seperti biasa pagi ini aku bangun pukul 03.00 pagi, aku segera mengambil air wudhu dan menjalakan solat tahajud, setelah aku merasa lega karna sudah kuceritakan semua masalahku kepada Tuhan, aku lanjut dengan tadarus Al-Qur'an hingga pukul 04.00 sembari menunggu waktu solat subuh.
setelah selesai melakukan solat subuh, aku bergegas memakai jilbabku dan bersiap untuk bersih-bersih rumah.
aku melakukan semua pekerjaan itu sendiri, karna memang bagas tidak mempekerjakan seorang pelayan, mungkin dia takut kalau pelayan itu sampai mengadu semua perbuatannya kepada mama mertuaku.
"sa kamu sudah bangun.?"
"iya far, kamu sendiri kenapa pagi-pagi begini sudah bangun.?"
"aku mau membantumu bersih-bersih, bolehkan.?"
"tentu"
kami berdua melakukan pekerjaan itu secara bersama-sama. sekarang aku mengerti kenapa bagas begitu mencintai farah, ya karna memang farah gadis yang cantik, selain cantik dia juga baik, dan ramah. pantaslah kalau bagas mempertahankannya sejauh ini, meskipun dia sudah menikah denganku, tetapi dia masih mempertahankan kekasihnya, dan yang kini telah dinikahinya secara siri.
"sa kamu mau masak.?"
"iya far, apa kamu mau.?"
"aku mau, buatkan bagas sekalian ya"
"dia mana mungkin mau makan masakanku far"
"maafkan bagas ya sa, dia memang seperti itu. tapi sebenarnya dia pria yang baik"
"tidak apa-apa far. aku harusnya yang minta maaf, karna aku menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian"
"tidak sa, kamu sama sekali tidak bersalah. aku tau kamu melakukan ini untuk membahagiakan orang tuamu, aku paham betul apa yang kamu rasakan sa" farah kemudian memelukku, dia memintaku untuk tidak menyalahkan diriku sendiri karna menurutnya semua ini memang sudah takdir dari Tuhan.
"apa kamu mau mengajariku masak.?"
"apa kamu tidak bisa memasak.?"
"tidak sama sekali sa, makannya aku minta kamu mengajariku, boleh.?"
"iya boleh" jawabku sambil tersenyum, mungkin aku harus berusaha mengakrabkan diri dengan maduku ini, karna hanya dia yang menganggapku ada di rumah ini, sementara suami kami hanya menganggapku sebuah bayangan. acara masak memasak itu pun selesai pukul 06.30 dan kami segera masuk kedalam kamar masing-masing untuk membersihkan diri.
setelah aku selesai mandi, aku duduk di sofa dalam kamar tidurku kunyalakan tv untuk mengusir rasa jenuhku.
"sa aku berangkat kerja dulu ya, bagas belum bangun. nanti tolong, kamu suruh dia sarapan" ucap farah ketika masuk kedalam kamarku.
"dia tidak akan mau kalau aku yang menyuruhnya"
"dia pasti mau sa, kamu harus sering-sering mendekatkan diri sama dia. yasudah aku berangkat dulu ya, takut telat soalnya" ujarnya sembari pergi meninggalkanku.
"iya hati-hati far"
maduku itu adalah seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta di surabaya, dan usianya dua tahun lebih muda dariku, sekarang usianya menginjak 26 tahun, sedangkan suami kami adalah seorang CEO di perusahaan yang cukup ternama di surabaya, dia lebih tua dariku satu tahun kini usianya genap 29 tahun.
setelah farah berangkat, aku turun kebawah menuju ruang keluarga sambil membaca novel karya dari penulis favoritku. kulakukan itu supaya ketika bagas berangkat kerja aku melihatnya, dan bisa memenuhi permintaan farah untuk menyuruh bagas sarapan.
tak lama bagas sudah nampak menuruni tangga, dia sudah rapi dengan pakaian kerjanya.
"sarapan dulu, tadi farah memintaku untuk menyuruhmu sarapan" ucapku ketika dia sudah berjalan didekatku. namun seperti yang ku duga, dia mengabaikanku lagi, aku yang sudah terbiasa diperlakukan olehnya seperti itu sudah tidak heran lagi, yang perlu aku lakukan hanyalah menguatkan diriku untuk terus mempertahankan rumah tanggaku agar tidak membuat budeku tersayang sedih.
setelah kepergian bagas, aku melanjutkan membaca novelku. namun tak beberapa lama ada sebuah panggilan masuk di ponselku dari nomor yang tidak dikenal. setelah kuangkat telfon itu ternyata dari rumah sakit, yang memberi tahukan bahwa aku keterima kerja di rumah sakit itu. aku sangat senang sekali, karna rumah sakit itu adalah rumah sakit swasta yang terkenal di surabaya, dan tidak sembarangan dokter bisa bekerja disana.
pihak rumah sakit memberitahuku bahwa aku bisa mulai bekerja besok, hal itu membuatku sangat bahagia sekali. dengan tidak sabar aku pun menelfon bude untuk berbagi momen bahagiaku itu.
"halo asalamualikum nduk"
"walaikumsalam bude. bude sedang apa.?"
"ini bude sedang bersama mbakmu, menemani bella bermain. ada apa nduk tumben kamu telfon bude, padahal kemarin baru saja pulang"
"raisa mau memberitahu bude kalau raisa keterima kerja di rumah sakit swasta terkenal di surabaya bude, dan menurut kabar yang raisa datap tidak sembarangan dokter bisa bekerja disana"
"alhamdulilah, bude seneng mendengarnya nduk. itu tandanya kamu memang seorang dokter yang cerdas nduk"
"raisa juga sangat senang bude"
"tapi bude mau berpesan kepadamu nduk, kalau kamu sudah sibuk bekerja jangan sampai kamu lupakan kewajibanmu sebagai seorang istri ya nduk"
"iya bude, raisa akan selalu ingat pesan bude. kalau gitu raisa tutup telfonnya ya bude, bude jaga kesehatannya"
"iya nduk"
*******
jam di dinding menunjukkan pukul 20.00 dan aku, suamiku, juga maduku tengah menikmati makan malam bersama. dadaku harus dibuat sesak lagi karna harus menyaksikan kemesraan mereka berdua, aku tidak cemburu. hanya saja apa mereka tidak tau tempat, masih ada aku disana. ah aku lupa aku memang tidak pernah terlihat dimata suamiku.
"kamu mau kemana sa.?" tanya farah
"kekamar" ucapku.
"kenapa tidak dihabiskan makanannya.?"
"aku tidak berselera" jawabku sembari pergi meninggalkan mereka berdua.
"bagas berbuatlah baik kepada raisa, jangan seperti ini. bagaimanapun dia juga istirmu"
"biarkan saja, aku tidak peduli" jawab bagas acuh.
"aku tidak mau kamu seperti ini bagas, bagaimanapun kamu harus bersikap adil terhadap kami. aku tidak mau berdosa, karna telah gagal mengingatkanmu. kamu taukan syarat poligami, ialah harus bisa bersikap adil kepada istri-istrinya. kamu jangan seperti ini bagas, kamu bisa berdosa besar"
"sudahlah sayang ayo kita tidur, tidak usah membahas hal yang tidak penting.
"bagas kamu mau kemana, aku belum selesai berbicara"
*********
pagi ini setelah selesai membersihkan rumah dan memasak aku langsung bersiap-siap untuk berangkat kerja
"sa kamu mau kemana.?" tanya farah yang melihatku baru saja masuk kedapur untuk meminum susu
"aku mau kerja far. apa kamu tidak pergi kerja.?"
"wah kamu sudah dapat kerja sa, dimana.? aku hari ini tidak kerja, bagas soalnya demam tinggi"
"aku keterima kerja di rumah sakit A. apa kamu sudah memberinya obat.?"
"wah kamu hebat sa, karna tidak sembarangan orang bisa keterima kerja disana. iya sudah, tetapi demamnya masih belum turun juga, makanya aku memutuskan untuk merawatnya"
"oh, yasudah aku berangkat kerja dulu ya far. kalian baik-baik dirumah"
"iya sa, hati-hati di jalan. semoga pekerjaanmu diberi kelancaran"
"amin, makasih far. aku pergi dulu, asalamualaikum"
"walaikum salam"
********
aku segera memacu mobilku ke rumah sakit tempatku bekerja, setelah menempuh perjalanan sekirar 10 menit aku telah sampai disana.
"maaf mbak ruangan pak randy sebelah mana ya.?"
"maaf kalau boleh tau ini dengan siapa.?" tanga resepsionis itu.
"saya raisa. raisa ardinata"
"oh dokter raisa, anda silahkan langsung naik saja kelantai dua, setelah keluar dari lift anda belok kiri dok, nanti disitu sudah ada tulisannya."
"oke terimakasih mbak"
aku segera menuju kelantai dua untuk mencari ruangan dokter randy, aku mengikuti arahan dari resepsionis yang kutanyai tadi.
"nah ini ruangannya"
tokk.... tokk..... tokk
"masuk"
"asalamualaikum"
"walaikumsalam. dokter raisa.?"
"iya dok, saya raisa"
"silahkan duduk"
aku pun menuruti permintaan dokter randy dan duduk tepat di hadapannya.
"bagaimana kira-kira kapan dokter raisa dapat mulai bekerja.?"
"sekarang pun juga bisa dok"
"itu sangat bagus dokter raisa. untuk masalah jam kerja anda, bisa dimulai pukul delapan pagi hingga jam lima sore. saya akan selalu memberikan jadwal kerja siang untuk anda, karna anda telah menikah. tapi anda juga bisa saja daoat sift malam, untuk menggantikan dokter lain yang kebetulan meminta izin atau sedang cuti. bagaimana dokter raisa, apa anda keberatan ?"
"sama sekali tidak pak"
"baik kalau begitu silahkan anda tanda tangan disini"
aku segera menandatangani berkas yang diberikan dokter randy untukku, setelah itu dokter randy menelfon seseorang, dan tak lama seorang perawat wanita datang keruangannya.
"sus tolong antarkan dokter raisa kerungannya ya"
"baik dok"
aku segera pamit kepada dokter randy dan mengikuti perawat itu menuju ruang kerjaku. ruang kerjaku berada dilantai tiga, ruangannya lumayan luas ada sofa panjang, televisi, dan toilet didalamnya. menurutku ini cukup mewah untuk seorang dokter baru.
******
"bagas apa kamu tau.?"
"kamu saja tidak memberitahuku bagaimana aku bisa tau sayang"
"oh iya lupa. kamu tau nggak sih raisa ketrima kerja dirumah sakit A"
"lalu.?"
"kamukan tau tidak sembarangan orang bisa bekerja disana, aku saja sudah berulang kali mencoba mendaftar disana tapi selalu ditolak"
"trus.?"
"itu tandanya raisa orang yang cerdas bagas"
"kalau dia cerdas dia tidak akan mau melakukan pernikahan bodoh ini"
"bagas kamu selalu saja seperti itu kalau dengan raisa, pokoknya aku mau kamu bersikap adil kepada kami berdua"
"terserah kamulah, aku mau istirahat"
1. Raisa ardinata
2. Bagas sanjaya
3. Farah putri adelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Lisa Andriyana
Mirip bahkan mgkin persis dg novel tetangga 😁, bedanya disana sedikit lebih vulgar dan perbedaan pada latar pekerjaan tokohnya saja, tak apalah, coba ikutin dl cerita disini, krn yg di sebelah keputus bacanya hehehe😀
2021-12-03
0
AthshuMy KhaiLa KhaiRa
coba raisany citra kirana hehe
2021-05-18
1
Irma Tanggo
Ali Syakieb.. aku padamu😍😍
2021-05-17
0