"Dean apa kau lapar?" Tanya Alika dengan penuh perhatian.
"Ngga bun..." Sahut Dean singkat.
"Apa ada sesuatu? Kau sakit?" Tanya Alika yang merasa tidak enak hati ketika mendengar suara Dean yang agak berbeda.
"Enggakbbun... tapi Dean cuma kedinginan aja"
"Duduklah, sini bunda bantu" Sahut Alika sembari membantu Dean untuk duduk.
"Tunggu ya... ini" Ucap Alika sembari menyelimuti tubuh Dean.
"Kata dokter kamu ga boleh sampai kedinginan karena nanti bisa berpengaruh ke proses penyembuhan luka kamu, dan jug ga baik buat jantung Dean makanya kalau kamu udah merasa dingin bilang aja" Ucap Johan menasehati.
"Iya ayahanda" Sahut Dean menggoda ayahnya.
"Aa... berhenti dulu" Ucap Alika kepada Johan.
seketika Johan meminta Kafa (orang kepercayaan Johan) untuk menghentikan mobilnya. "Ada apa?" Tanya Johan penasaran.
"Didepan ada penjual bubur ayam, ini sudah waktunya Dean minum obat dia harus makan dulu" ucap Alika sembari mengambil tasnya.
"Oh iya... ya udah kamu jangan lama-lama ya"
"Aa sama Kafa mau sekalian dibeliin?" Tanya Alika dengan ramah.
"Atuh kalo rejeki mah saya gak nolak bu" Sahut Kafa dengan tingkah konyolnya.
Alika membeli empat porsi bubur ayam dan teh manis hangat. Saat Alika kembali ke mobil dia memberikan makanan untuk semua orang, saat semua orang Dean justru terlihat tidak berselera.
"Dean makan donk... inikan makanan kesukaan kamu" Ucap Alika membujuk Dean.
"males bun aku gak nafsu makan, lidah ku pahit" Sahut Dean sembari memeluk selimutnya erat-erat.
Alika pun menyudahi makan siangnya dan menyuapi Dean dengan sedikit paksaan. "Dean makan ya, ini bunda suapin" Ucap Alika sembari membuka bubur milik Dean.
"Ga ah bun, lidah Dean pahit ga enak banget bun"
"Kamu harus makan kalau kamu ga makan kamu gimana mau minum obat?" Ucap Alika yang mulai kesal dan akhirnya menggoda Dean.
"Ya tinggal minum pake air putih aja, kelar kan bun" Sahut Dean dengan sangat tenang.
"Oke... Kafa kita ke rumah sakit sekarng Dean kayanya perlu suntikan obat nafsu makan" Ucap Alika mengancam.
"Bunda... iya ini Dean makan" Ucap Dean sembari merebut bubur itu dari tangan Alika dan memakanya dengan lahap.
"aku benci suntikan dan aku benci rumah sakit!" Ucap Dean menggerutu dalm hati.
Setelah sampai dibandara mereka segera mengurus semuanya dan masuk ke pesawat. Dean duduk disamping Alika dan Johan ada didepan Alika, saat pesawat mulai lepas landas Alika melihat keluar jendela menikmati pemandangan. Sementara Johan justru menutup matanya dan tidur siang.
"Bunda suka melihat laut?"
"Bunda selalu menyukai alam Dean, hm... bagaimana kalau nanti kamu sudah sembuh kita ke pantai?" Ucap Alika menyarankan.
"Gimana kalau kita sekalian kemah dipantai bunda? Kan kumayan kita bisa makan ikan bakar sambil menikmati pemandangan" Sahut Dean dengan penuh antusias.
"Hei... kemah dipantai setidaknya kita harus punya perlengkapan berkemah, memangnya kita sudah punya?" Sahut Johan dengan nada datar.
"Kalau begitu ayah... belikan" Ucap Alika dan Dean dengan serentak. Johan hanya membalasnya dengan senyuman.
Selama didalam pesawat Alika memikirkan apa yang harus dia lakukan seteah sampai dirumah barunya nanti. Apa dia harus mulai memasak atau berkebun, kemudian Alika teringat pada biji bunga matahari yang dia beli ketika berlibur ditepi sungai Yi saat itu.
Alika berniat menanam biji bunga itu ditaman rumah barunya nanti. Alika ingin mengubah taman rumahnya menjadi ladang bunga yang indah dan berwarna warni.
Sedangkan dilain sisi ada Dean yang menyimpan rasa cinta kepada Alika dan ingin terus berada didekatnya. Dean berencana untuk selalu dekat dengan Alika, setidaknya walau dia tidak bisa memiliki cinta Alika dia bisa selalu berada disisinya meski untuk itu dia harus menderita.
"Bunda. Aku tau mencintai dirimu adalah salah karena itu cinta ini akan ku simpan selamanya hanya untuk diri ku sendiri, bunda aku akan terus menjaga cinta ini dan tidak akan membiarkanya menghilang... walau untuk selalu ada disisi mu aku harus menyakiti diri ku sendiri aku rela bunda... bahkan seandainya nanti aku mati, aku ingin mati dipelukanmu...
Ayah memang pasangan mu dan aku tidak ingin mengubah hal itu. Biarlah cinta ini hanya aku yang rasa dan hanya aku yang menjaganya, demi cintaku dan kebahagiaan ayah ku, aku tidak akan membiarkan bunda dan ayah berpisah meski hal itu menyakiti diri ku tapi aku sudah rela.
Cinta tiga hati ini biarlah tetap seperti ini. kau bunda, sebagai yang sangat ku cintai dan juga sebagai istri ayahku kami berdua akan selalu ada disisi mu walau kedudukan kami jelas berbeda" Ucap Dean dalam hati dan kemudian meletakan kepalanya dibahu Alika.
"Apa kau mengantuk?" Tanya Alika dengan sangat lembut.
"Bunda... tetaplah bersama dengan ayah meski sesulit apapun ujiannya kalian tidak boleh berpisah" Ucap Dean sembari menutup matanya dan tertidur dalam pelukan Alika.
Johan yang mendengar hal itu hanya tersenyum dan mengukurkan tanganya ke belakang Alika meraih tangan Johan dan keduanya saling berpegangan tangan.
"Dean kami akan selalu bersama dan menjaga mu selamanya" Ucap Johan kepada Dean yang terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Bunda Nya Zirash
s3mangattt thor
2021-03-10
0