Zohan
Dernyitan ranjang lama, menjadi pertanda bahwa Hawwa sudah terbangun dari tidurnya, Hela nafasnya yang gelisah membuatku yakin bahwa dia sedang tidak baik-baik saja dengan apa yang terjadi saat ini.
Aku bisa merasakan Isak tangisnya yang teramat dalam, menyaksikan aku menghubungi Bilqis, kekasihku. kami bicara via telepon semalaman, untuk mengurangi rasa rinduku pada hati yang merindukan tuannya.
Untuk Hawwa aku tidak peduli pada hati dan cintanya, terlepas apa yang ku lakukan pada malam pertama pernikahan kami. Aku benar-benar tidak peduli.
Kalau dia adalah perempuan yang kucintai mungkin aku bisa mengerti perasaannya, tapi sayang dia adalah perempuan yang saat ini sangat kubenci.
Bagaimana tidak, dengan segala kelicikannya, Dia mampu membuat keluargaku bertekuk lutut di hadapannya, termasuk aku yang sekarang tanpa daya harus menikahinya–meninggalkan kekasihku yang sedang menempuh pendidikannya di Mesir.
Sama seperti ku kekasihku Bilqis melanjutkan pendidikannya di luar negri, bedanya aku menimbah ilmu di eropa sedangkan Bilqis di Mesir, Dia memperdalam ilmu agama dengan segala kerja kerasnya. Tahun ini akhirnya dia bisa menyelesaikan studinya disana, sesuai janjiku kepadanya kami akan menikah setelah ia selesai s3 dan melanjutkan membina pondok pesantren ayahanda yang saat ini sedang dalam masa puncaknya.
Hanya tinggal satu haun lagi, aku bisa mewujudkan impian kami yang telah terangkum sejak tammat pemondokan sembilan tahun lalu, namun semua rencana itu lenyap karna seorang wanita.
Hawwa hadir dalam kehidupan ku sepuluh tahun lalu, entah mengapa aku sangat suka kepadanya, dia adalah teman perempuan ku satu-satunya, Kawan yang sudah ku anggap seperti Saudari sendiri.
Keluarga Hawwa sangat tajir, ayahnya yang saat itu memiliki banyak sekali perusahaan, mendadak sakit, sakit yang sangat aneh. Ayahanda Menyebut penyakit itu berkaitan dengan santet, guna-guna dan sebagainya, wallohu aklam. Beberapa tahun berobat akhirnya ayah hawwa berangsur pulih, dari kejadian itu keluargaku dan keluarga Hawwa menjadi sangat dekat, keluarganya yang kaya raya selalu membantu pondok pesantren hingga sekarang.
Bahkan biaya-biaya Lulusan santri yang ingin berkuliah di luar negri di tanggung oleh keluarganya, termasuk Bilqis.
Namun kebaikan keluarnya dianggap hutang, dan sebagai gantinya, aku harus menikahi perempuan itu.
Tentu saja aku menolak, Aku memiliki gadis yang ingin aku nikahi, Bilqis Ashari, dia adalah standar wanita Sholehah yang harus menjadi istriku, tidak mungkin aku menurunkan standar itu dan menikahi wanita seperti Hawwa. Dan lagi pula hatiku hanya untuk Bilqis saja, dan tidak akan terbagi.
_______
Aku menggelar sejadah, sholat subuh sendirian karena Zohan tidak mau mengimami ku dan lebih memilih shalat di mesjid pesantren.
Dia mengimamiku sekali setelah ijab kobul kami selesai, dan dia berkata itu adalah pertama dan terakhir kalinya dia mau, aku hanya tersenyum mendengarnya, aku bisa memaklumi kemarahan yang ada di hatinya.
Kami menikah kemarin di pesantren dengan akad sederhana, tanpa pesta dan perayaan, bagiku itu sudah sangat cukup, karna yang penting bagiku hanyalah aku menikah dengan suamiku Zohan. dan Alhamdulillah Allah mengijabah semua doa-doa yang kupanjatkan selama ini.
Aku duduk di meja rias, menuangkan toner kepermukaan kapas, mengusap wajah giokku dengan perlahan, aku sedikit tersenyum melihat mata yang sedikit bengkak karena menangis tadi malam.
Sedikit lucu, Kenapa aku menangis dengan hal sesepele itu, bukankah aku sekuat batu karang. Yah aku memang sekuat itu untuk berada di posisi ini i, aku sudah menerima semua konsekuensinya sebagai istri yang tidak di cintai. Tetapi aku percaya Suamiku akan mencintai ku, Karna Allah maha membolak balikkan hati manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Imas Nurhayati
cerita nya mirip drama china Boss and Me, hehe🤣🤣🤣
2021-04-15
0
Imas Nurhayati
jadi inget pilm drama china yg judl ny Boss Snd Me, mirip crta nya
2021-04-15
0
Zaniar Niar
visual nya keren thor cocok banget
2021-04-06
0