"Disaat kita menaruh dendam kepada seseorang apalagi sampai membalaskan dendam itu, maka kita sama hinanya dengan orang yang telah menyakiti kita itu bahkan bisa dibilang jika orang yang membalas dendam sama saja halnya seperti orang yang mengais sisa kotoranya sendiri yang seharusnya dibuang dan dia lupakan" Sahut Alika dengan suaranya yang sangat memenangkan.
"Aku tidak tau apa yang kau rasakan, tapi aku mengerti perasaan kesepian mu itu"
"Tapi sekarang aku sudah tidak kesepian lagi, karena aku memiliki tuan Johan dan juga dirimu..."
"Kalau begitu bagaimana jika kita bertiga berteman?" Ucap Johan yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Dean. Sebenarnya sejak awal Johan sudah mendengarkan pembicaraan istri dan juga anaknya, dia mengerti jika saat ini Alika sedang berusaha menyatukan keluarga mereka menjadi keluarga yang utuh dan Johan tidak ingin Alika berjuang sendirian.
"Kenapa ayah masuk tanpa mengetuk pintu?" Tanya Dean dengan ketusnya.
"Kau marah saat ayah masuk ke dalam kamar mu tanpa mengetuk pintu, tapi kau membiarkannya masuk tanpa mengetuk pintu" Sahut Johan menggoda Dean.
"Itu berbeda ayah" Bantah Dean dengan sikap manjanya.
"Jadi apakah kita akan pergi piknik hari ini?" Ucap Alika melerai perdebatan konyol ayah dan anak itu.
"Tentu saja" Sahut Johan sembari mengancingkan lengan bajunya.
"Aku ikut saja" Sahut Dean sembari menyelimuti tubuhnya dengan selimut hangat itu lagi.
"Kalau begitu kalian berdua cepat mandi aku akan menyiapkan bekal untuk kita" Sahut Alika sembari beranjak dari tempatnya duduk.
"Aku sudah mandi" Sahut Johan sembari berjalan mendahului Alika.
"Aku tidak mau mandi" Sahut Dean sembari membenahi posisi bantalnya.
"Kalau kau tidak mandi aku akan meninggalkan mu dikamar ini bersama kucing liar" Sahut Alika menggoda Dean.
"Baiklah aku akan mandi" Sahut Dean sembari bergegas ke kamar mandi.
Ketika Alika membuka pintu kamar Dean untuk kembali ke dapur. Dean tiba-tiba menggengam tangan Alika dan meletakan sesuatu ditanganya.
"Apa ini?" tanya Alika bingung.
"Itu adalah kalung ibu ku ayah bilang kalung itu hanya dipakai oleh ibu, ayah memberikanya kepada ku agar aku bisa melihatnya setiap kali aku merindukan ibu ku... tapi ku rasa sekarang aku tidak lagi membutuhkanya" sahut Dean sembari tersenyum.
"Kenapa?" Alika kembali bertanya karena bingung.
"Karena sekarang aku bisa melihat ibuku kapan pun aku mau..." Sahut Dean sembari mengambil kalung itu dari tangan Alika dan membukakan kancing kalung itu.
"Sekarang ibu ku akan selalu ada disisi ku, dan kalung ini adalah milik mu sekarang... ibu" Sambung Dean berucap sembari memakaikan kalung itu dileher Alika.
Dean kemudian masuk ke kamar mandi meninggalkan Alika yang masih mematung karena tidak percaya dengan apa yang bsru saja terjadi. Alika merasa bahagia karena kini Dean sudah bisa menerima dia seutuhnya sebagai anggota keluarga itu, dan Johan juga sudah bersedia untuk belajar mencintainya.
Kini Alika merasa jika semuanya akan baik-baik saja. Alika tahu jika kini dirinya tidak akan pernah lagi kesepian ataupun sendirian, karena kini dia sudah memiliki dua orang teman yang akan selalu mendampingi dirinya dan akan selalu melindunginya. Dan mereka adalah suami dan juga anak tirinya sendiri, kini bagi Alika kebahagiaan Johan dan Dean adalah prioritas utamanya.
Alika menumbuhkan sebuah tekad dihatinya untuk selalu menjaga dan membuat keluarga kecilnya bahagia. Meski untuk itu dia harus berkorban dia akan menjaga kautuhan keluarganya, karena Alika mencintai keluarga barunya dengan setulus hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
ibah
Terharu ..
2021-01-28
2
Eli Sumarti
keren thor.... suka ceritanya
2020-10-27
2