Rena yang sudah terombang-ambing oleh arus sungai sudah mulai lelah. Rena berpegangan pada batang pohon yang ikut hanyut. Rena terus berpegangan pada batang pohon besar itu. sudah terlalu jauh dirinya terbawa hanyut, pohon yang menjadi pegangan Rena tersangkut pada dua batu besar. air sungai pun sudah mulai surut. Rena berusaha ke pinggir sungai, sesampainya di pinggir sungai Rena pingsan.
di tempat lain, Dewa dan yang lainnya masih terus mencari Rena sampai tengah malam. mereka sudah mulai lelah
"pak gimana kalo kita lanjut besok nyarinya. saya sudah gak sanggup nih" ucap salah seorang temannya kepada guru pendamping yg berada tidak jauh dengan Dewa.
"ya sudah kita lanjut besok sekarang kita balik dulu ke tenda, kita istirahat dulu."
"tidak pak kita harus terus mencari Rena, ayolah pak" ucap Dewa memohon
"Dewa ini sudah terlalu jauh sudah tengah malam juga. kita lanjut besok ya. kasian teman-teman kamu sudah mulai kelelahan"
"gak pak saya akan terus mencari Rena, kalau bapak dan teman-teman mau kembali ke tenda silahkan. saya masih mau terus mencari Rena" ucap Dewa
"baiklah kalau begitu bapak temani, kalian semua kembali ke tempat perkemahan. kalian istirahat." Dewa dan Pak Budi pun melanjutkan pencariannya.
malam semakin larut mereka berhenti sejenak untuk beristirahat
"Rena kamu dimana sayang. aku kan sudah bilang hati-hati" ucap Dewa dalam hati sambil meneteskan air matanya
Pak yang tidak sengaja melihat Dewa menangis langsung mendekatinya
"sabar Dewa, Rena pasti selamat. Rena anak cerdas ia pasti selamat kita berdoa saja, gimana masih mau mencari atau kita lanjut nanti? " ucap Pak Budi
"kita lanjut Pak" ucap Dewa sambil langsung berdiri melanjutkan pencariannya.
Dewa sudah mulai lelah, langkahnya sudah mulai gontai. matanya sudah mulai mengantuk. tapi semua itu tidak ia rasakan. Dewa terus mencari Rena, mukanya ia basuh pakai air sungai.
matahari pun sudah mulai terbit, Dewa dan Pak Budi masih terus mencari Rena. tanpa sengaja kaki Dewa tersandung, Dewa pun jatuh tersungkur. ia melihat sesosok wanita di dekat batu besar. Dewa langsung mendekatinya, dan benar dugaan Dewa wanita itu adalah Rena kekasihnya.
Rena masih pingsan, badannya penuh memar. mungkin karena benturan benda yang berada di sungai. Dewa langsung memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.
"Renaaaaa, bangun Ren. aku di sini bangun Ren."
Pak Budi yang melihat Rena ditemukan dan melihat Dewa menangis ia langsung mendekatinya dan menghubungi yang lain agar membawa kendaraan untuk membawa Rena langsung ke rumah sakit. pak Budi langsung mengirim lokasi tempat mereka berada.
Rena langsung di bawa ke rumah sakit, pihak panitia langsung mengabari keluarga Rena.
Dewa terus menemani Rena, setelah diperiksa dokter menyatakan kalau Rena hanya luka ringan dan kelelahan. Rena harus dirawat untuk beberapa hari kedepan.
orang tua Rena tidak menyalahkan pihak sekolah karena ini memang kecelakaan. mereka bersyukur karena anaknya selamat.
Rena sudah sadar dari pingsannya, ia melihat keluarganya sudah berada di dekatnya.
"pak, bu maaf ya aku sudah buat kalian khawatir" ucap Rena lemah
"jangan minta maaf, ini kecelakaan. sekarang kamu harus banyak istirahat jangan dulu banyak bergerak" ucap Pak Bram
Rena memang masih merasakan seluruh tubuhnya sakit semua. banyak bagian tubuhnya biru-biru lebam karena benturan.
mata Rena seperti mencari seseorang, ia melihat di sekeliling ruangan
"Dewa dan Septi mana bu, gimana dengan septi. apakah septi selamat? " tanya Rena
"mereka ada di depan dokter menyarankan agar bergantian untuk menjenguk kamu, mau ibu panggilkan? " ucap Bu Ria
Rena menganggukkan kepalanya, ibu dan Pak Bram pun keluar dan memanggil Septi dan Dewa
Dewa dan Septi masuk ke ruangan Rena, Septi langsung berlari mendekatinya dan menangis
"Ren maafin aku ya, aku ga bisa menolong kamu" ucap Septi sambil menangis dan memeluk Rena
"aku sangat takut kehilangan kamu, kamu tuh sahabat aku yang paling baik" sambung Septi
"ini bukan salah kamu, ini kecelakaan sudah ah jangan nangis.jelek tau" ucap Rena sambil mengusap punggung sahabatnya
Dewa yang melihat Rena sudah sadar sangat senang sekali, Dewa hanya tersenyum dan mengusap kepala Rena dengan lembut.
"Septi gantian dong, aku kan pengen meluk Rena juga." goda Dewa
"ga boleh, kamu ga boleh peluk Rena." ucap Septi sambil memonyongkan mulutnya
"Ren, tau ga kamu. Dewa tuh sampai ga tidur loh nyari kamu. liat tuh matanya masih sembab karena kurang tidur." ucap septi
Dewa hanya tersenyum, sebenarnya badannya sangat lemas karena memang ia belum tidur, tapi ia berusaha untuk menahan rasa kantuk dan lemasnya. ia harus terlihat kuat dihadapan Rena agar ia tidak khawatir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments