episode 4

Hari ini adalah hari Minggu, setelah sebulan pak Bram datang lagi berkunjung ke rumah Rena untuk bertemu dengan Ibu Ria.

"Assalamu'alaikum" pak Bram mengucapkan salam

"wa'alaikumsalam" jawab ibu Ria dari dalam rumah

"eh kamu Bram, ayo masuk" ajak ibu Ria mengajak masuk tamunya dan mempersilahkan Pak Bram untuk duduk d ruang tamu.

Pak Bram masuk dan duduk. Rena dan Rania yang kebetulan sedang ada d ruang tamu langsung menghampiri Pak Bram dan mencium punggung tangan Pak Bram.

Rena dan Rania ijin kepada Pak Bram untuk masuk, namun Pak Bram mengajaknya untuk duduk bareng dengan Pak Bram dan Ibu Ria.

Pak Bram menyampaikan maksud kedatangannya ke rumah Rena.

"Begini maksud kedatangan saya kesini hari ini ingin mengajak kalian untuk rekreasi ke daerah pegunungan, bagaimana apakah kalian bersedia? " ucap Pak Bram

"Kalau Rena bagaimana Ibu saja" jawab Rena

"Aku juga gimana Ibu saja, kalau Ibu ikut aku juga ikut. iya kan kak? " jawab Rania sambil menatap kakaknya menunggu jawaban

Rena menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan adiknya.

"Iya kami bersedia, kapan berangkatnya" tanya Ibu Ria kepada Pak Bram

"Hari ini, bagaimana?" jawab Pak Bram

"Hari ini?? " ucap Rena dan Rania bersamaan.

"boleh tapi kita siap-siap dulu ya" jawab Ibu Ria mengiyakan, karena kebetulan dua minggu kedepan anak-anaknya libur akhir semester

Pak Bram menganggukkan kepalanya. Ibu Ria mengiyakan ajakan Pak Bram karena sebelumnya Ibu Ria sudah tau akan rencana ini, tapi Pak Bram ingin memberi kejutan kepada anak-anak Ibu Ria dan ingin ngomong langsung kepada mereka.

Pak Bram adalah seorang duda, ia belum memiliki anak karena istrinya dahulu meninggal dunia dan mereka belum dikaruniai anak.

Pak Bram adalah teman Ibu Ria pada saat mereka dibangku SMA. Pak Bram sangat mencintai Ibu Ria, tapi pada saat itu Pak Bram tidak berani menyatakan perasaannya karena mereka bersahabat. Pak Bram sangat takut kalau ia menyatakan perasaannya wanita yang dicintainya akan pergi. saat ini Pak Bram tidak mau kehilangan kesempatan itu untuk kedua kalinya.

Tidak lama Ibu Ria, Rena dan Rania sudah siap. dan mereka pun berangkat ke puncak.

Sepanjang perjalanan Rena hanya terdiam, hati dan pikirannya sedang bertanya-tanya.

Ada apa ini, apakah Pak Bram menyukai Ibu. dan apakah Ibu juga menyukai Pak Bram? apakah Pak Bram akan menikahi Ibu, apakah nanti kalau mereka menikah Pak Bram akan menyayangi kami dan tidak menyakiti kami seperti ayah??

Rena memikirkan itu semua karena ia tidak mau kejadian enam tahun yang silam terjadi lagi. Lamunan Rena terpecah karena Rania mengajaknya bercanda sambil mencolek- colek pipi kakaknya. Rena membalasnya dengan menggelitik pinggang adiknya dan sampai akhirnya Rania meminta kakak berhenti menggelitiknya..

"sudah kak ampun, hehehe geli kak ampun. ibuuu" Rania memanggil ibunya untuk menghentikan kakaknya

"Rena sudah nak, adikmu sudah minta ampun. ayo hentikan" ucap Ibu Ria melerai Rania dan Rena

"Rania yang duluan tuh bu, gangguin aku" ucap Rena membela diri sambil tersenyum melihat adiknya sambil mengacak-acak rambut Rania

Tidak terasa mereka sudah di tempat tujuan mereka. Pak Bram mengajak mereka ke villa milik pribadinya di sana ada dua villa, tempatnya sejuk, asri, banyak tanaman bunga dihalaman depannya. sebenarnya villa yang satunya adalah villa milik orang tua Pak Bram. karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia otomatis villa tersebut menjadi milik Pak Bram, karena Pak Bram adalah anak tunggal.

Pak Bram mengajak Ibu Ria dan anak-anaknya untuk masuk ke dalam villa.

"silahkan kalian istirahat disini ada tiga kamar dan kamar mandi ada didalam kamar dan satu di belakang. kalau ada perlu apa-apa saya ada di villa yang di sebelah"

"iya Bram terima kasih." jawab bu Ira.

Pak Bram memilih untuk menginap di villa yang satu lagi, itu untuk mencegah fitnah. karena mereka belum menikah.

Sore hari Pak Bram mengajak Ibu Ria dan anak-anaknya ke kebun miliknya, di sana banyak sekali tanaman strawberry di sana juga ada gajebo tempat beristirahat. selain tanaman strawberry di sana juga ada tanaman sayur-sayuran.

Rena sangat menikmati pemandangan di kebun itu, ia meminta ijin untuk melihat-lihat tanaman yang ada di kebun yang sangat luas itu.

"bu, Pak saya mau ke sana ya" ijin Rena kepada ibunya dan juga Pak Bram

"boleh nak, tapi hati-hati ya melangkahnya. jangan sampai terjatuh. " ucap Pak Bram mengijinkan Rena

Rania mengikuti langkah kaki kakaknya dari belakang, Rena memegang tangan adiknya dan berjalan bersamaan.

Pak Bram sangat senang melihat keakraban anak-anak itu, ia sangat menyayangi anak-anak Ibu Ria seperti anak sendiri.

setelah lelah Rena dan Rania kembali ke gajebo dan beristirahat.

"bu pulang yuk capek nih kaki Rania, kayak yang gak ada tulangnya lemes." rengek Rania kepada ibu nya

" ya sudah kita kembali ke villa aja ya, apa mau bapak gendong? " ucap Pak Bram.

"pengennya sih gitu, abis lemes banget kakinya kayak ga ada tulangnya, tuh lemes" ucap Rania sambil memperlihatkan kakinya sambil di uncang-uncangkan

semua tertawa mendengar ucapan Rania, Rania memang seperti itu walaupun ia duduk di bangku kelas tujuh SMP tapi kelakuannya masih seperti anak umur lima tahun.

Pak Bram langsung jongkok dan menggendong Rania sampai ke villa.

"terimakasih ya Pak sekarang bapak deh yang lemes abis gendong Rania." ucap Rania

"Rania buatkan minum ya tuk bapak, tunggu ya" Rania langsung ke dapur mengambilkan minum untuk Pak Bram

"untuk kakak mana dek, kok cuma Pak Bram yang diambilkan minum" ucap Rena menggoda adiknya

"kakak kan ga cape, gak gendong aku. kakak mau diambilkan minum? sebentar ya" jawab Rania sambil berjalan ke dapur dan mengambilkan minum untuk kakak dan ibunya.

hari sudah menjelang malam Rena dan Rania pergi ke kamarnya dan beristirahat.

di ruang keluarga masih ada Pak Bram dan Ibu Ria. Pak Bram menyampaikan maksud hatinya mengajak Ibu Ria dan anak-anaknya ke villa.

"Ria aku ngajak kamu ke sini mau mengungkapkan isi hati aku yang sudah lama aku pendam. aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu mau kah kamu nikah sama aku. aku janji akan menyayangimu dan juga anak-anakmu. aku akan menyayangi anak-anakmi seperti anakku sendiri" Ucap Pak Bram sambil menunggu jawaban dari Ibu Ria

Ibu Ria hanya terdiam, ia tidak menyangka sahabat nya selama ini menyimpan rasa yang sama yang sudah lama ia pendam.

"bagaimana Ria? " tanya Pak Bram lagi

Ibu Ria menganggukkan kepalanya. Ibu Ria meneteskan air mata hingga membuat Pak Bram bingung.

"kenapa Ria kenapa kamu menangis, apakah kamu tidak suka? " tanya Pak Bram

"gak kok, bukan begitu. aku menangis karena aku gak menyangka klo perasaan aku selama ini ada jawabannya. aku juga suka sama kamu sejak dulu. karena aku takut kalau semua itu bisa membuat kita terpisah"

"jadii,,, kamu mau menikah dengan aku" tanya Pak Bram memastikan jawaban dari Ibu Ria

"iya aku bersedia menikah dengan kamu" jawab Ibu Ria

Pak Bram sangat senang sekali mendengar jawaban itu, Pak Bram pun ijin untuk beristirahat.

"kalau gitu aku istirahat di villa sebelah ya, kamu istirahat kalau ada apa-apa kasih tau aku" ucap Pak Bram sambil tersenyum kepada bu Ria. Bu Ria menganggukkan kepalanya.

Pak Bram pun melangkahkan kakinya dengan sangat gembira seperti orang baru dikasih bonus yang sangat besar.

*******

mohon komentar, kritik dan saran ya🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!