"baju siapa itu dek.?"
"bajuku kak, aku selalu membawa baju kerja dimobil. jaga-jaga kalau kehujanan atau kotor"
"yasudah mandilah"
"apa kakak sudah mandi.?"
"belum, kakak akan mandi dibawah lagi"
"baiklah"
aku segera turun kelantai dasar dan mandi si kamar mandi dekat dapur. setelah selesai aku segera bergegas naik dan menuju kamarku.
"kakak sudah selesai.?"
"iya, apa kamu sudah siap.?"
"sudah kak"
"kalau kamu sudah siap, berangkat dulu saja tidak apa-apa"
"tidak mau, aku akan berangkat bareng kakak"
"baiklah, tunggu sebentar ya"
"iya kak, dandan secukupnya saja. orang udah laku juga"
"apaan sih dek"
aku segera memoles bedak kewajahku dan tak lupa lipstick berwarna peac secara tipis dibibirku.
"ayo berangkat"
"iya kak"
"kalian sudah mau berangkat kerja.?"
"iya far. apa kamu tidak bekerja.?"
"bekerja sa, bentar lagi juga berangkat"
"kalau gitu kita berangkat dulu ya far"
"iya sa hati-hati"
******
siang itu jam menunjukkan pukul 11 dan aku baru saja selesai memeriksa pasienku, aku segera bergegas menuju keruanganku. namun ditengah jalan aku tidak sengaja bertemu dengan brayen hingga terpaksa membuatku menghentikan langkahku.
"kamu apa kabar sa.?"
"aku baik"
"apa benar-benar sudah tidak ada lagi kesempatan untukku sa.?"
"aku sudah bersuami bray"
"aku tidak peduli sa, aku akan tetap menunggumu"
"lupakan aku bray, anggap saja kita tidak pernah kenal"
"kenapa kamu setega itu sa"
"aku terpaksa melakukan ini semua bray, sekarang aku bukanlah wanita lajang. dan aku harus menjaga jarak dengan pria yang bukan suamiku. aku permisi bray, asalamualaikum"
"walaikumsalam"
dapat kulihat dari wajah brayen kalau dia masih sangat mengharapkan diriku, tapi aku juga tidak mau memberinya harapan yang semu, apa lagi setelah mengetahui perasaan bunga untuk brayen. aku rasa brayen akan lebih cocok dengan bunga dia gadis yang baik, sangat baik malahan.
"kakak aku bawa makanan, ayo kita makan bersama" ucap bunga yang baru saja masuk kedalam ruang kerjaku.
"tumben dek, biasanya kita juga langsung ke kantin"
"aku sedang bosan makan di kantin rumah sakit kak, makannya ini aku pesan online. ayo kita makan bersama kak"
kami pun melahap makanan kami dengan sangat lahap, entah mengapa kalau bersama bunga nafsu makanku selalu meningkat. selesai makan kami segera menuju masjid untuk solat.
"kakak duluan saja ya."
"kamu mau kemana dek.?"
"aku mau nyamperin dokter tampan" ucap bunga.
aku segera mengikuti arah tatapan bunga dan dapat kulihat tak jauh dari tempat kami berdiri ada brayen disana, dia sedang asyik mengobrol dengan seorang pria paruh baya, mungkin saja pria itu keluarga pasiennya.
"baiklah, semangat"
"siap kak. yang penting doa kakak menyertaiku"
"selalu sayang" ucapku sembari mencubit gemas kedua pipi bunga.
"aku pergi dulu kak, asalamualaikum"
"walaikumsalam" setelah bunga pergi, aku pun juga segera kembali kerunganku, krana aku masih ada jadwal memeriksa beberapa pasienku diruang VVIP.
"asalamualaikum dokter brayen"
"walaikumsalam"
"dokter brayen mau kemana.?"
"saya mau kekantin untuk makan siang dokter bunga"
"apa saya boleh bergabung dengan dokter brayen.?"
"kalau anda makan siang dengan saya, lantas bagaimana dengan raisa.?"
"dokter brayen tidak perlu khawatir, tadi kak raisa dibawakan bekal sama suaminya"
"apa suami raisa baik.?"
"tentu saja dokter, mas bagas orangnya sangat-sangat baik. dokter tidak perlu mencemaskan rumah tangga kak raisa" dusta bunga.
*"iya mas bagas benar-benar baik, tapi baiknya setan"* gumam bunga dalam hati
"syukurlah itu artinya dia sudah bahagia sekarang, jadi saya tidak perlu menghawatirkan dirinya"
"dokter brayen tenang saja"
"kalau begitu mari kekantin bersama dok"
"iya mari"
"dokter bunga mau makan apa.?" tanya brayen ketika telah sampai di kantin rumah sakit.
"baso saja dok, minumnya es jeruk"
"baik tunggu sebentar ya, biar aku pesankan dulu"
setelah menunggu hampir 10 menit makanan mereka pun datang.
"wah dokter brayen dan dokter bunga makan siang bareng, pacaran ya.?"
"bu ani apaan sih, saya dan dokter bunga hanya berteman saja kok"
"apa benar begitu dokter bunga.?"
"iya bu, kita hanya berteman saja" jawab bunga dengan sedikit kecewa.
*"kenapa dia tidak bisa melihatku sedikit saja, padahal aku mendekatinya sudah hampir dua bulan, hufft kesel"*
"anda baik-baik saja dokter bunga.?"
"ah iya dok. akukan sudah pernah bilang kalau diluar rumah sakit panggil bunga saja dok"
"tapi kamu juga masih memanggilku dokter, padahal aku juga sudah berpesan panggil nama saja"
"eh iya, tapi inikan masih area rumah sakit dok"
"kalau begitu saya tidak salah dong kalau saya memanggil anda dokter"
"eh iya terserah dokter brayen sajalah" ucap bunga kikug, hingga mengundang tawa brayen.
sore ini jam menunjukkan pukul 18.00 dan aku baru saja selesai melakukan tindakan pada pasien korban kecelakaan, aku segera kembali menuju ruanganku. namun di tengah jalan ada seorang pria yang memanggil diriku.
"dokter raisa"
"eh dokter randy. ada apa ya dok.?"
"begini dokter raisa sebenarnya saya mau merepotkan dokter"
"apa yang bisa saya bantu dok.?"
"hari ini dokter irvan sedang melakukan acara pertunangan adiknya dan mungkin beliau akan datang terlambat. apa dokter bisa menggantikan dokter irvan selama beliau belum datang"
"oh bisa dok, dengan senang hati saya akan menggantikan dokter irvan untuk beberapa jam kedepan"
"terimakasih dokter raisa, kalau gitu saya permisi dulu. asalamualaikum"
"iya sama-sama dokter randy, walaikumsalam"
aku segera kembali melanjutkan tugasku untuk memeriksa beberapa pasien yang ditangani oleh dokter irvan. jam menunjukkan pukul 22.00 aku baru di perbolehlan pulang karna dokter irvan baru saja kembali.
jam 22.20 aku sampai rumah. aku segera masuk kekamar untuk membersihkan badanku, setelah selesai aku segera turun ke bawah, perutku sangat lapar sekali. akhirnya ku putuskan untuk memasak mie instan, karna aku rasa itu lebih mempercepat waktu.
"hemtt, wanginya bikin perutku semakin keroncongan" ucapku sembari melahap mie instan itu.
"dari mana saja kau.? kenapa jam segini baru kembali.?"
"perduli apa kau dengan hidupku bagas."
"raisa jaga bicaramu"
"lalu aku harus bagaimana.?"
"jangan mentang-mentang dirumah ini ada farah kamu jadi seenaknya saja bisa pulang kapanpun sesuka hatimu ya, sadar diri raisa" ketus bagas.
"iya bagas aku juga sadar kok, aku ini siapa sih dirumah ini. aku bukan siapa-siapa, maaf kalau aku pulang terlambat. karna tadi aku menggantikan salah satu dokter yang masih ada acara hingga membuatku pulang kelewat malam, dan maaf juga karna aku tidak sadar akan posisiku"
aku segera beranjak pergi meninggalkan meja makan terkutuk itu, selera makanku musnah begitu saja setelah mendengar kata-kata menyakitkan bagas.
"raisa mau kemana kamu.? aku belum selesai bicara, raisa kembali"
aku terus berjan menuju kamarku, kuabaikan suara teriakan bagas, aku benar-benar sudah tidak perduli lagi, hatiku sudah terlanjur sakit oleh perkataannya tadi.
sesampainya dikamar aku segera mengemasi barang-barangku, sudah kuputuskan aku akan pergi dari rumah ini sekarang juga, tidak perlu menunggu besok. segera kuraih ponselku dan menghubungi bunga memintanya untuk share lokasi rumahnya. setelah itu kutulis disecarik kertas pesan singkat untuk farah.
setelah semuanya beres segera kumasukkan barang-barangku kedalam mobil, kupacu mobilku dengan sangat cepat menuju kerumah bunga, disepanjang perjalanan air mataku tak juga kunjung berhenti hatiku benar-benar sangat sakit, kenapa dia tidak bisa tanya baik-baik kenapa aku pulang terlambat. kenapa dia hanya bisa menyimpulkan sesuka hatinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
nah gitu dong Raisa jangan bodoh diduain diem aja dicuekin mau aja,,minggat yg jauh kalo bisa jgn sampai bertemu lagi sama sibagas
2021-12-01
0
Aliando Betung
nah gitu, tinggalin,trus jgn balik2 lg,drpd makan hati, mending nyenengin diri,awas ya kalo balik lagi.
2021-03-26
2
Nurul W
raisa itu crdas sharusx pisah sm suami yg poligami dn mnikah sm dr brayen
2021-03-12
0