

Orang Ketiga

 

Food Junction

"selamat siang kakakku sayang, selamat siang kak raisa"

"siang dek" jawabku dan vebry bersamaan

"kak raisa masak apa.?"

"nih coba kamu rasain kue lapis legit buatan kakak"

"wah kelihatannya enak nih" ujar vebry

"ini untukku bukan buat kakak"

"yaelah bocah pelit banget sih"

"biarin"

"bunga berbagilah dengan vebry kamu tidak akan sanggup menghabiskan semua itu"

"hehe iya-iya kak aku hanya bercanda kok"

"giliran sama raisa aja manis banget, sama kakaknya sendiri ngajak berantem mulu"

"hehe maafkan aku kakakku yang paling tampan. nih aaaaa.... buka mulutnya" ucap bunga sembari menyodorkan sepotong kue kepada vebry, dan dengan manis vebry melahap kue dari tangan adiknya.

"ini benar-benar enak dek"

"sudah pastilah kak. apapun yang dimasak kak raisa pasti enak"

"wah bisa-bisa gendut tuh si bagas kalau kamu buatkan makanan seenak ini setiap hari"

mendengar perkataan vebry dadaku kembali sesak, bahkan bagas tidak pernah mau menyentuh makanan yang ku buat, bahkan kopi yang selalu kubuatkan untuknya setiap pagi juga tidak pernah dia sentuh. tapi entah mengapa meskipun dia bersikap dingin kepadaku tetapi aku merindukan dirinya, bagas sedang apa kamu sekarang.? apa kamu merindukanku, seperti aku yang merindukanmu.?

"kamu mau kemana dek kenapa sudah rapi sekali.?" tanya vebry

"aku mau pergi sama teman kak"

"oh, pulang jangan malam-malam"

"iya kakakku yang paling tampan"

"kakak mau kemana ?" tanya bunga ketika melihat vebry pergi begitu saja

"kedepan"

"oh"

ting.. tong... ting... tong

"cari siapa.?" tanya vebry yang baru saja membuka pintu.

"saya mau cari bunga mas. apa bunganya ada.?" tanya brayen dengan sopan.

"bunganya ada kok" ucap bunga yang baru saja muncul dari belakang vebry.

"pacarmu.?"

"kakak apa sih"

"akukan hanya bertanya. memang apa salahnya ?"

"dia brayen kak, dokter spesialis jantung dirumah sakit tempatku bekerja"

"oh"

"brayen mas" ucap brayen sembari mengulurkan tangannya.

"vebry, kakaknya bunga" jawab vebry sembari menjabat tangan brayen.

"kalau gitu aku pamit ya kak, dada kakak" pamit bunga sembari mencium kedua pipi vebry.

"kalian hati-hati ya"

"iya mas, asalamualaikum"

"walaikumsalam"

vebry terus saja berdiri didepan pintu sampai mobil yang ditumpangi brayen dan bunga tidak terlihat lagi dimatanya. setelah itu ia segera masuk kembali lagi kedalam rumah.

"raisa aku pergi dulu ya, kamu tolong jaga rumah"

"iya veb"

"aku pergi dulu, asalamualaikum"

"walaikumsalam"

********

tokkk.... tokk.... tokk

"eh bro kamu kemari.?"

"iya apa tidak boleh kalau aku kemari.?"

"boleh dong, masuk yuk"

"ni rumah sepi amat"

"kan kamu tau kalau aku sendirian"

"makannya buruan jemput tuh binikmu dirumahku"

"aku bingung harus mulai menjelaskannya dari mana veb"

"apanya yang perlu kamu bingungkan gas.?"

"masalahnya tidak semudah yang kamu kira, mungkin saja sekarang raisa sudah membenci diriku"

"yang terpenting adalah usaha sob. dan aku yakin wanita sebaik raisa pasti akan memaafkan dirimu"

"tapi aku nggak yakin veb, itu kelihatannya tidak mungkin"

"tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, yang terpenting adalah seberapa teguh usaha kita"

"ya aku rasa kamu benar bro"

"semangat, cinta itu harus diperjuangkan sob"

"apaan sih, sok tau banget" ucap bagas sembari tersenyum.

"loe nggak bisa bohongin gue gas, kita kenal bukan baru sehari, dua hari, kita kenal udah bertahun-tahun dari kita masih SMA gue tau betul gimana loe kalau udah suka sama cewek. cuma cara loe sekarang salah, harusnya loe lawan rasa takut loe itu, gue yakin wanita sebaik raisa tidak akan pernah melakukan hal gila seperti apa yang telah dilakukan oleh meira dulu"

"trus aku harus gimana veb"

"selesaikan dengan baik-baik gas. loe cowok kan.? harusnya loe bisa tanggung jawab dong dengan apa yang udah loe perbuat"

"ya aku akan menyelesaikannya nanti, semoga saja dia mau memaafkan diriku. dan semoga saja dia tidak benar-benar ingin berpisah dariku"

"kalau loe berpisah sama raisa, gue siap kok sob buat gantiin loe"

"sialan loe veb" ucap bagas sembari menonjok bahu vebry pelan.

*********

"kamu yakin kita mau kesini.?" tanya brayen memastikan.

"iya, memangnya kenapa.? apa kamu tidak suka tempat ini.?"

"ah, aku suka kok"

"ayo kita turun"

"ayok"

hari itu bunga sengaja mengajak brayen keFood Junction Grand Pakuwon yang terletak di Jalan Grand Banjar Boulevard daerah Tandes, Banjar Sugihan. bunga sengaja memilih tempat itu karna selain tempatnya yang indah, disana juga terdapat banyak sekali kuliner yang sangat nikmat.

"apa kamu sudah pernah kemari bray.?"

"jujur saja belum"

"benarkah.?"

"iya, karna aku tidak terlalu suka tempat wisata. normalnya aku akan menghabiskan waktuku didepan laptopku untuk bekerja dan bekerja"

"kalau begitu kamu sama saja dengan kakaku"

"benarkah.?"

"iya, dia juga tidak suka pergi ke tempat wisata. menurutnya itu hanya membuang-buang waktunya saja, karna menurut kakak waktunya adalah uang."

"semua pria aku rasa akan seperti itu, karna pria nantinya akan bertanggung jawab penuh terhadap istri dan juga anak-anaknya"

"iya kamu benar, kakakku selalu bekerja keras karna aku memang suka sekali memeras keringatnya" ucap bunga sembari tertawa.

"dan kakakmu akan memberikan apa yang kamu minta.?"

"tentu saja, dia akan berusaha mengabulkan semua permintaanku"

"itu tandanya kakakmu sangat menyayangimu"