Pagi Hari Farel Sudah berada Di Rumah Roby,
Sekertaris itu Berjalan Kelantai Atas Kamar Tuan Mudanya itu.
Di Dapatnya Roby yang Tengah Memakaikan Jas Ke Tubuhnya Dibantu sang pelayan peribadinya.
“Pagi Tuan” Farel Menyapa Roby Yang Tengah Bersiap itu.
“Pagi, Temani Aku Sarapan! Papa Sama Mama Subuh Tadi Pergi Keluar kota”
Ucap Roby.
Keluar Kota????
Tubuh Farel tiba-tiba Panas Membayangkan Alamat Zahrana Yang Diminta Nyonya Besarnya itu.
Sarapan Pagi pun Di Mulai, Roby Dan Farel Beserta Jordan. Tiga laki-laki itu Menikmati Sarapannya Diam Membisu.
Farel yang Gelisah memikirkan Zahrana.
Roby Yang Memang Biasanya Selalu Diam.
Jordan yang Tidak Bersemangat Karena Ditinggal Mama Shela keluar Kota.
Roby Mengakhiri Sarapannya dengan segelas Jus Apel kesukaannya.
Dengan Begitu Berakhir lah Sarapan Pagi Yang Dramatis itu.
Roby Dan Farel Berangkat ke AKSTARA internal, Sedangkan Jordan Berangkat Sekolah Di antar Pak Toni, Supir pribadi Pak Andreas.
Di Perusahaan.
Farel mengiring Roby Menuju Ruangannya, Tentu saja Di lirik Ribuan Mata para karyawan yang mereka lewati itu.
Beberapa Kariayawan Wanita Berbisik-bisik. mereka membicarakan orang nomor satu Di perusahaan itu.
“Wahhhh Pak Roby Masih Terlihat Tampan ya”
Kata Salah Satu karyawan dan di angguki karyawan lainnya.
“Kalau Pak Roby mau Sama Aku, Aku Rela Jadi Istrinya” kata Salah Satu Karyawan lainnya. di Sambut Kekeh Karyawan-karyawan itu.
Zahranapun Terkekeh Mendengar Perkataan itu,, Dirinya tidak Bisa membayangkan Kalau Bos besar Itu Akan menikah, Mungkin Istrinya akan Di maki-maki Setiap Hari. Pikir Gadis itu.
***
Disisi Lain,, Sebuah Mobil Memasuki Jalan Pedesaan yang Dihiasi Sawah-sawah Warga Yang Membentang Luas dan Hijau.
Mama Shela membuka Kaca Mobil itu Dan menghirup Udara Pagi yang begitu Segar, Yang Tidak Bisa Di dapati Di kota yang Polusi udaranya Telah Tercemar.
Pak Andreas pun Membuka Kaca Di Sebelahnya Seperti Yang Di lakukan istrinya Tadi, Suasana Sejuk itu Terasa sedikit mengobati Kepenatan Setelah Empat Jaman mereka Berada Di mobil.
“Wahhhh enak Sekali ya Calon Besan kita Tinggal Dipedesaan Seperti ini”
“Iya Pah, Udaranya sejuk, Mama Suka!!” Jelas Mama Shela kepada Suaminya.
“Masih Lama Gak Pak Ridwan” Pak Andreas Bertanya kepada Orang Yang Menyupiri Mereka.
“Desanya Sih Sudah Benar Tuan, Tapi Rumahnya Saya Tidak Tahu”
Jelas Supir itu dengan Jujur.
“Aihh, Bagaimana ini Pah, Alamat Yang Di Berikan Farel kan Memang Tidak ada No Rumahnya” Mama Shela menjadi Frustasi.
“Pak, Kita Tanya Bapak Yang Di depan Sana!” Pak Andreas menunjuk Seseorang Di depan mereka, yang Sepertinya Sedang Berjalan menuju Ladang.
Mobil Berhenti Di Samping Orang itu. Membuatnya Melongo Memperhatikan Mobil yang begitu mewah.
“Pak Mau Nanya? Rumah Zahrana Dimana ya?” Mama Shela Bertanya, Karna memang Mama Shela yang Paling Dekat Ke arah Laki-laki itu.
Laki-laki itu Terlihat Memandangi Langit, Mengingat-ingat Nama yang Di sebutkan Mama Shela.
“Ohh Neng Zahrana! Anaknya Pak Maliq!”
Laki-laki itu Berkata Sambil manggut-manggut.
“Iya,,, Rumahnya Dimana Pak?” Tanya Mama Shela. Sedangkan pak Andreas Merasa Tidak Asing Dengan Nama itu.
“Saya Bisa Tunjukkan,,!”
“Ya sudah, Masuk Ajah Pak” Perintah Mama Shela.
Lelaki itu Melemparkan Cangkul yang di bahunya ke sembarang Arah, Sangking Antusiasnya Menaiki Mobil itu.
Mobilpun Berjalan Ke Rumah Penduduk Desa itu,,, Mula-mula Rumah warga hanya Satu persatu dipinggir ladang itu, Semakin Masuk Rumah-rumah itu mulai Terlihat Ramai.
Lelaki itu Menunjuk Rumah Cat Biru Berpagar bambu Di depan mereka.
Pak Ridwan Menghentikan Mobil Di depan Rumah itu.
Tampaklah Mata Orang-orang Menatap Ke arah Mereka.
Seakan Penuh Tanya, Apalagi melihat Rombongan Yang Datang Itu.
Mama Shela dan Pak AndreasTurun Dari mobil Beserta Pak Ridwan.
Sedangkan Laki-laki tadi masih Duduk Di Kursi depan mobil.
Setelah Pak Ridwan Mengajaknya Keluar, Barulah Laki-laki itu Berinisiatif Untuk Keluar.
Pak Andreas mengeluarkan Uang Beberapa Lembar untuk Laki-laki itu, Ucapan Terimakasih nya.
Seorang Lelaki Paruh Baya Keluar Dari Rumah itu.
Betapa Kagetnya Dirinya Melihat Pak Andreas. Teman SMAnya Dulu Telah Berada Di Depan Rumahnya.
“Maliq?,, Itu Kau?” Pak Andreas tidak Kalah Histeris Melihat Teman SMA nya yang Paling Pintar itu.
“Andre,,” Berjalan Dan Memeluk Pak Andreas
Mama Shela Merasa Bingung Dengan Adegan itu..
Pak Maliq Mempersilahkan Tamunya itu Untuk Masuk.
Pak Andreas Dan istrinya Masuk Disusul Pak Ridwan yang Membawa Banyak Oleh-oleh Untuk Keluarga Pak Maliq.
Istri Pak Maliq,, Buk Mila yakni Ibu dari Zahrana Mempersiapkan Jamuan Kecil untuk Tamu Mereka itu.
Pak Andreas Menceritakan Tentang Pertemanannya Dengan Pak Maliq.
Mereka Sekolah Di Sekolah Yang Sama.
pak Maliq memang Berasal Dari Desa Yang Mendapat Beasiswa Di kota,
Pak Andreas mengaku Sering Belajar Kepada Pak Maliq karena Pak Maliq Memang Sangat Pintar Di masa itu.
Entah Kenapa Akhir-akhir Sekolah Mereka. pak Maliq Menghilang Tanpa Jejak Dari Sekolah itu.
yang Sangat Di Sayangkan Pak Andreas, Sahabatnya Pergi Begitu saja Tanpa Berpamitan Dengannya.
Pak Maliq Menyambung Cerita Pak Andreas, Mengatakan Bahwa Dirinya Pada Saat Itu Sangat Kacau, Ayahnya Sakit, Hanya ibunya yang bekerja Menanggung Obat Ayah dan Biaya Keluarganya. Dirinya Tidak Ada Pilihanan Lain, Keluar Dari Sekolah. dan Mencari Pekerjaan Untuk Menghidupi keluarganya.
Pak Andreas tidak menyangka, Teman yang Jadi panutannya itu Bernasib seperti itu.
“Tapi tidak Apa-apa,,, Hidup seperti ini. Aku memiliki Keluarga Kecil Yang Bahagia. Ini Mila Istriku. Dan Anakku Satu-satunya Zahrana” sambil menunjukkan Foto Zahrana Di meja itu.
Pak Malik Memperkenalkan Istri Dan Anaknya kepada Pak Andreas dan Mama Shela,
Dan Bergantian Pula Pak Andreas Memperkenalkan Mama Shela, Dan Menceritakan kedua Anaknya.
Betapa Bahagia Perasaan Mama Shela dan pak Andreas, Ternyata Calon Bessan Mereka itu Adalah Teman lama.
Tentu Saja itu Akan memperlancar Semua Rencana Mereka.
Di luar Rumah, Terdapat kerumunan Warga Memperhatikan Rumah itu,,, Dengan Rasa Penasaran Seorang Ibu-ibu Bertanya Kepada Laki-laki Yang Tadi Ikut Bersama Rombongan Pak Andreas.
“Pak Anwar,, Siapa sih itu?” Tanya Ibu-ibu kepada Laki-laki yang Bernama Anwar itu.
“Oh itu Horang kaya,,,” Sambil beralih Dari Tempat itu menuju Rumahnya, Timbullah Rasa malas Laki-laki Itu, Dirinya merasa Tidak Perlu keladang hari ini. Karena Sudah Mendapat Uang Dari Pak Andreas.
Para Emak-emak Itu Tidak Merasa Puas Mendapat Informasi dari Pak Anwar.
Mereka mengikuti Laki-laki itu Kerumahnya.
Di Dalam Rumah, Keluarga Pak Andreas dan keluarga Pak Maliq Makan Bersama.
Kedua Keluarga itu Terlihat Sangat akur.
Pak Andreas mengatakan Maksud Kedatangan Mereka.
Pak Andreas mengatakan, Sebenarnya Mereka Mengenal Zahrana, Pak Andreas menceritakan Panjang Lebar Kronologi Peristiwa itu.
Yang Membuat Mereka Bertemu dan Akhirnya Jatuh Hati Kepada Zahrana.
Pak Andreas Sekali Lagi Mengatakan Maksudnya, Bahwa Dirinya Ingin Meminang Zahrana Untuk Anaknya Roby Yang Memang Lumpuh.
“Tidak Bisa Pak Andre!!!” Tegas Pak Maliq Memotong Pembicaraan Pak Andreas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Vaniasti
Katanya teman kok manggilnya Pak Andre?? Iisshhh jgn mo anaknya dijodohin buat merawat yg cacat..Heheheh
2021-02-27
0
Andini
aaaaaaa....betul betul betul, Pak Maliq tegas melindungi Rana...
2020-10-15
0
Yeyen Dhevan
keren
2020-10-04
1