lelah

"aku bantu masak ya bi" ucapku sopan kepada asisten rumah tangga mama.

"tidak perlu mbak. mbak raisa mending duduk saja, ini sudah tugas bibik mbak"

"nduk kamu ngapain disitu.?" tanya mama ketika masuk kedapur.

"raisa mau bantu bibik masak ma, tetapi dilarang sama bibik"

"sudah kamu ikut mama saja, biar bibik saja yang masak"

dengan terpaksa aku mengikuti mertuaku itu ketaman belakang rumah.

"raisa kamu dan bagaskan sudah menikah tiga bulan lebih. jadi gimana, apa kalian sudah ada tanda-tanda akan memberi mama cucu.?"

ditanya seperti itu oleh mertuaku aku jadi bingung sendiri akan menjawab apa, tidak mungkinkan kalau aku menjawab hubunganku dan bagas tidak baik-baik saja, jangankan punya momongan, disentuh oleh bagas saja belum. bagas memang pernah membahas mengenai anak, tapi tentunya dia membahas hal itu dengan farah, bukan dengan diriku.

"nduk kenapa malah bengong"

"eh iya ma. maafkan raisa ya ma, raisa belum bisa kasih mama cucu"

"tidak apa-apa nduk itu artinya usaha kalian masih kurang"

"iya ma, raisa bakal terus berusaha dan meminta pada Tuhan supaya lekas diberikan momongan"

"iya nduk"

ya Tuhan sebenarnya aku ini dosa atau tidak, aku telah membohongi mertuaku, tapi mau bagaimana lagi dari pada beliau mengetahui yang sebenarnya, dan mungkin saja malah akan mengganggu kesehatannya.

"raisa masuk dulu ya ma"

"iya nduk

aku segera lari menuju kamar, kutumpahkan semua air mataku. aku merasa menyesal telah membohongi mertuaku, aku merasa berdosa kepada beliau karna sudah memberikan harapan yang semu.

tak lama bagas masuk kedalam kamar kami, aku tidak mempedulikannya lagi. karna sekarang yang kufikirkan hanyalah mertuaku. kalau mertuaku saja bisa menuntut meminta cucu maka bude pun akan melakukan hal yang sama, apa yang harus kulakukan nanti jika bude meminta hal serupa, apa aku juga akan memberikan harapan semu juga kepada beliau. ah aku merasa benar-benar tidak berguna.

aku segera menghapus air mataku, mengambil ponselku dan menelfon sahabatku. aku memutuskan untuk menemuinya, ya anna. anna adalah salah satu orang yang mengetahui keadaan rumah tanggaku. aku segera mengambil tas jinjingku dan berlalu pergi dari kamar tanpa pamit kepada bagas yang saat itu tengah mandi.

"ma raisa boleh pinjam mobilnya.?"

"kamu mau kemana nduk.?"

"raisa mau kerumah sakit ma, habis itu mau kerumah bude"

"biar diantar sama suamimu ya nduk"

"tidak perlu ma, raisa mungkin agak lama dirumah sakit, raisa rindu teman-teman disana ma"

"baiklah kalau begitu nduk, kuncinya mintalah pada pak maman. kamu hati-hati ya nduk"

"iya ma, asalamualaikum"

"walaikumsalam"

aku segera mencium tangan mertuaku dan pergi melanjutkan niatku untuk menemui anna. kupacu mobilku dengan sangat cepat agar aku segera sampai dirumah sakit tempat sahabatku bekerja.

sesampainya disana aku segera turun dan menuju ruangan anna, sepanjang perjalanan banyak sekali dokter maupun perawat yang menyapa diriku.

tokk..... tokk .... tokk

"masuk"

"asalamualaikum anna"

"walaikumsalam sa. sini masuk"

aku segera masuk keruangannya dan duduk disofa, anna pun ikut mendudukan diri tepat didekatku. aku yang benar-benar merasa kacau akhirnya tidak dapat menahan air mataku, air mataku lolos begitu saja.

"sa sebenarnya apa yang terjadi.?"

aku menceritakan semuanya pada anna, mulai aku menampar bagas, hingga harapan kosong yang kuberikan pada mertuaku.

"sudahlah sa, akukan sudah bilang kepadamu. lepaskan saja bagas, karna menurutku pisah adalah hal yang baik untukmu"

"tapi aku tidak mau mengecewakan bude an"

"bude akan lebih kecewa dan sedih. kalau tau kamu seperti ini sa. apa kamu tidak membayangkan jika beliau tau kondisi rumah tanggamu seperti ini, beliau pasti merasa gagal untuk melindungimu. yang awalnya beliau fikir dengan menikahkanmu akan membuat ada yang melindungimu, namun kenyataannya malah melukai perasaanmu seperti ini. aku tidak terima sa, aku tidak terima jika sahabatku disakiti terus-terusan. jangan selalu mengalah raisa, kita sebagai perempuan juga punya harga diri"

aku tidak tau harus bagaimana lagi yang ku mengerti hanyalah menangis dan menangis. setelah puas berkeluh kesah dengan anna aku segera pergi kerumah bude. namun sesampainya disana aku melihat mobil yang sangat familiar untukku, ya itu mobil suamiku bagas. aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa yang sedang ia lakukan disini. apa dia berniat mengembalikanku pada keluargaku. kalau itu benar maka aku akan sangat berterimakasih.

"asalamualaikum"

"walaikumsalam nduk. dari mana saja kamu.? suamimu sudah menunggumu lama nduk"

"raisa dari rumah sakit bude, raisa kangen dengan anna"

aku segera menghampiri bude menciumi pipinya yang sudah mulai kriput karna dimakan usia, habis itu aku langsung memeluk mbak eliza, sepupu ipar kesayanganku.

"kamu tuh dek, nggak malu apa dilihatin suamimu. disini ada suamimu tapi kamu malah manja-manja dengan mbak dan ibu"

"biarkan saja mbak"

*"ternyata semanja ini raisa kepada keluarganya. syukurlah kalau dia baik-baik saja, kenapa juga tadi aku mencemaskannya. mungkin saja karna dia pergi dengan kondisi menangis, lagian untuk apa pula aku peduli kepadanya"* gumam bagas dalam hati.

"maafkan raisa nak bagas, dia memang suka manja seperti ini kepada bude, ataupun mas dan mbaknya. karna selama ini hanya kami yang ia punya, semenjak orang tuanya tiada, raisa selalu berdiri sendiri diatas kakinya dan tidak mau menyusahkan kami keluarganya. bahkan dia mampu mengelolah toko kuenya sendiri, dan masih meneruskan studinya. padahal waktu itu usianya masih tergolong masih sangat muda"

"tidak apa-apa bude, seorang anak perempuan memang wajar jika suka bermanja-manja kepada keluarganya"

manis sekali mulutnya, aku jadi merasa kalau bagas ini mempunyai kepribadian ganda. dia akan baik kepada siapapun namun akan dingin kepada diriku, ya hanya kepada diriku saja.

"bella kemana mbak.?"

"bella ikut mas bayu ketoko kue dek"

"yah padahal aku kangen sekali dengan mulut manisnya itu, apa dia tidak kangen raisa mbak.?"

"dia juga sangat merindukanmu dek, mbak sudah menghubungi mas bayu supaya pulang sekarang juga"

"terimakasih mbakku sayang, raisa kekamar dulu ya mbak, bude"

aku segera beranjak dan masuk kedalam kamarku, perkataan anna tadi terus berputar-putar didalam kepalaku. tanpa terasa air mataku menetes kembali. ah kenapa aku secengeng ini.

********

"asalamualaikum"

"walaikumsalam"

"bella tidur mas.?"

"iya sayang, kamu tolong letakkan bella dikamarnya ya sayang"

"baik mas" ucap eliza sembari mengambil alih bella dan membawanya kekamar.

"kamu sudah lama gas.?"

"sudah lumayan mas"

"lalu raisa dimana bu.?"

"raisa ada dikamarnya, mungkin dia merindukan kamarnya"

"anak itu meskipun sudah menikah tapi masih tetap tidak berubah"

"biarkan saja le, adikmu itu perempuan wajar kalau dia seperti itu"

"bagas keatas dulu ya bude. bagas mau menyusul raisa"

"iya nak bagas silahkan"

ceklek

suara pintu kamarku terbuka, aku tidak peduli dengan siapa yang datang. yang kulakukan sekarang hanya masih menangis dan menyembunyakan wajahku dibantal.

"raisa ayo pulang, kita harus segera kembali kesurabaya"

aku segera beranjak duduk dan melihat kearahnya.

"kamu kenapa menangis.?"

"perduli apa kamu bagas, perduli apa kamu akan diriku"

"raisa jaga ucapanmu, kenapa kamu tidak sopan kepadaku"

"kenapa aku harus sopan kepadamu bagas, sementara dirimu saja tidak pernah menganggapku ada. aku capek bagas, aku lelah terus-terusan kau perlakukan seperti ini. aku juga istrimu bagas, tetapi kenapa kamu selalu berlaku tidak adil kepada diriku dan farah. apa karna dia wanita yang kau cintai, aku sadar diri bagas. aku ingin kita pisah"

setelah menimba-nimba, ucapan anna tadi memang ada benarnya. niatku hanya ingin membahagiakan bude, tapi jika diriku terus-terusan terluka, dan harga diriku sebagai seorang istri selalu di injak-injak maka untuk apa aku pertahankan semua ini.

"kamu mau pisah dariku.? baiklah aku akan kabulkan permintaanmu"

aku tidak perduli lagi, aku segera keluar dan pamit kepada keluargaku untuk segera pulang kerumah mertuaku. kupacu mobilku dengan sangat cepat, dan tak henti-hentinya air mataku menetes. entah mengapa setelah bagas menyetujui permintaanku dadaku menjadi sesak, semudah itu ia melepaskan diriku. apa dia tak mau sedikitpun ingin mempertahankanku. ah tapi sudahlah yang bisa kulakukan saat ini hanyalah sadar diri, sadar aku ini siapa. aku bukan siapa-siapa untuk bagas.

Terpopuler

Comments

Suriati Tombong

Suriati Tombong

Dunia tak selebar daun kelor
lepaskan sj bagas

2022-09-17

0

bunda nya adel

bunda nya adel

dirimu diriku kepadamu kepadaku,canggung bgt dialog nya,tp stdkx gratis lah😆

2022-05-17

0

Noni Kartika Wati

Noni Kartika Wati

sebel ngeliat karakter Raisa ini menye"

2021-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 perjodohan
3 menikah
4 pulang
5 bekerja
6 memeriksa
7 bertemu kembali
8 menyesal
9 lelah
10 menginap
11 terhipnotis
12 pergi
13 cupcake
14 meminta bantuan
15 merasa rindu
16 Food Junction
17 tidak tega
18 Bagas POV 1
19 Bagas POV 2
20 pulang
21 solat berjamaah
22 fadil
23 cemburu
24 tidak bermimpi
25 merasa gagal
26 mengandung
27 sangat menyukai
28 ngidam
29 salah faham
30 menjelaskan
31 kue bandros
32 memasak untuk farah
33 turut senang
34 pelakor
35 pernikahan farah
36 kesepian
37 merindukannya
38 tahanan cintamu
39 melangitkan romansa
40 kejutan
41 jalan-jalan pagi
42 pengumuman
43 pria hebat
44 mama datang
45 gagal
46 meminta hadiah
47 rencana pernikahan
48 omlet keju
49 melamar
50 memijat
51 bernyanyi bersama
52 mama dan papa pulang
53 makan malam bersama
54 berziarah
55 dia sepesial
56 lamaran
57 om bagas galak
58 berziarah
59 tasyakuran
60 pernikahan anna
61 rindu bunda
62 gugup
63 7 bulanan
64 periksa kandungan
65 perjanjian bodoh
66 membasmi hama
67 mengagetkan
68 mengikuti farah
69 murung
70 pilihan sulit
71 durhaka kepada suami
72 rumah aisyah
73 janji dengan farah
74 melahirkan
75 baby rena
76 sangat bersyukur
77 bekal untuk bunga
78 penyesalan isyah
79 pertunangan bunga
80 pergi kepantai
81 kepergian aisyah
82 adik untuk rena
83 pertemuan keluarga
84 kabar gembira
85 rencana liburan
86 fitting baju
87 tom and jerry
88 pergi berlibur
89 kekhawatiran mama
90 sahabat kecil
91 bunga menginap
92 pulang cepat
93 taman bermain
94 pernikahan bunga
95 pengumuman
Episodes

Updated 95 Episodes

1
prolog
2
perjodohan
3
menikah
4
pulang
5
bekerja
6
memeriksa
7
bertemu kembali
8
menyesal
9
lelah
10
menginap
11
terhipnotis
12
pergi
13
cupcake
14
meminta bantuan
15
merasa rindu
16
Food Junction
17
tidak tega
18
Bagas POV 1
19
Bagas POV 2
20
pulang
21
solat berjamaah
22
fadil
23
cemburu
24
tidak bermimpi
25
merasa gagal
26
mengandung
27
sangat menyukai
28
ngidam
29
salah faham
30
menjelaskan
31
kue bandros
32
memasak untuk farah
33
turut senang
34
pelakor
35
pernikahan farah
36
kesepian
37
merindukannya
38
tahanan cintamu
39
melangitkan romansa
40
kejutan
41
jalan-jalan pagi
42
pengumuman
43
pria hebat
44
mama datang
45
gagal
46
meminta hadiah
47
rencana pernikahan
48
omlet keju
49
melamar
50
memijat
51
bernyanyi bersama
52
mama dan papa pulang
53
makan malam bersama
54
berziarah
55
dia sepesial
56
lamaran
57
om bagas galak
58
berziarah
59
tasyakuran
60
pernikahan anna
61
rindu bunda
62
gugup
63
7 bulanan
64
periksa kandungan
65
perjanjian bodoh
66
membasmi hama
67
mengagetkan
68
mengikuti farah
69
murung
70
pilihan sulit
71
durhaka kepada suami
72
rumah aisyah
73
janji dengan farah
74
melahirkan
75
baby rena
76
sangat bersyukur
77
bekal untuk bunga
78
penyesalan isyah
79
pertunangan bunga
80
pergi kepantai
81
kepergian aisyah
82
adik untuk rena
83
pertemuan keluarga
84
kabar gembira
85
rencana liburan
86
fitting baju
87
tom and jerry
88
pergi berlibur
89
kekhawatiran mama
90
sahabat kecil
91
bunga menginap
92
pulang cepat
93
taman bermain
94
pernikahan bunga
95
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!