SCA 16

Sesuai rencana awal Bram, hari ini ia akan melamar Aisyah di sebuah restoran mewah yang telah ia sewa seharian penuh.

Bram telah janjian dengan Aisyah untuk bertemu di Cafe Rose's pada pukul delapan malam. Aisyah sendiri tidak tau hal penting apa yang ingin disampaikan Bram, tapi Aisyah tetap menerima ajaknnya.

***

Waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Aisyah sudah bersiap-siap menuju Cafe. Pakaian yang digunakn Aisyah adalah sebuah gamis berwarna biru laut ditambah dengan sebuah chardingan agar terkesan lebih kekinian. Hijab yang digunakan berupa hijab pasmina panjang dengan tambahan Bros di atas dada kiri.

"Mbok,.... Aisyah berangkat dulu yah. Soalnya Aisyah ada janji sama teman." Pamit Aisyah kepada Mbok Iyem.

"Enn... Hati-hati yah Nak, ingat pulangnya jangan kemalaman." Mbok Iyem memperingati Aisyah dengan suara rentanya.

Aisyah pun hanya menganggukkan kepalanya kemudian mengucapkan salam lalu berangkat menuju Cafe tempat pertemuannya dengan Bram.

Hanya menempuh waktu 30 menit, akhirnya Aisyah pun telah sampai di tempat tujuan. Dapat Aisyah lihat jika desain interior Cafe itu sangatlah elegan dengan perpaduan warna gold dan black.

Aisyah pun bertanya kepada pelayan Cafe yang bertugas di depan pintu.

"Permisi Mbak, saya di undang sama bapak Bram." Ucap Aisyah.

"Dengan Ibu Aisyah?" Tanya pelayan yang ditaksir usianya sekitar 25 tahun.

"Iya Mbak"

"Bapak Bram sudah menunggu di dalam. Silahkan ibu ikuti saya." Pinta sopan pelayan itu.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan mulai mengikuti langkah pelayan wanita tersebut.

Disaat Aisyah melangkah masuk kedalam Cafe, Aisyah dibuat bingung dengan situasi kondisi dalam Cafe.

Pasalnya tak ada satupun orang yang makan didalam, hanya ada beberap pelayan yang sedang berbaris menyambut kedatangan Aisyah.

Cafe ini kok sepi banget yah? Setau aku, cafe ini lumayan terkenal dan banyak para pengusaha sekedar makan di cafe ini. Fikir Aisyah.

Tapi Aisyah tidak terlalu memusingkannya. Yang dipikirannya sekarang adalah hal penting apa yang akan di katakan Bram kepadanya.

Setelah beberapa saat Aisyah bersama pelayan wanita itu melangkah, Aisyah dapat melihat Bram tengah duduk di sebuah kursi dengan desain romantis. Terdapat beberapa pasang lilin dan bunga mawar merah di atas meja bundar itu. Tidak hanya itu, tetapi tersedia juga banyak makanan yang sangat mahal. Itu dapat dilihat dari tampilannya yang sangat mewah.

Bram yang melihat kedatangan Aisyah lantas berdiri dan menatap lembut Aisyah. Jantung Bram sudah tidak karuan memandang wanita yang sebentar lagi akan ia lamar.

"Kamu udah dateng?" Sapa Bram.

Aisyah hanya diam dan tersenyum. Dan sialnya, itu membuat jantung Bram semakin tak karuan.

Please Aisyah, kamu kalau senyum jangan kelewatan manisnya.

Bram pun menarik kursi untuk Aisyah duduki dan setelahnya terjadi kecanggungan antara mereka berdua. Bram tidak tau harus memulai kata-katanya dari mana, karena dipikirannya saat ini hanya lamaran dan lamaran.

Suasananya kok jadi canggung gini. Kira-kira Mas Bram mau ngomong apa yah? Kata Aisyah dalam hatinya.

Aisyah pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Bram mengenai alasan ia diundang ke sini. Karena tak mungkin Bram akan mengundangnya hanya untuk sekedar makan malam biasa, apalagi mengingat tempat yang ia tempati sekarang yang sangat mewah.

"Oh iya, Mas Bram mau ngomong apa?" Aisyah menatap mata Bram sesaat.

"E-emm.... Ki-kita makan dulu ya Syah! Setelah itu baru aku kasih tau" Ucap Bram. Dan setelahnya mereka pun makan dalam keheningan.

Selang 15 menit, mereka pun selesai makan malam. Aisyah yang sudah sedari tadi ingin bertanya tentang Cafe yang sepi ini pun lantas bertanya.

"Mas Bram, Aisyah mau nanya boleh?" Tanya Aisyah dengan ragu-ragu.

"Kamu mau nanya apa?"

"Emm soal Cafe ini. Kok Cafe nya sepi yah? Setau Aisyah, Cafe ini lumayan terkenal di kota ini" Tanya Aisyah dengan penasaran.

Bram hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Aisyah.

Aku fikir dia mau nanya apa. Fikir Bram.

"Aku booking tempat ini untuk kita." Jawab Bram santai.

Aisyah dibuat terkejut dengan perkataan Bram.

"Apa? Mas Bram sewa tempat ini hanya untuk kita buat makan malam?" Tanya Aisyah memperjelas. Bram pun menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Aisyah.

"Maa syaa Allah, Mas... Mas Bram seharusnya gak menghamburkan uang hanya untuk makan malam seperti ini. Pasti harga sewa tempat ini gak murah. Kan uangnya bisa Mas simpan untuk membantu orang yang membutuhkan, misalkan Mas jadi donatur di sebuah panti asuhan ataupun panti sosial, In syaa Allah Mas Bram dapat pahala dan juga berkahnya." Kata Aisyah menasihati Bram.

Bram yang diberi wejangan oleh Aisyah hanya bisa senyum-senyum sendiri.

Aisyah...Aisyah... Emang aku gak salah pilih calon istri yang punya rasa peduli sama orang lain. Padahal kalau dulu waktu aku pacaran sama Dira, dia malah protes karena kurang mewah dan tempatnya bukan diluar negeri. Aisyah memang beda dengan Dira. Batin Bram sambil senyum sendiri.

Aisyah yang melihat gelagat aneh Bram yang sedari tadi hanya tersenyum lantas memanggil Bram.

"Mas Bram kenapa senyum-senyum sendiri? Memangnya ada yang lucu?" Tanya Aisyah sambil mengedil-ngedipkan matanya dengan lucu.

Bram yang tersadar langsung gelagapan sendiri. "Ahh... Gak apa-apa kok Aisyah. Oh iya aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Kata Bram dengan gugup.

"Mas Bram mau ngomong apa?" Tanya Aisyah dengan serius.

Sambil mengatur nafas, Bram pun meyakinkan hatinya untuk mengungkapkan satu kalimat berjuta arti.

"Aisyah......,"

************ B E R S A M B U N G ************

Jangan lupa like, comment, *dan vote.

Jangan lupa buat baca novel Author yang lain.

안녕히주무세요

#Queenbe*

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***