Hari Senin.
"Assalamu'alaikum" kata Sam yang baru sampai menjemput Luna.
"Wa'alaikumsalam, mari masuk den" kata bi ina selaku asisten rumah tangga keluarga Mahendra.
"Eh anak bunda udah dateng" ucap bunda, membuat Aluna dan Zaka yang mendengar langsung menengok siapa yang datang.
"Sejak kapan Sam jadi anak bunda?" tanya luna heran, "Ya sejak sam jadi temen lo lah" jawab Zaka ketus.
"Biasa aja kali jawabnya" sewot luna, "Lagi lo pagi-pagi udah aneh nanya nya begitu bahkan angga sama fathan pun kalo dateng juga bunda manggilnya begitu" jelas zaka.
Sam dan bunda yang melihat perdebatan receh itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Kamu udah sarapan sam?" Tanya bunda, "Sudah kok bunda" jawab sam.
"Bunda, luna berangkat duluan ya sama sam" kata luna, "Oh begitu ya udah ada tebengan lupa sama abang" sindir zaka.
"Abang apaan si lebay deh, lagian lo kan bisa bawa mobil lo" kesal luna.
"Mobil gue di bengkel" jawab zaka. "Yaudah bang bareng kita aja, gua bawa mobil ko" kata sam.
"Gausah sam, kamu berangkat sama luna aja, si zaka nanti bawa mobil bunda" kata bunda sambil mengedipkan sebelah kepada Zaka.
Zaka pun mengerti isyarat yang diberikan sang bunda agar adiknya semakin dekat dengan sam.
"Yaudah sono duluan gua pake mobil bunda aja, nanti gua malah ganggu lo lagi berduaan sama sam" goda zaka.
"Abang sekali lagi lo ngomong bakalan gua sumpel tu mulut" kata luna yang sudah memerah karena menahan malu dan kesal untuk abangnya itu.
"Ati-ati sam diterkam macan dimobil ahahahaha" ucap Zaka sambil berlari menuju mobil sang bunda.
Sampai Disekolah
"Haayyy gayss" sapa luna. "Duuh ceria banget si lo hari ini" kata Resya.
"Senengnya mak lampir gua udah ceria lagi" ucap Fathan spontan.
"Emang kemaren lo kenapa lun? dan tumben lo bareng Sam?" tanya Dhifa heran.
"Yeeehhh lo aja gatau diakan emang kalo sekolah selalu bareng sama sam kalo nggk ya sama abangnya maklum tuan putri" ucap Resya sambil terkekeh.
"Berisik lo re, gua gapapa ko shaaayy .. eh iya Mili kemana?" tanya luna.
"Mili izin hari ini karena umanya sakit, tadi bang angga kasih tau gue jadi nanti tolong lo izinin mili dikelas ya rere sayang" jelas Fathan ingin memastikan kecurigaan tentang perasaan luna pada abangnya sekaligus menggoda Resya sang pujaan.
Deg.
Pancaran kesedihan dapat terlihat diwajah luna saat fathan menyebutkan nama angga, dan itu membuat fathan dapat menyimpulkan bahwa rasa curiganya itu ternyata benar adanya.
Lalu, ia pun mengalihkan pandangannya pada Sam dan dapat dilihat pula tatapan sendu Sam saat melihat luna menahan kesedihannya.
Resya pun bungkam seolah nama itulah yang tidak ingin ia dengar saat bersama dengan sahabatnya luna, tapi ia pun sadar inilah resikonya kalo luna tidak mau terbuka dengan perasaannya kepada sahabatnya yang lain.
Karena keadaan yang diam membisu secara tiba-tiba membuat Dhifa pun penasaran.
"ada apa emang dengan angga? kenapa disaat fathan nyebut nama angga luna diam? apa dia suka sama angga? lalu kenapa sam menatap luna dengan sendu? ada apa dengan suasana ini?" batin Dhifa.
"Ehmm" Dhifa berdehem agar menyadarkan keempat sahabatnya.
"Lo semua utang penjelasan tentang Angga sama gue?" ucap dhifa seketika karena ia tak mampu menutupi rasa penasarannya.
Tak lama bel masuk pun berbunyi
Ting .. Ting ..
Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan baik, memperhatikan saat guru sedang menjelaskan, mengerjakan tugas yang diberikan, dan bertanya jika ada yang tidak dimengerti.
Jam istirahat tiba.
Resya menghampiri keempat sahabatnya didalam kelas.
"Hayy gays kantin yukk" ajak Resya. "Ayo, tapi gua mau minta penjelasan sama lo lo pada" kata Dhifa dingin.
"Iya nanti gue jelasin, tapi sekarang kita kekantin dulu ya laper nii belum sempet sarapan tadi pagi" Ucap resya memelas agar dhifa segera pergi kekantin, resya tau saat ini luna sedang memikirkan harus jujur atau tidak pada sahabatnya itu.
"Kenapa lo gak bilang dari tadi kalo belom sarapan!" ujar fathan sambil menarik tangan resya menuju kantin dan otomatis tangan dhifa pun ikut tertarik kerena posisi tangan resya sedang memegang tangan dhifa.
"Sakit odong tangan gue!" bentak resya. "Tau lo tangan gue juga sakit ketarik! khawatir si khawatir tapi gak gini juga kali!!" ujar Dhifa.
"Emang dasar Four Lion senggol dikit mode singa nya keluar" desah fathan.
***Dikelas***
"Ada apa?" tanya Sam lembut. "Gua bingung harus jujur apa nggk sama fathan dan dhifa, kalo gua jujur gua takut sikap mereka berubah apalagi fathan adiknya bang angga terus dhifa juga sepupunya bang angga" ngeluh luna.
"Udah saatnya mereka tau lun, emang mau sampai kapan lo nyembunyiin ini hmm? kali aja dengan mereka pada tau, disaat hati lo sakit lo bisa sedikit tenang karena kita pasti akan support lo terus" kata sam menenangkan.
"Makasih Sam lo selalu jadi penenang buat gue" Ucap luna sambil menyenderkan kepalanya dibahu sam.
"Asalkan itu bikin lo bahagian gua bakalan siap 24 jam buat dengerin cerita lo lun, mungkin ini perjuangan cinta gua ke lo, semoga suatu saat nanti cinta lo bisa beralih ke gue ya lun" tatapan batin sam.
Tanpa mereka berdua sadari dipintu kelasnya ada seorang pria yang mendengarkan kegalauan adiknya.
"Kenapa pembicaraan mereka meruju kesatu orang? apa jangan-jangan bener lagi dugaan gue kalo luna suka sama angga" batin Zaka seketika tubuhnya terasa lemas saat memikirkan itu sampai dirinya harus bersandar didinding kelas.
"Abang gapapa?" Tanya dhifa yang baru dari kantin. "Abang gapapa, lo sendirian? bukannya tadi sama resya dan fathan?" Tanya Zaka yang memang melihat kepergian sahabat adiknya karena ia juga mau menanyai kemana Angga hingga tidak masuk sekolah hari ini.
"Iya tapi mereka masih dikantin lagi makan" jawab dhifa seadanya dan zaka pun hanya membalas dengan ber oh ria saja.
to be continue gayss ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
anisa kurniawati
saya menghargai kamu thor.... semangat terus halu nya di perluasss biar alur cerita nya tambah berwarna
2021-01-27
1