Bisakah kau mencintaiku, seperti bagaimana engkau mencintai wanita itu, aku tidak meminta agar itu secepatnya, yang perlu ku lakukan hanyalah merayu, merayu cintamu kepada sang maha cinta.
******
Sebulan pernikahannya telah berlalu, namun tanda-tanda cinta belum muncul sedikitpun dari sang suami, ia sadar bahwa perasaan tidak bisa di paksakan. Namun ia sangat meyakini lambat laun Zohan akan mencintainya seperti yang semestinya.
Di subuh paling tak utuh, ia beranjak dari atas sejadah, baru saja ia menyelesaikan shalat sepertiga malam namun suara ngigauan dari Zohan membuatnya penasaran.
Ia tertawa kecil mendengar suara pria yang sangat di cintai itu, mengigau tengah malam itu terdengar sangat lucu.
Suara ngigauan Zohan sangat lantang tapi tidak jelas apa yang di katakan pria itu, membuat tangannya tidak bisa menolak untuk mengelus bibir tipis dan manis milik suaminya itu.
Cup.
Di kecupnya sekali dua kali, lantas tersenyum penuh kemenangan,“Hanya saat seperti ini aku bisa melakukannya.” Bisiknya pelan seperti sedang meminta ijin.
“Boleh kan aku memelukmu.” Tanyanya sekali lagi kepada pria yang tertidur pulas itu.
Tanpa pengijinan ia langsung memeluk suaminya itu dengan sangat erat, “Aku sangat mencintaimu.”
“Tapi aku tidak.” Jawaban yang tak pernah ia duga sebelumnya, tiba-tiba Zohan terbangun dan menyahut perkataannya begitu saja.
Ia terdiam sejenak, sedikit syok tapi sebisa mungkin ia tidak akan pernah membiarkan dirinya terlihat norak di hadapan suaminya itu.
“Tak mengapa, Aku tidak memintamu untuk segera mencintaiku, kau bisa melakukannya dengan perlahan-lahan.” Ujarnya dengan senyum tipis yang membuat wajahnya semakin karismatik.
“Sayangnya aku tidak merencanakan itu sebelumnya.” Zohan kembali bersuara menunjukkan perlawanan secara terang-terangan.
“Aku tidak mengharapkan rencanamu, karna aku mengandalkan Tuhanku.” ucapnya lugas dengan suara yang tegas.
Dan Zohan hanya bisa terdiam sejenak,
“Aku hanya tidak ingin kau kecewa Hawwa.”
“Aku tidak akan kecewa, karna sudah ku bilang Aku percaya kepada Tuhanku, Yang maha Cinta yang maha membolak balikkan hati manusia.”
Ia menggenggam jemari tangan Zohan dengan erat, kedua insan itu saling bertatapan untuk waktu yang cukup lama.
“Terima cintaku dengan pelan-pelan, hanya itu yang perlu kau lakukan.”
****
Jam tuju pagi, ia menyiapkan sarapan. Nasi goreng komplit dengan omlet telur kesukaan Zohan.
Setelah menikah, Kedua pasangan itu hanya tinggal berdua di dalam rumah yang cukup besar itu, tanpa asisten rumah tangga dan sejenisnya, benar-benar hanya mereka berdua.
Sama seperti yang ia rencanakan sebelumnya bahwa kehidupannya setelah menikah adalah tentang Zohan, melayani suaminya, menjadi sitri Solehah untuk pria itu.
Menyiapkan peralatan makan di atas meja, tangan mungilnya begitu lincah mempersiapkan semua sarapan pagi suaminya itu.
Dalam kurun waktu yang bersamaan Zohan pun turun dari lantai kamar mereka.
“Aku sudah menyiapkan sarapan sejak dini hari. Turun dan makanlah sarapanmu.”
“Tidak perlu, aku puasa hari ini.” jawab Zohan dan meninggalkannya begitu saja.
Ia terdiam sejenak.
“Tunggu.” lantas melangkah menghampiri pria itu. “Puasa apa?.” tanyanya. Karna ia tahu betul suaminya biasa puasa Senin Kamis selama ini, sedangkan hari ini adalah hari Jumat, dan lagi tidak ada hari besar dalam Islam yang menyunnahkan untuk puasa hari ini.
“Aku sedang membayar Najar, puasa tiga hari berturut-turut sejak kemarin. Kau makanlah. Aku harus kepondok sekarang.” Zohan menjawabnya tanpa ekspresi, ketidak sukaan tergambar jelas di wajah pria itu.
“Ya sudah hati-hati.” Ia menyalami suaminya itu.
“Nanti aku akan menyiapkan makanan untuk buka puasa.. Hati-hati Di jalan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
maura shi
knpa komen dan isi partnya g sama ya
2022-07-02
0
Sari Emilia
ini ko crt nya langsung k sini y ko ga nyabung dr crt awalnya
2021-06-16
0
Lelyana Marzuki
gantengan farel Thor dari pada Bosx Roby..boleh dong tukar
2021-03-16
0