Setelah semua masalah kemarin, hari ini aku berencana untuk menenangkan pikiran sambil berenang ke taman wisata gonggress di Lombok Tengah.
Aku, Mama dan Delta sudah mempersiapkan segalanya dari pagi, mengunci setiap sudut ruangan dan tak lupa mengabari Verrel.
Perjalanan kali ini Delta menyewa sebuah mobil agar kami lebih nyaman dan tidak lelah diperjalanan, baru saat ini aku merasa dia berguna. Wkwkwkwk... Aku menikmati musik dari headphone dan mulai meminjamkan mata. Ahh kalau dipikir, siapa yang begitu membenciku, hingga menimbulkan banyak keributan. Semoga saja besok saat sekolah tidak ada lagi yang melakukan hal-hal mengesalkan.
Tempat wisata ini sangat menarik karna hutannya masih dibiarkan, kolamnya pun bagus disertai tempat untuk berswafoto. Aku dan Delta tidak mau ketinggalan mengabadikan momen-momen dan Mama nampak sibuk juga dengan ponselnya menjpret setiap detail gambar. Emak emak zaman milenial.
Aku menikmati semangkuk mie instan diatas berugak,”Delta menghampiri dan mencomot nya dengan lahap. Sumpah aku sangat keberatan, “Mei ada salam dari itu”ucapnya sambil menunjuk Bapak-Bapak botak yang tengah bergaya, aku hampir saja menyemburkan mie yang sudah masuk ditenggorokan.
“Asssemmm lu Delta!!!”, dia cekikikan dan berlari lalu nyebur ke kolam,” awas ya nanti aku balas”.Mama masih sibuk dengan ponselnya dan tidak memperhatikan kami yang sedang memulai peperangan.
Betapa sejuk pemandangan Tuhan yang Maha Esa, patutnya kita sebagai manusia bisa mensyukuri segala nikmat yang tinggal kita lihat saja.
Tak terasa waktu mulai beranjak, dan kami bersiap untuk pulang. Aku kembali memasang headphone kembali bersiap tidur. Sayup-sayup aku mendengar bahwa Om dan Tanteku alias ortu Delta akan berkunjung kerumah. Ya aku lanjutkan kembali tidur agar tidak terlalu lelah, sesampainya dirumah ternyata Ortu Delta sudah datang dan mereka menunggu diteras.
Aku berhambur melihat Om dan Tante, aku memeluk erat Tanteku , aku sangat menyanyanginya karna ia selalu perhatian padaku, begitu juga dengan Om ku, saat kecil aku sering kerumahnya.
“Dah tinggi banget ya Mey”
“Jadi Om maunya Mey tetap kecil ya”
“Iya... Lebih unyu”
“Sekarang juga masih unyu juga kok om”
“Serius kok Om nggak lihat tuh”
“Ihhhh Om mah gitu, ujarku sambil pura-pura ngambek.
“Pura-pura doang kamu Mey”ujarnya sambil menyodorkan tas berisi kue coklat.
Aku tersenyum sambil melihat isi dalamnya eeeitsss ada amplop juga. Delta menyapa Ayahnya dan mereka tertawa bersama sembari melangkah kedalam rumah.
“Jangan repot ya”ujar Tanteku sambil menyodorkan tas berisi makanan pada Mamaku.
Akhirnya kami makan malam bersama. Delta memulai pertanyaan seputar saudara-saudaranya disana. Sementara Mama dan Tante mulai sibuk menceritakan semua pengalaman kurang enak yang menimpa keluarga kami akhir-akhir ini, namun aku sama sekali belum bercerita tentang aku yang terkunci saat study tour dan silet didalam lokerku.
Biarlah... Aku tak ingin mereka khawatir, aku terdiam dan mulai menatap jam dinding, pukul 22.00,aku pun pamit pada Om dan Tante dan mereka akan pulang besok pagi.
Entah hingga jam berapa mereka ngobrol hingga mataku mulai menerawangan kearah jendela yang kini kututup dengan tirai gelap dan tebal agar mengurangi pemandangan halaman belakang. Padahal aku sangat suka memandangnya ketika malam hari, semenjak aku diganggu sekarang jendela itu nampak seram bagiku.
Sekolah
Hari ini aku tidak naik sepeda karna aku lupa membetulkan ban sepedaku dan tambah kempes juga. Aku diantar oleh Om dan Tante menggunakan mobil.
Aku menyapu pandangan keseluruh sudut sekolah, namun yang kucari tidak ada. Malah aku kaget saat seseorang menepuk pundakku dari belakang.
“Mey”aku menoleh ... Seorang cewek cantik dengan kaki jenjang.
“Maaf apa aku kenal ya”
“emm aku Vanya dari kelas 12 IPA, aku mau tanya yang anter kamu beberapa hari lalu pacarmu ya ? “
“Ohhh... Itu, dia sepupu aku, ada apa”ujarku
“Emm gini... aku boleh minta kontaknya nggak”
“Nanti aku tanya dulu sama orangnya ya”
“Ok... Aku save kontakmu ya”
“Boleh”
“Makasi... “
“Sama-sama”
Hhmm maniak seragam, lain kali aku nggak akan mau diantar dengan seragam itu, pasti gini nih jadinya.
Dikelas pun situasi jadi menjengkelkan, cewek-cewek yang sama sekali nggak pernah akrab denganku mulai mendekatiku, huhhhh aku yakin mereka mengincar Delta. Apa bagusnya si kepala cotton bud itu.
Aku mulai kesal namun aku tetap bersikap baik. Agar mereka tidak tersinggung, aku mengecek ada 10 kontak yang minta berkenalan pada Delta.
Kaina yang dari tadi melihat kejadian ini, hanya tertawa kecil, ini ni jenis sahabat yang harusnya di retur.
“Kamu pikir aku barang”
“Iya kamu harus kembali ke pabrik”
Naina tanpa rasa dosa malah tertawa terus, aku membungkam mulutnya agar tidak membahana keluar kelas.
Hemmm bakal heboh dah gara-gara Delta. Aku melihat layar ponsel ku dan akan bersiap untuk pulang. Yah karna hari ini Senin jadi aku akan pulang sore karna latihan anak basket.
Lapangan Basket
“Eh kalian jangan seenaknya ya disini”
“Ada apa Verrel”
“Mereka dari sekolah sebelah, nantangin kita”
“Maaf ya...jangan kayak gini”ujarku sambil menenangkan suasana
“Kemarin temen lu sok jagoan, sekarang aku nggak Terima!!! Hardiknya
“Dia nantang duluan Vey, temennya kalah malah kayak gini”ujar Pandu yang ternyata memiliki masalah.
“Gue mau tanding ulang”
“Siapa takut!!! “ujar Pandu lagi.
“Tapi gue nggak mau sama elu,”ujarnya sambil menatapku.
“Apa... “ujarku
“Gue mau sama luu,, luu ketuanya kan,,, heehhh cewek bisa apa”
“Ngga adil,,, “
“Adil.... Dia ketua pasti bisa”
“Lebih baik lawan aku aja”Verrell angkat suara
Aku mendorong pelan Verrel sembari membenarkan ikat rambutku.
“Aku siap”
“ok... Yang paling banyak masukin bola ke ring dalam waktu 5 menit dia yang menang”
Aku hanya terdiam mendengar pembicaraannya. “Kalo kamu kalah pulang sekolah kamu harus mau aku suruh-suruh”
“Terus kalo kamu yang kalah”
“Aku akan bayar loo 200 k”
entah darimana datangnya semua murid SMA 4,mereka mulai berkumpul.
Aku menuju ruang ganti dan memakai training olahraga ku.
“Aku duluan, oiya namaku Amron”
“Aku Mey”
Dia tanpa sulit sedikitpun mulai melakukan shoot dengan baik, namun jumlahnya tidak banyak sekitar 30.Aku memulai dengan tanganku yang gemetar dan dingin, kenapa juga aku mau melakukan ini padahal masalahnya pun aku nggak tau.
Aku menarik nafas pelan dan mulai melakukannya, shoot pertama gagal dan kedua juga gagal, aku melihat kepanikan diantara teamku.
Akhirnya aku memulai dan lihatlah siapa yang akan bertekuk malu hari ini. Aku mulai serius dan Amron ternganga melihatnya, kesombongannya runtuh saat perbedaan jauh angka ku dan dia.
Makanya lain kali jangan besar pasak ya. Aku menepuk bahu Amron sambil tertawa kecil.
“Aku bukan orang yang suka menunjuk nunjuk ya,,, mana uangku”
Amron mengeluarkan uang dari kantongnya, “udah deh aku nggak mau kayak gini”ujarku sambil mengembalikan uang Amron.
“Yukk kita latihan”
“Kami semua minta maaf ya Mey”ujar Amron.
“Nggak apa kok”mereka semua berlalu dengan wajah tertunduk.
“Mey kami kok bisa”ujar Pandu padaku
“Mungkin lagi untung aja”ujarku sambil menunjukkan foto saat aku masih aktif di team basket putri saat SMP..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments