari kedua orang tuanya tersebut.
Selo yang melihat kedatangan nya pun beranjak dari duduknya.
"Gimana Bas? kita harus apa sekarang?"
"Abang ko jadi nanya ke aku! ini karna ulah mu, udah ngelakuin gituan eh malah mau ditinggal pake mau aja di jodohin." Gerutu Bastian.
"Awolah Bas! ini tidak saatnya buat berdebat sekarang tu gimana ngomongnya ke papa mama coba?"
"Dasar loh gitu aja repot ya tinggal ngomong aja lah!" gerutu Bastian sambil mendekat ke Mita.
"Mah, pah ada yang mau Bastian dan abang omongin tapi gak bisa di sini masalahnya ini penting."
"Masalah apa?" tanya Nugroho.
"Ia, ada apa nak?" tambah Mita
"Kita bicara diluar aja gak enak ntar didengar orang, ayo mah, pah." Ajak Selo.
Sesampai diluar Selo pun mulai menjelaskan dengan hati-hati takut akan memancing kemarahan Nugroho. Dan benar saja Nugroho marah dan menampar Selo dengan keras.
Plakk
"Dasar kamu! sekarang bagaimana papa menjelaskan ini dengan keluarga Suhardi ha?" bentaknya.
"Maaf pah,mah. Selo tau Selo salah tapi jika pernikahan ini tetap berlanjut bagaimana dengan Karin? itu anak Selo pah. "
Mita yang tak percaya dengan perbuatan anaknya itu ia tak tau harus berbuat apa dengan keadaan seperti itu.
Bastian pun memeluk mamanya yang tengah menangis.
"Sudah mah! kita cari jalan keluarnya sama-sama tapi kita juga tak bisa melanjutkan pernikahan ini."
"Bagaimana dengan keluarga Suhardi? mereka akan marah besar terhadap keluarga kita! pah kita harus apa?" tanya Mita.
"Tidak ada pilihan lain kita harus mengatakan yang sebenarnya dan kamu Selo harus ikut dengan kami. Kita lihat apa yang akan terjadi. Papa kecewa sama kamu, kali ini papa benar-benar malu akan perbuatan mu." Pekik Nugroho.
"Papa mungkin bisa menjelaskan kepada Suhardi tapi bagaimana dengan Dini? ia pasti akan sedih dengan ini, dia anak baik dan tak seharusnya ia menerima semua ini papa merasa kasihan terhadapnya."
"Mama juga tak tega pah tapi tidak ada jalan lain. Ayo kita temui mereka sekarang mama yakin mereka pasti akan mau menerima penjelasan kita." Mita menimpali ucapan suaminya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
menyimak, mudah2n bagus ceritanya, semangat thor
2022-12-12
0
Manggu Manggu
terus ikut ceritanya💪💪💪
2022-10-17
0