Diantar Pulang Frans

Dengan langkah tergesa-gesa Melani melangkah menyusuri lorong koridor, menuju ke pintu keluar. Berkali-kali dia menengok ke belakang, khawatir muncul sesuatu yang menakutkan. Ketika sampai di pintu keluar dia segera membukanya, tapi ternyata pintu sudah terkunci. Melani jadi panik. Dia menggedor-gedor pintu itu dengan harapan ada orang di luar yang mendengarnya, tapi sia-sia. Sepertinya petugas Satpam tidak ada di luar. Tiba-tiba dia ingat ada pintu lain menuju basement tempat parkir mobil karyawan. Melani segera menuju ke sana. Langkah kakinya terdengar berdetakan seiring detak jantungnya.

Saat berjalan menyusuri lorong menuju basement Melani merasa seolah ada yang mengikutinya dari belakang. Tapi bila dia menolehkan kepalanya tak ada siapa-siapa. Melani jadi tercekam ngeri. Dia takut ada seseorang yang sengaja mengikutinya dan berniat jahat padanya. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia merasa lega karena pintu itu tidak terkunci. Dia lalu bergegas keluar dari pintu itu dan menuruni anak tangga menuju ke areal parkir.

Sesampai di areal parkir tak terlihat siapa pun, kecuali tiga buah mobil yang masih terparkir di sana. Itu berarti masih ada beberapa pegawai di gedung kantor ini yang masih ada di dalam. Mereka belum pulang. Melani melangkah menuju keluar areal parkir. Tapi sekali lagi dia mendengar ada suara langkah kaki di belakangnya. Dan suara langkah kaki itu terdengar tergesa-gesa seperti ingin mengejarnya. Melani dicekam ketakutan. Dengan perasaan panik dan cemas, dia segera berlari melewati tiang-tiang pondasi di areal parkir.

Tiba-tiba dia bertabrakan dengan seseorang, Melani menjerit kaget.

“Hei, ada apa ini? Kenapa kamu berlari-lari seperti dikejar setan?” cetus seorang laki-laki yang berdiri di depannya memandangi Melani yang tampak pucat dan ketakutan.

“Eh, maaf, Pak. Saya tidak tahu ada Bapak di sini,” kata Melani dengan suara gugup setelah menyadari bahwa orang yang ditabraknya tadi adalah Pak Frans, direktur pemasaran di kantornya.

“Hei, bukankah kamu Melani? Asistenanya Pak Tejo?” cetus Frans mengamati wajah Melani dengan seksama.

“Betul, Pak, saya Melani,” jawab Melani gugup.

“Kenapa kamu berlari-lari seperti orang ketakutan?”

“Saya merasa seperti ada yang mengejar saya di belakang…”

“Mana? Saya tidak melihat ada siapa pun di belakang kamu,” kata Frans sambil celingukan ke belakang Melani.

Gadis itu ikut menengok ke belakang. Memang tidak ada siapa-siapa. Tapi dia tadi mendengar dengan jelas suara langkah kaki mengikutinya dari belakang. Dia sangat yakin dengan pendengarannya. Tapi karena tidak ada bukti dari ucapannya, Melani jadi malu sendiri.

“Kamu pasti berhalusinasi. Kamu terlalu sering menonton film horor, sehingga berpikiran ada yang menguntit!” ujar Frans berkesimpulan.

Melani tak bisa membantah ucapan Frans, meski juga tak mengiyakan seratus persen. Dia merasa yakin bahwa tadi ada yang mengikutinya di belakang. Tapi Melani tak ingin memperpanjang persoalan ini. Dia sudah cukup lega karena tidak terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Sesuatu yang mencekam hatinya telah sirna.

“Maaf, Pak. Saya permisi pulang dulu,” kata Melani kemudian berpamitan pada Frans.

“Sebentar, Mel,” seru Frans menghentikan langkah Melani.

“Ada apa, Pak?”

“Boleh saya antar kamu?” ucap Frans dengan sikap agak kikuk.

“Tidak usah repot-repot, Pak. Saya bisa naik taksi,” tolak Melani halus.

“Saya tidak merasa direpotkan. Kebetulan saya juga akan pulang. Lagi pula ini sudah malam, sulit cari taksi. Ayolah, tidak usah sungkan. Jangan tolak kebaikan saya ini,” kata Frans dengan nada memohon. Melani merasa tak enak. Akhirnya dia menganggukkan kepala. Frans tersenyum senang.

Dia lalu menghampiri mobilnya dan membukakan pintu untuk Melani. Dengan agak canggung Melani memasuki mobil sedan Frans. Dia duduk di jok depan dekat sopir. Setelah Melani duduk, Frans menyusul. Dia duduk di belakang setir. Melani merasakan hatinya berdebar-debar duduk bersebelahan dengan bujangan ganteng yang jadi pembicaraan kaum hawa di kantornya itu. Apa yang pernah dikatakan Diah benar. Frans memang gentle dan keren. Hanya saja sikapnya yang agak dingin dan cuek memberi kesan angkuh. Tapi sebenarnya itu hanya kesan dari luar saja. Kenyataannya dia cukup baik dan care. Buktinya, dia mau mengantar Melani pulang ke rumah.

Selama dalam perjalanan Frans mengajak Melani ngobrol untuk mencairkan suasana. Dia menanyakan banyak hal tentang diri Melani. Tentang keluarganya, masa kecilnya, masa sekolah, sampai pada hobi segala. Melani menjawab dengan jujur dan apa adanya. Perasaannya agak nyaman bercakap-cakap dengan Frans. Karena ternyata Frans orang yang sangat familiar dan bersahabat. Tidak kaku dan angkuh, seperti pandangan orang-orang selama ini. Bahkan tak segan Frans melontarkan joke-joke seru dan segar. Melani sampai tertawa dibuatnya.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sampai di tujuan. Melani minta diturunkan di depan gang masuk menuju ke rumahnya, karena mobil Frans tak bisa masuk ke dalam. Melani berbasa-basi mengajak Frans mampir ke rumahnya, tapi laki-laki itu menolak. Dia mesti buru-buru pulang. Melani mengucapkan terima kasih atas kebaikan Frans mengantarnya pulang. Frans hanya tersenyum. Dia segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu diiringi pandangan mata Melani yang masih berdiri di pinggir jalan. Diam-diam Melani menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti. Malam ini menjadi malam yang amat berkesan!

 

 

Esok harinya Melani menceritakan pada Diah tentang pengalaman yang dialaminya semalam. Diah pun menanggapi dengan serius.

“Astaga, Mel! Kenapa kamu tidak nelpon aku? Aku kan bisa nyuruh Deni buat menjemput kamu?” ujar Diah cemas.

“Aku tidak kepikiran untuk menelepon, Di. Namanya juga orang ketakutan, tidak bisa mikir apa-apa,” jawab Melani.

“Makanya, Mel, aku bilang apa… Kamu jangan suka pulang malam. Biarpun kantor ini dijaga Satpam, tapi tidak menjamin keselamatan kita. Yang namanya kejahatan bisa datang kapan saja dan di mana pun tempatnya. Bahkan penjahat sekarang lebih nekad dan berani. Makanya, kamu mesti hati-hati, Mel. Jangan pulang malam lagi,” cerocos Diah terdengar nyinyir seperti nenek-nenek.

“Untunglah semalam ada Pak Frans di areal parkir. Kebetulan beliau belum pulang. Entah, apa jadinya kalau aku tidak bertemu Pak Frans…,” kata  Melani penuh rasa syukur.

“Jadi semalam kamu pulang diantar Pak Frans?”

“Ya!”

“Wah, enak dong! Di balik musibah ternyata ada hikmahnya juga. Bisa deket dengan bujangan terkeren di kantor ini. Gimana rasanya bisa duduk semobil dengan Pak Frans?” cetus Diah menggoda.

“Ah, biasa saja. Dia orangnya baik kok!”

“Kalian ngobrol apa saja?”

“Yaah, banyak…”

“Wah, senengnya! Dia nyinggung-nyinggung soal status jomblo kamu enggak?”

“Enggak, ya! Kita cuma ngobrol hal-hal ringan aja, kok.”

“Ah sayang, ya. Coba kalau kamu mau lebih agresif sedikit!”

“Iih, apaan sih kamu ini!” sungut Melani.

Diah malah tersenyum geli.

“Oh ya, dia mengantar kamu sampai di rumah?”

“Tidak! Cuma sampai di depan gang saja. Dia kemudian langsung pulang karena harus buru-buru…”

“Yaah, kamu buang kesempatan emas. Kenapa kamu enggak ajak dia mampir dulu ke rumah. Perkenalkan dia sama keluargamu. Aku yakin Pak Frans akan semakin terkesan sama kamu dan dekat denganmu. Selanjutnya kalian tinggal bikin rencana dating!” ujar Diah menyayangkan.

Melani hanya tersenyum kecut. Dia memahmi maksud Diah. Tapi dirinya bukan gadis yang suka memikat laki-laki. Lagi pula kebaikan Frans kepada dirinya bukan berarti laki-laki itu suka padanya.

Terpopuler

Comments

Ibu Dewi

Ibu Dewi

y lah harus ny coba lihat di cctv mingkin nnti tau siapa tuh orang yang mungkin bermasud g bener sama melani aku jdi khawatir deh sama mel kaya2 ada yng ngincar dia

2024-04-05

0

🌕🌊🍁🪷

🌕🌊🍁🪷

serius nanya. kantornya kagak ada cctv gitu? bisa dicek jam kejadian siapa ajah yang mondar mandir gitu.

2023-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!