Beberapa bulan setelah kejujuran luna di Caffe waktu itu, kini mereka sedang melaksanakan ujian akhir semester atau lebih tepatnya ujian kenaikan kelas.
Hari ini hari terakhir ujian dengan jadwal Mata Pelajaran Matematika.
Bel tanda ujian selesai pun berbunyi
Ting .. Ting .. Ting ..
"Aaaahhhh akhirnya selesai juga" kata Mili.
"Iya nih, sebelah yuk kita ajakin nongkrong bareng" Ajak resya.
"Mm Sorry re gua gabisa ikutan, udah ada janji sama bang angga" Tolak halus Mili.
"Ohh gitu, eh gua mau nanya deh, sebenernya lo sama bang angga itu udah jadian belom si?" tanya resya.
"Huuhhh beloman orang selama deket aja kita keitung kali jalan berapa kali, berasa digantungin kan" kelih Mili.
"Hahahaha yaudah lo yang sabar ya kalo gitu ceritanya gua gabisa bantu, selamat berjuang mimil" ledek resya.
"Haha sialan lo re, lo tuh jangan kelamaan gantungin si fathan" ledek mili balik.
"Haha urusan dia itu mah gua gapernah ya gantungin dia" kata resya sambil tertawa.
"Woyyy seru amat si, lagi pada ngomongin ape ni? pan ora ngajak-ngajak" kata luna yang baru dateng bersama dengan 3 orang lainnya.
"Tau ni bahagia baattt romannye" samber dhifa.
"Lagi pada ngomongin gue ya? ngomongin apa si beb??" goda fathan.
"Dihalahhh narsis sangat anda bung" ucap Sam sambil menoyor kepala fathan.
"Ada yang lagi digantungin tuuuu" ledek resya.
"Weitssss ude kaye jemuran aje poo digantungin" tambah luna.
"Bacot deh re, lun" kata Mili jengah karena digoda terus oleh sahabatnya.
"Sabar ya mil, gua ngerti ko rasanya digantungin karena gua juga digantungin sama ayang rere" kata fathan dengan menampilkan muka melasnya.
"Jijik gua liatnya!!" kata Sam sambil bergidik.
"Sumpah yaaa punya kesalahan apa gua dimasa lalu sampe punya sepupu gesrek begini" Sesal dhifa.
Hahahahaha tawa mereka semua pecah. Lalu mereka pun berkumpul dirumah Fathan.
"Assalamu'alaikum" sapa mereka.
"Wa'alaikumsalam, haduuhh tumben banget ini rame-rame" ucap mama fathan.
"Iya ma, kita mau abisin stok cemilannya fathan, abis dia kerjaannya ngabisin jajanan aku mulu dirumah" kata luna mengadu.
"Mulai deh mulai, Dasar tukang ngadu!" kata fathan.
"Kalian ini gapernah berubah dari dulu rebutannya jajanan mulu heran mama" kata mama fathan. "Sudaah ayo masuk" ajak mama fathan.
"Mama udah lama gak liat resya makin cantik ya sekarang" kata mama fathan sambil melirik resya sedari tadi.
Resya tersipu malu "Berarti aku pinter ya ma pilih calon mantu buat mama" kata fathan bangga.
"Belom tentu gua mau sama lo ya!" sanggah resya.
"Kalo resya mau sama fathan gapapa kok, mama malah setuju banget" kata mama fathan.
"Tuh kan re udah dikasih lampu ijo ni sama tante gue" kata dhifa.
"Lamaran secara tidak langsung ini mah" ledek Sam. Wajah cantik resya sudah memerah menahan malu karena digoda terus oleh mereka.
"Duhh nyesel gue ikutan, kalo tau bakalan di bully mah mending gua pulang kan malu" gumam resya pelan tapi masih bisa didengar oleh luna.
"Gua denger loh re" kata luna sambil tersenyum meledek sahabatnya.
"Bacot lu" kata resya kesal.
"Hahaha udah udah gimana kalo kita main Uno aja" ajak dhifa.
"Bolehh tuhh, lu ada kan kartunya than?" tanya Sam.
"Ada kok, bentar gua ambil dulu dikamar ya" kata fathan.
Angga pun keluar dari kamarnya menghampiri sang mama yang sedang berada di dapur.
"Maa, angga keluar dulu ya?" izin angga.
"Mau kemana kamu bang?" tanya mama.
"Mau lunch sama Mili maa" kata angga cengengesan. "Kamu bang bang anak orang digantungin mulu" kata mama.
"Iya sabar ma, abang nunggu kelulusan dulu, rencananya sih mau langsung ngiket dia ma" jelas angga.
"Emang kamu kata anak orang lontong apa pake di iket iket" ledek mama.
"Bukan begitu mamaku sayang, maksudnya tunangan dulu gitu, mama setuju kan?" tanya angga memastikan.
"Mama sama papa itu setuju aja asalkan anak anak mama bahagia"tutur mama memberikan kelegaan pada angga karena ia merasa mamanya sudah memberikan lampu hijau untuk hubungannya dengan mili.
"Makasih ma, doain ya semoga niat angga berjalan lancar" kata angga
Mama mengangguk "Yaudah nanti kalo sempet ajak mili mampir ya kerumah kebetulan lagi ada luna dan yang lainnya diruang keluarga" kata mama.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada 2 orang yang mendengar pembicaraan mereka siapa lagi kalau bukan fathan yang ingin menghampiri abangnya karena ia sudah melihat abangnya sangat rapi dan luna karena ia mau membantu mama keduanya untuk menyiapkan makanan dan cemilan untuk sahabatnya.
Fathan pun menoleh kearah luna dan menarik luna ketaman belakang rumahnya, dengan santainya luna hanya menjawab "Hati gua udah sering sakit than, jadi lo gausah khawatir ya" berusaha menenangkan fathan yang terlihat cemas.
"Kalo mau nangis gapapa lun" kata fathan yang mengerti perasaan dan setiap perkataan luna barusan.
"Pasti gua nangis tapi gak disini gaenak sama mama, yaudah yuk kita balik lagi kedalem nanti yang lain ikutan cemas" berusaha terlihat kuat didepan sahabatnya.
fathan menatap luna dengan tatapan yang sulit diartikan lalu ia pun mengikuti luna kedalam.
to be continue ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments