Mey... Kamu hebat banget deh”
“Verrel... aku nggk merasa hebat, hanya dia aja yang bikin kesel”
“Oiya Mey tanteku buka salon baru loo, nanti kita kesana, ada perawatan juga”
“Nggak ah Vey”
“Kenapa? “
“Mahal nanti”
“Nggak kok... katanya dia sambil menambah skil, kamu mau ya nanti siang kita kesana”
“Aku izin dulu ya”
“Okey”
“Btw Vey... Kenapa kamu bilang nanti siang, kita aja pulangnya sore, gimana kali besok aja”
“Siiiap tuan putri”
Besok siang
“Tempatnya jauh nggk Vey”
“Nggak kok”
Sesuai janji Verrel mengajak Mey untuk perawatan wajah dan mengubah gaya rambut, Verrel sangat perhatian kepada Mey.
“Tante... Jujur aja saya nggak pede sama warna kulit saya”
“Kenapa... Kan kulitmu warnanya bagus kok”
“Yang.bener tante”
“Iya... Ini kulit yang disukai sama photograper “
“Tante bisa aja”
“looh kok bilang gitu, kebetulan ini ada acara terbuka buat pemotretan, nanti kamu bisa liat-liat model Tante disana”.
“Baik.... Terimakasih Tante”
“Percaya diri dengan apa yang kamu miliki, lebih baik dirawat daripada mengubah yang sudah diberikan”
“Baik Tante”
Sebenarnya pemilik salon bukanlah Tante dari Verrel, salon itu adalah langganan Mamanya, jadi perawatan itu Verrel yang membayar , Verrel disamping pemain basket juga mempunyai bisnis kecil makanan khas cina yang ada di pusat kota Mataram. Namun dikelola oleh karyawannya, bisnisnya lumayan lancar untuk seorang anak seumurannya, memang modal awal Papanya yang memberikan akan tetapi dia mampu mengolahnya dengan baik.
Verrel yang begitu menyayangi Mey terus berusaha membuat Mey bahagia, dan dia berharap Mey akan jadi pendampingnya suatu saat nanti.
Gadis sederhana dan tidak sombong adalah impian Verrel, lagipula walau kulit Mey tidak putih tetapi wajahnya sangat manis dan cantik. Tingginya yang pas menambah nilai plus untuk Mey.
Namun karna sekolah Mey lebih banyak yang berkulit putih dari situlah ia mulai tidak percaya diri dan dikelas pun Mey sering dibully. Dia merasa sangat tidak percaya diri awalnya, namun siapa sangka Mey mulai menonjol dalam bidang semua mata pelajaran, bahkan ia sering mewakili sekolahnya dalam bidang Bahasa.
Mey mulai terkenal dan teman-temannya mulai mengaguminya namun prestasi gemilang Mey, tidak disukai oleh teman sekelas nya yang bernama Aiko. Dia yang sering mengompori teman-temannya untuk mengejek Mey.
Mey gadis tangguh yang mampu bertahan dalam setiap omongan kasar dari Aiko. Padahal Aiko dan Mey adalah sama-sama anggota organisasi. Namanya iri dengki dalam setiap tempat itu pasti ada namun kembali lagi pada porsi masing-masing, toh ngga ada gunanya juga mempunyai sifat seperti itu, buat hati jadi membusuk sendiri.
“Tuhkan jadi lebih cerah Mey”
“Iya... “
“Setiap bulan Tanteku minta kamu dateng ya, biar dia bisa promo ke pelanggan kalo produknya bagus dan recomend”.
“Baik... Tapi apa nggak rugi nanti”
“Enggak lah... Malah dia seneng kok bantu kamu”.
“Oke”
Motor Verrel melaju menerobos dinginnya udara sore kala itu, Mey memandangi pemandangan dijalan, dagang kaki lima khas malam mulai memasang tenda tenda untuk mempersiapkan dagangannya. Sungguh hal baru yang menjadi perhatian Mey, begitu banyak orang yang berjuang untuk hidupnya jadi Mey mengambil kesimpulan bahwa menjadi dewasa itu tidak mudah.
“Mey nanti weekend kamu aku mau ajak ketempat usaha makanan keluargaku ya”
“Baik yang penting kamu yang izinin”
“Siap”
Home
“Mey sudah selesai nyalon ? “
“Iya Ma btw Delta mana Ma ? “
“Dia lagi lembur katanya”
“Oh gitu... Ma... Delta laris banget loo”
“Maksud kamu gimana Mey”
“Laris banyak yang nanyain”
“Teman-teman kamu maksudnya”
“Iya, semuanya malah aku hampir nggak kenal”
“Wahh ada aja deh, mungkin karna seragamnya tuh”
“Bisa jadi”
“Oiya Mey, Tante nutupin kamu ini”ujar Mama sembari memberikan sebuah paper bag.
Aku tersenyum melihat isinya, beberapa skin care yang biasa aku pakai. “Tante sangat repot”
“Iya dia sangat perhatian padamu”
Aku dan Mama mulai menyiapkan makan malam dan sambil bercerita kami menghabiskan malam.
Aku sangat berterimakasih pada Om dan Tanteku yang sangat mengasihi ku, bukan karna aku dibelikan ini itu ya, karna mereka selalu memberi perhatian yang lebih padaku. Mereka juga sering membantu disaat aku dan Mama mengalami kesusahan tanpa meminta balasan dan malah mereka yang sibuk memberi. Aku bertekad saat aku sukses nanti aku akan memberikan perhatian yang sama pada mereka berdua.
“Ehh melamun doang”
“Siapa yang melamun”
“Tuh orgil yang lagi nonton”
“Aku nggak melamun ya “
“Nih aku bawa martabak” ujar Delta sambil menyodorkan bungkusan, aku menengok jam dinding pukul 21.00.
“Makan nggak ya”
“Mau nggak nih”
“Mau kok... “
Mama yang menguap dari arah dapur melihat aku dan Delta. “Delta makan dulu gih “
“Baik Tante”
“Tante aku bawa martabak, makan ya sama Mey”
“Kamu juga makan dong”
“Aku sudah sama temen-temen kok”
“Ok kalo gitu, makasih ya”
“Iya Tante”
“Oiya Tante, hari ini aman ya”
“Aman kok”
“Syukur dah kalo gitu”
“ Oiya Mey hampir lupa, tadi temenku baru pulang dari liburan dan dia ngasih ini ke aku, aku sudah ambil satu sih “ujar Delta sambil menyodorkan beberapa botol parfum merk luar negri.
“Ciyus mie apa”
“Mie goreng dodol”
“wahh hari ini penuh dengan hadiah ya”aku berbicara sendiri
Tuhan menyayangiku, aku tak perlu khawatir lagi dengan diriku, karna Tuhan dan keluargaku yang peduli padaku.Namun aku juga tidak serakah besoknya aku memberikan Naina sebotol parfum juga dari kejauhan Aiko menatapku dengan pandangan sinis. Aku berusaha tidak memperhatikan nya dan hanya berbicara pada Naina.
“btw makin hari kulitmu makin bagus ya Mey”
“Iya Nai yang bener”
“Bener kok, ini bukan karna kamu kasi aku parfum loo, aku ngomong apa adanya”
“Syukur deh kalo gitu, tapi sekarang aku nggak peduli biar ada yang ngolok aku kok”
“Iya jangan dimasukin hati Mey”
Bu Neni datang dengan selembar kertas memberi pengumuman akan diadakan lomba model dari sekolah fashion dan sekolah itu ingin seluruh sekolah berpartisipasi dalam acara itu.
Bu Neni dengan mudah berbicara bahwa wakilnya adalah Aiko , Vania dan satu lagi Mey. Mey sangat terkejut, begitu juga yang lainnya.
“Gimana bisa jelaga itu dipilih Bu “celetuk Aiko
“Iya Bu yang lain kan ada”
“Siapa yang kamu maksud Aiko”tatapan Bu Neni menusuk
“Mey lah siapa lagi”
“Aiko... Kamu adalah contoh buat siswa yang lain, tetapi mulutmu sangat tidak terpelajar, ibu yang seharusnya mempertanyakan mengapa kamu yang dipilih, Mey sesuai tingginya kenapa kamu yang susah, lagipula ia berprestasi dan sangat terkenal, warna kulit tidak masalah , banyak kok model yang berkulit eksotis seperti dia, lagipula Ibu lihat kulitnya juga bersih tidak ada jerawat.
Aiko merasa sangat kesal dan dan mendengus. “Malah kamu yang nantinya akan Ibu pertimbangkan nanti”ucap Bu Neni sambil duduk dan memulai pelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments