Nindy yang memperhatikan gelagat aneh dari sahabatnya yaitu Aisyah, akhirnya bertanya.
"Kamu kenapa Syah? Kamu lagi sakit?"
"Em.. A-aku gak apa-apa kok. Cu-cuma gak enak badan aja" Jawab Aisyah gugup
"Ayo ke UKS kalau gitu. Entar kamu kenapa-kenapa lagi." Ajak Nindy yang merasa khawatir dengan keadaan Aisyah.
Aisyah pun lantas menerima ajakan dari Nindy. Karena sejujurnya Nindy juga merasakan bahwa penyakitnya kambuh lagi.
Aisyah sebenarnya memiliki komplikasi jantung yang tidak terlalu parah. Tetapi disaat ia sedang merasa tertekan, sedih, lelah, kaget, atau bahkan marah, kerja jantungnya akan bekerja 2 kali lebih cepat dan menimbulkan beberapa gejala atau efek samping.
Bram yang memperhatikan Aisyah ingin meninggalkan aula pun bergelut dengan fikirannya.
'Dia mau kemana? Acaranya kan belum selesai. Apa dia sakit ya? Ehh kenapa aku jadi mengkhawatirkan wanita itu.' Batin Bram yang masih setia memandangi Aisyah sampai tak terlihat lagi di pandangan matanya.
Sesampainya mereka di UKS, Nindy langsung membantu Aisyah untuk berbaring di atas brankar. Lalu Nindy mencari aroma terapi untuk Aisyah.
"Gimana keadaan kamu sekarang Syah? Udah agak mendingan? Kalau belum kita ke rumah sakit yuk" Tanya Nindy yang merasa khawatir dengan Aisyah.
Nindy tau dengan penyakit Aisyah makanya ia merasa khawatir terjadi sesuatu kepada Aisyah.
"Alhamdulillah aku udah agak mendingan" Jawab Aisyah lirih disertai senyum tipisnya
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Waktu dimana jam pulang bagi para mahasiswa. Kebetulan hari ini tidak ada dosen yang mengajar dikarenakan kegiatan seminar yang telah berakhir beberapa menit yang lalu.
"Apa jadwalku?" Tanya Bram kepada Alex
"Nanti malam pukul 8 tuan akan mengadakan pertemuan dengan Zoe Entertainment. Setelah itu anda akan menghadiri jamuan makan malam dengan keluarga Wijaya." Jawab Alex sambil memperhatikan jadwal tuannya di ipad yang ada di tangannya.
"Cih penjilat" Decih Bram
Alex yang paham betul dengan sikap tuannya terhadap keluarga Wijaya hanya bisa diam.
Keluarga Wijaya salah satu pengusaha di bidang antar jasa meruapkan teman baik dari ayah Bram yaitu Samuel Ferden Dirgantara. Bima Antara Wijaya selalu menghasut ayah Bram untuk menjodohkan putrinya yang tak lain adalah sahabat masa kecil dari Bram yang bernama Nandira Wijaya.
Bram yang dulunya pernah menjalin hubungan dengan Dira harus kandas karena Dira ketahuan selingkuh dengan bawahan Bram.
Keluarga Wijaya berusaha keras untuk menjalin hubungan keluarga dengan keluarga Dirgantara agar semua kekayaan mereka pindah tangan ke keluarga Wijaya.
Sesampainya Bram dan juga Alex di area parkiran kampus, Bram pun menugaskan sesuatu kepada Alex.
"Cari informasi mengenai wanita yang menabrakku di toilet tadi" Pinta Bram dan langsung masuk ke dalam mobil
Alex yang mendengar permintaan Bram mengernyitkan dahi tanda bingung. Mengapa tuan menginginkan informasi seorang wanita? Begitu fikir Alex
Alex hanya menganggukkan kepalanya tanda siap menerima perintah. Masalah bagaimana ia tau wanita yang dimaksud tuan mudanya, ia akan memeriksa CCTV kampus yang ada di pintu masuk toilet.
Sesampainya Aisyah dirumah, Aisyah pun lantas bergegas menuju toko kuenya karena kedatangan banyak pelanggan.
Setelah sampai di toko kuenya, ia pun membantu karyawannya membuat adonan kue. Disaat Aisyah sedang membuat adonan kue, ia di kagetkan dengan keributan yang terjadi di dalam tokonya. Lantas Aisyah pun bertanya kepada salah satu karyawannya yang tak lain adalah Bu Mirna.
"Bu diluar ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Aisyah penasaran
"Emm... Ma-maaf bu Aisyah, di-diluar ada seorang wanita paruh baya yang membeli kue banyak tetapi ia mengatakan uangnya ketinggalan dirumah dan ia tetap ingin membawa pulang kue tersebut untuk anaknya" Jawa bu Mirna gugup takut Aisyah marah.
Aisyah yang mendengarnya pun lantas menitipkan adonan kue yang dibuatnya tadi ke bu Mirna baru setelah itu ia melangkah ke arah kasir.
Dari jauh, Aiayah sudah dapat melihat perdebatan antara wanita paruh baya tersebut dengan salah satu karyawannya.
"Kan saya udah bilang kalau uang saya ketinggalan. Nanti saya kembali bawa uangnya tapi izinkan saya untuk membawa kue ini untuk anak saya" Mohon sang wanita paruh baya tersebut yang umurnya sekitar 50-an tahun.
"Maaf bu, tapi kami tidak bisa" Ucap sang kasir mulai kesal.
Aisyah pun lantas menengahi pertikaian antara keduanya. Karena mereka berdua telah menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung toko.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, ada apa ini Pak Ali?" Tanya Aisyah kepada sang kasir yang bernama Ali.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" Jawab wanita paruh baya tersebut dengan pak Ali secara serempak.
"Begini bu Aisyah, Ibu ini mengambil banyak kue tetapi ia tidak membayarnya karena alasan uangnya ketinggalan. Terus ibu ini mengatakan jika ia akan kembali ke sini untuk membayar kue-kue yang ia ambil" Jawab pak Ali dengan nada sopan.
Aisyah yang mendengar penjelasan dari Ali kemudian menatap ke arah wanita paruh baya tersebut.
Diluar ekspektasi semua orang dan termasuk wanita paruh baya tersebut. Mereka pikir pemilik toko ini yang tak lain adalah Aisyah akan marah, melainkan ia memberikan senyum manis yang menenangkan.
"Kue ini buat anak ibu ya?" Tanya Aisyah dengan nada lemah lembut yang membuat setiap insan terbuai.
"I-iya Nak. A-apa tante boleh membawa kue-kue ini pulang untuk anak tante. In syaa Allah tante akan membayarnya" Pinta wanita tersebut.
Aisyah hanya tersenyum sendu. Ia ingin melarang, tetapi ia teringat dengan ibunya yang telah meninggal. Ia merindukan perhatian dan kasih sayang ibunya, tetapi Allah berkehendak lain.
"Kalau boleh tau nama tante siapa?" Tanya Aisyah lembut.
"Nama tante, Bu Sarah" Jawab wanita tersebut yang tak lain bernama Sarah.
"Tante bisa bawa pulang kue nya. Tante bisa membayarnya nanti" Ucap Aisyah diakhiri senyum manisnya.
"Kamu tidak marah Nak?" Tanya bu Sarah takut-takut.
"Hahaha kenapa saya harus marah? Sesama manusia harus saling tolong menolong jika dalam kesusahan" Jawab Aisyah bijak
'Subhanallah, ternyata masih ada wanita yang seperti ini. Seandainya saja ia menjadi menantuku' Harap bu Sarah
"Alhamdulillah terima kasih nak. Kalau begitu tante diluan ya soalnya anak tante udah mau sampai rumah. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh " Pamit bu Sarah
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" Jawab Aisyah dan pengunjung sekitar.
Sesampainya bu Sarah di rumah, ia disambut oleh anak sulungnya.
"Mama dari mana? Aku cariin dari tadi juga" Ucap anak lelakinya bu Sarah
"Mama habis dari beli kue. Tapi sebenarnya sih bukan beli, lebih tepatnya mama ngutang di toko kue" Kata bu Sarah kepada anaknya
"Lah kok bisa ngutang mah? Emangnya mama gak bawa uang?" Tanya lagi anaknya
"Astaga ini anak, kalau mama bawa uang gak bakalan mama ngutang di sana. Kamu gimana sih" Kesal bu Sarah
"Huhh. Yaudah kalau gitu kamu sekarang ke sana bayarin kue yang mama ambil tadi" Lanjut bu Sarah
"Entar aku suruh Alex mah"
Yah anak sulung Bu Sarah tak lain adalah Bram Dirgantara. Banyak yang tak mengenal ibu dari Bram karena ibunya Bram jarang bersosialisasi dengan orang luar.
Semuanya hanya ingin berteman dengan harta mama, makanya mama gak mau kenal sama mereka. Begitulah jawaban disetiap bu Sarah di suruh bergaul seperti ibu sosialita lainnya.
"Nih anak satu hobi nyusahin Alex. Pekerjaan gampang kayak gitu masa harus Alex juga. Mama gak mau tau, kamu yang harus ke sana dan ingat, GAK ADA BANTAHAN. Nih alamatnya" Tegas bu Sarah dan langsung meninggalkan anaknya.
Bu Sarah memiliki alasan lain mengapa harus anaknya yang pergi ke sana karena ia ingin anaknya itu lebih mengenal dekat Aisyah. Siapa yang tidak ingin memiliki menantu yang baik hati, lemah lembut, penampilan syar'i, dan dewasa seperti Aisyah.
'Ya Allah, semoga anakku Bram berjodoh dengan wanita seperti Aisyah' Doa bu Sarah di dalam hatinya.
Bram yang mendengar titah sang ibu lantas beranjak dari rumahnya berbekal alamat dari box kue yang dibeli ibunya tadi.
Selang beberapa menit, akhirnya ia pun sampai dialamat yang tertera pada box kue. Dilihatnya suasana toko yang ramai pengunjung.
Disaat ia ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko, ia disambut pekikan dari para pengunjung khususnya para wanita. Entah yang masih gadis atau bahkan yang sudah berumah tangga. Siapa yang tidak akan terpesona dengan ketampanan milik Bram Dirgantara.
"Itu bukannya tuan Bram"
"Astaga tampannya"
"Calon suamiku sudah datang"
"Menikahlah denganku. Aku rela meninggalkan suamiku demi anda tuan"
Begitulah pekikan histeris dari pengunjung toko. Namun sayang tak di gubris sama sekali oleh Bram. Ia pun lantas menuju kasir untuk membayar kue yang di ambil oleh ibunya tadi.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya pak Ali dengan sopan.
"Saya ingin membayar kue yang di ambil oleh ibu saya" Jawab Bram dengan khasnya.
"Maaf tuan, apa ibu anda yang bernama Bu Sarah?" Lanjut pak Ali
"Hemm"
"Ba-baiklah tuan. Semua totalnya 250k" Gugup pak Ali
Bram pun lantas menyodorkan uang sebanyak 500k kepada sang kasir. Dan lantas berlalu pergi.
Disaat Bram sudah pergi menjauh dari toko kue, Aisyah pun lantas menuju ke depan toko karena ia melihat sosok pria yang ia tabrak di toilet tadi.
'Sepertinya tadi aku melihat pria itu. Tapi mana dia? Apa mungkin aku sedang berhalusinasi. Ya Allah, ada apa dengan pikiranku' Ucap Aisyah dalam hati.
.
.
.
.
.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh readers. Alhamdulillah udah UP lagi. Maaf agak telat soalnya lagi sibuk buat novel lain. Mohon komentarnya mengenai cerita ini 😅
제발
#Queenbe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Yani
Ih....ibu " ga ada ahlak mana mau lagi Bram nya juga
2024-04-29
0