BAB 6 : WISUDA

Cafe

“Sha, Sha. Bukannya itu mas-mas yang kemaren ya? Yang duduk ngobrol bareng kita itukan? Mmm… siapa ya, Heru bukan?” Telunjuk Zizi menepuk-nepuk dagunya sendiri sembari mengingat nama Mas Herdi.

“Mas Herdi..” Aku kaget melihat Mas Herdi sedang berduaan dengan seorang wanita di café dekat kampus.

“Oh iya Herdi ya namanya. Sama siapa ya dia? Kok cewek itu megang tangannya sih?" Tanya Zizi.

“Ah nggak tau ah. Udah yuk nggak usah diliatin.”

Aku bener-bener nggak nyangka Mas Herdi bisa langsung akrab ke perempuan lain. Ternyata Mas Herdi begitu orangnya. Cukup tahu saja. Batinku.

***

Drrrttt… Drrrttt…

Saat akan pulang dari kuliah ponselku berdering. Aku tidak mengangkatnya. Itu Mas Herdi. Aku akan memilih untuk mengabaikannya.

Beberapa hari ini terasa hambar. Entah karena apa aku jadi tidak berselera untuk melakukan sesuatu. Tiba-tiba tanganku ditarik dan seketika aku langsung berhadapan dengan orang yang menarikku.

“Mas Herdi?"

“Sha, kok nggak diangkat?”

“Mas Herdi ngapain ke kampus?”

“Ngurus yudisium. Udah selesai dari tadi siang. Tapi aku nunggu dikampus dulu sampe sore ini.”

“Oh” Jawabku singkat.

“Kenapa nggak diangkat Sha?”

“Oh Mas Herdi telfon ya? Maaf mas akunya nggak denger.”

“Mmm.. iya nggakpapa. Mau makan dulu nggak Sha?”

“Enggak deh mas. Aku mau langsung pulang aja.”

“Oh gitu, yaudah deh. Aku anterin pulang ya Sha?”

“Nggak usah mas, aku bawa motor sendiri. Duluan ya.”

Kenapa dingin sekali? Apa salahku? Batin Herdi.

***

Pada malam hari Herdi sibuk membolak-balikkan badannya kekanan dan kekiri agar bisa tertidur. Nyatanya sikap Sasha hari ini membuatnya tidak bisa tidur.

“Kenapa tiba-tiba Sasha berbeda? Kenapa sikapnya berubah? Apa sebenarnya dia menghindar karena menolak ajakanku untuk pacaran? Arrrgggghhh… pokoknya besok aku harus temuin dia dulu.”

***

Hampir 2 bulan berlalu kami semakin menjauh. Aku jarang mengangkat telfon dari Mas Herdi dan selalu beralasan jika ia mengajakku keluar. Tiba-tiba aku mengingat sesuatu, ternyata sebentar lagi Mas Herdi wisuda. Mungkin aku tidak akan datang. Entahlah, aku tidak minat datang.

Drrrttt…. Drrrrtttt….

Ponselku berbunyi dan aku mengecek ada pesan dari Mas Herdi.

📲 “Sha, gimana kabar kamu sekarang? Kita jarang bertemu ya sekarang."

Pesan itu aku abaikan hingga ia mengirim lagi.

📲 "Sha, lusa aku wisuda. Aku harap kamu bisa dateng ya. Aku ingin bicara sesuatu sebelum aku pergi.”

Pesan dari Mas Herdi membuatku penasaran. Apa maksudnya pergi? Pergi dari kota ini ini ? atau.....

***

Hari wisuda Mas Herdi tiba. Semalaman aku bingung apakah aku akan datang atau tidak. Akhirnya aku memutuskan untuk datang. Entah apa nanti yang akan terjadi, terjadilah.

“Sha, mau kemana?"

“Mau ke kampus bu."

“Bukannya libur ya?”

“Mmm… ke wisuda Mas Herdi.” Jawabku lirih.

“Loh, nak Herdi wisuda?”

Aku menganggukkan kepala.

“Titip salam ya buat calon mantu.” Ibu tersenyum menggodaku.

“Ih. Apasih.” Raut wajahku kecut.

***

Setelah sampai dikampus, aku langsung menuju ke gedung untuk acara wisuda. Banyak sekali orang disana. Sambil duduk ditaman depan gedung, aku masih melihat orang-orang sekitar.

Kemudian aku melihat sosok itu. Mas Herdi. Melihat senyumnya, betapa bahagianya dia dikelilingi banyak wanita yang mengantri untuk memberikan bunga dan mengucapkan selamat padanya. Banyak juga yang menempel pada Mas Herdi untuk berfoto ria bersamanya. Aku hampir menyesal karena sudah datang.

Ketika sudah tidak begitu ramai aku berdiri dari dudukku dan melangkahkan kakiku menuju ke Mas Herdi. Ketika aku menoleh, aku melihat seorang wanita yang menurutku tidak asing lagi. Aku menghentikan langkahku lalu memandangi wanita itu. Dia menghampiri Mas Herdi dan meraih tangannya untuk memberi selamat. Entah mengapa aku tidak tahan. Seketika aku membalikkan badanku dan aku ingin pulang. Anehnya...

“Sasha ! Sha, Sasha..” Mas Herdi ternyata melihatku dan berlari kearahku.

“Mmhh.. Mas Herdi, se-selamat ya.”

“Iya. Kok nggak nyamperin aku Sha. Aku seneng banget liat kamu dateng kesini.”

“Mmm.. iya, Mas Herdi keliatannya sibuk, jadinya aku pikir lebih baik balik dulu aja.”

“Enggak kok, aku dari tadi nungguin kamu. Ayo ikut aku.” Mas Herdi menggandeng tangan kananku.

Aku yang akan menolaknya sudah terlambat dengan tarikan tangan Mas Herdi.

"Pah, mah, kenalin ini Sasha yang sering aku ceritain.”

"Loh mas dapet bidadari dari mana ?" Ujar seorang laki-laki yang Mas Herdi panggil sebagai papa.

“Oh ini anaknya.. cantik.” Tante itu tersenyum kepadaku.

“Iya ya mah, kaya mamah pas jaman masih muda dulu.” Sambung si om.

Aku segera mencium punggung tangan om dan tante itu yang ternyata orang tua Mas Herdi. Tante Dewi dan Om Ridwan namanya. Canggung sekali rasanya berada disini. Terlebih lagi wanita yang sedang bersama Mas Herdi tadi sepertinya tidak suka dengan kehadiranku.

“La, kenalin ini Sasha.”

“Sha, ini temen aku Lala.”

Kami pun saling bersalaman karena Mas Herdi sudah saling mengenalkan. Entah bagaimana rasanya, aku sepertinya mengganggu kebersamaan mereka. Wanita itu melirikku sedikit kesal lalu berpamitan. Ketika dia sudah pergi, Mas Herdi mengajakku untuk foto studio bersama keluarganya.

“Yuk Sha, ikut ke foto studio ya.”

“Eh enggak usah mas, Sasha langsung balik aja.”

“Ah nggakpapa, ayo ikut aja.” Tiba-tiba tanganku digandeng mamahnya.

Aku merasa nggak pantes untuk ikut foto studio, karena aku merasa bukan siapa-siapa. Tapi jika kutolak ajakan dari mamahnya Mas Herdi akan lebih merasa nggak enak lagi.

***

Satu frame pertama Mas Herdi foto sendiri dengan memegang ijazahnya. Sesi kedua dilanjutkan foto bersama dengan kedua orangtuanya. Waktu sesi ketiga, aku diajak untuk foto bersama. Aneh rasanya. Begitu canggung tapi aku harus tetap senyum bagaimanapun caranya. Di akhir sesi, entah mengapa om dan tante turun meninggalkanku dan Mas Herdi yang masih diposisi yang sama.

Ternyata memang ini untuk sesi berdua saja dengan Mas Herdi. Aku diam. Mas Herdi juga diam. Seakan kikuk entah mau berpose seperti apa. Tiba-tiba mas-mas fotografer itu melontarkan pertanyaan yang membuat kami sama-sama tidak bisa berkutik.

“Ayo kita mulai ya, siap..?” Mas-mas fotografer itu sudah stay pada viewfindernya untuk bersiap memotret kami.

Karena melihat kami masih diam dan sama-sama bingung mau berpose seperti apa, ia tiba-tiba bertanya.

“Ini kakak-adik atau pasangan ya?” Dia menurunkan kameranya dan melihat kami untuk memastikan bahwa aku dan Mas Herdi itu pasangan atau bukan.

Aku tahu maksudnya, hal ini ia tanyakan untuk memberikan pose yang sesuai untuk aku dan Mas Herdi. Mas Herdi sepertinya hanya tersenyum simpul. Tapi tiba-tiba…

“Calon mantu mas.” Jawab singkat dari Om Ridwan kepada mas-mas fotografer.

Sontak ucapan itu membuatku kaget. Mas Herdi semakin melebarkan senyumnya, sedangkan aku hanya bisa merasakan pipiku memerah.

Ketika sudah selesai, om dan tante sedang sibuk melihat dan memilih beberapa gambar yang sudah dipotret. Sedangkan kesempatan ini aku gunakan untuk mengajak Mas Herdi keluar ruangan sebentar.

Dengan suara yang pelan dan penuh penekanan aku mulai bicara.

“Mas, apa maksud kamu ngajakin aku kesini? Kalau dipikir-pikir nggak seharusnya aku disini karena aku bukan siapa-siapa kamu.”

“Maafin aku kalau udah bikin kamu nggak nyaman. Aku cuman pengen kamu ada disisi aku.”

“Maaf mas maksudnya apa ya? Aku nggak ngerti lagi sama kamu. Kamu terbiasa ya mas nglakuin ini ke banyak cewek?”

“Maksud kamu apa Sha aku nggak ngerti.” Dia menatapku dalam dan memegang tanganku.

“Males mas ngejelasinnya. Cukup tahu aja kalau kamu orangnya kaya gini.” Aku melepaskan tanganku lalu kulipat tanganku didepan dada.

“Kasih tau kesalahanku Sha, jangan terus seperti ini. Aku mohon.”

“Mas kenapa sih pake bohong segala. Kemaren-kemaren deketin aku, tapi jalannya sama orang lain.”

“Orang lain siapa??”

“Tadi kan dateng mas, kenapa masih tanya.”

“Ya Tuhan, aku nggak bakat main tebak-tebakan. Bisa langsung kasih tahu aku aja Sha. Plis.”

“Ya itu, cewe tadi yang kamu kenalin ke aku.”

“Maksud kamu Lala?? Dia temen aku.”

“Masa sih, kok sempet berduaan mas? Pegang tangan mas juga waktu itu.”

“Kapan??”

“Udah agak lama mas tapi aku masih inget banget. Dan kejadian itu di cafe deket kampus.”

“Astaga itu temen sekelas aku Sha, aku sama dia nggak ada apa-apa. Kita waktu itu cuman bahas skripsi. Bantuin dia nyelesein skripsinya juga. Serius. Kalau perlu mau aku telfonin dia biar kamu juga denger penjelasannya?”

“Tapi kenapa harus megang tangannya Mas Herdi? Bisa jelasin mas yang masalah itu?” Tanyaku sedikit ketus.

“Aku juga nggak tau kenapa bisa seperti itu, yang jelas aku juga langsung menarik tanganku dan sama sekali tidak meresponnya.”

***

Flashback saat di cafe

“La, abis ini coba deh kamu bikin ppt-nya dulu, jadinya aku juga bisa ngeliat tentang poin inti yang mau dijelasin di skripsi kamu.”

“Oke deh. Nanti malem aku share langsung ke kamu ya Her.”

“Yoi.”

“Mmm.. Her makasih ya udah bantuin aku.” Tangannya menempel diatas tangan Herdi.

🎬⚘

Terpopuler

Comments

Rokhmi Nh

Rokhmi Nh

shasha cem" tu berati... apa hayo...? 🥰🥰🥰

2021-05-16

0

Mamah Tiwi

Mamah Tiwi

aku udah mampir ya kak ceritanya cukup menarik

2021-02-01

1

Garzah Ra

Garzah Ra

cemburu...

2021-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : AKU DAN MAS HERDI
2 BAB 2 : ADA YANG KETINGGALAN
3 BAB 3 : DEG-DEG SERRRRR
4 BAB 4 : DATANG KE RUMAH
5 BAB 5 : DIAJAK NIKAH
6 BAB 6 : WISUDA
7 BAB 7 : RESMI JADIAN
8 BAB 8 : RASANYA PACARAN
9 BAB 9 : FIRST KISS
10 BAB 10 : TUGAS AKHIR
11 Visual Para Pemain & Cerita Personal
12 BAB 11 : DUNIA KARIR
13 BAB 12 : KARIR DULU ATAU NIKAH DULU ?
14 BAB 13 : RESMI PUTUS
15 BAB 14 : PERSIAPAN PERNIKAHAN
16 BAB 15 : COBAAN SEBELUM NIKAH Part 1
17 BAB 16 : COBAAN SEBELUM NIKAH Part 2
18 BAB 17 : H-2
19 BAB 18 : DRAMA SEBELUM HARI H
20 BAB 19 : HARI PERNIKAHAN
21 BAB 20 : TAMU UNDANGAN
22 BAB 21 : MALAM PERTAMA
23 BAB 22 : H+1
24 BAB 23 : TRAVELING ATAU HONEYMOON
25 BAB 24 : HONEYMOON DADAKAN
26 BAB 25 : BALI
27 BAB 26 : BALI Part 2
28 BAB 27 : BALI Part 3
29 BAB 28 : BALI Part 4
30 BAB 29 : PULANG
31 BAB 30 : DISAYANG MAMAH MERTUA
32 BAB 31 : AKHIR LIBURAN
33 BAB 32 : KEHADIRAN ORANG BARU
34 BAB 33 : KIRIMAN MISTERIUS
35 BAB 34 : MIRNA
36 For The Readers
37 BAB 35: RENCANA LISA (LALA)
38 BAB 36 : LEMBUR
39 BAB 37 : LEMBUR Part 2
40 BAB 38 : PERLAWANAN
41 Pengumuman
42 BAB 39 : GAGAL
43 BAB 40 : SAMPAI KAPAN
44 BAB 41 : CHECK UP
45 BAB 42 : MENGHAPUS LUKA KEMARIN
46 BAB 43 : AKU SUDAH YAKIN
47 BAB 44 : SATU LANGKAH LAGI
48 BAB 45 : UNTUK MAS HERDI
49 BAB 46 : MILIKMU SEUTUHNYA
50 BAB 47 : PAGI YANG CANGGUNG
51 BAB 48 : NINE NAPHAT & BAIFERN
52 BAB 49: KANGEN KERJA
53 BAB 50 : BACK TO WORK
54 BAB 51 : RENCANA WEEKEND
55 BAB 52 : LISA DAN RENO
56 BAB 53 : GARA-GARA FILM PESUGIHAN DAN ZOMBIE
57 BAB 54 : PR YANG TERTUNDA
58 BAB 55 : PARTNER
59 BAB 56 : KAWAN GESREK
60 BAB 57 : MASA LALU
61 BAB 58 : TEKA-TEKI NAMA LALA
62 BAB 59 : KELUARGA “HARMONIS”
63 BAB 60 : KEJADIAN TAK TERDUGA
64 BAB 61 : TERTEMBAK
65 BAB 62 : PUZZLE
66 BAB 63 : MERASA JAUH DENGAN MAS HERDI
67 BAB 64 : INFORMASI DARI ISBEL
68 BAB 65 : AKU KESAL
69 BAB 66 : 39°C
70 BAB 67 : DEMAM
71 BAB 68 : DIKACANGIN
72 BAB 69 : KE RUMAH LALA
73 BAB 70 : TANDA-TANDA ?
74 BAB 71 : BUCIN
75 BAB 72 : MASIH BUCIN
76 BAB 73 : TETANGGA
77 BAB 74 : ISBEL LAGI
78 BAB 75 : MENGINAP
79 BAB 76 : SANDRA MELOW
80 BAB 77 : MANDI PAGI
81 BAB 78 : PINDAH RUMAH
82 BAB 79 : ANAK TETANGGA
83 BAB 80 : KE MALL
84 BAB 81 : BELANJA
85 BAB 82 : PROJEK SANG MANTAN
86 BAB 83 : SURVEY LOKASI BERSAMA MANTAN
87 BAB 84 : SHOOTING HARI PERTAMA
88 BAB 85 : ADA YANG PATAH TAPI BUKAN RANTING
89 BAB 86 : ANGGOTA KELUARGA BARU
90 BAB 87 : MOJI
91 BAB 88 : NITIP MOJI
92 BAB 89 : JOANA
93 BAB 90 : KAMAR MANDI
94 BAB 91 : KERIBUTAN DI PAGI HARI
95 BAB 92 : KONFLIK BATIN
96 BAB 93 : TANGGUNG
97 BAB 94 : TENTANG JOANA
98 BAB 94 : HAMIL
Episodes

Updated 98 Episodes

1
BAB 1 : AKU DAN MAS HERDI
2
BAB 2 : ADA YANG KETINGGALAN
3
BAB 3 : DEG-DEG SERRRRR
4
BAB 4 : DATANG KE RUMAH
5
BAB 5 : DIAJAK NIKAH
6
BAB 6 : WISUDA
7
BAB 7 : RESMI JADIAN
8
BAB 8 : RASANYA PACARAN
9
BAB 9 : FIRST KISS
10
BAB 10 : TUGAS AKHIR
11
Visual Para Pemain & Cerita Personal
12
BAB 11 : DUNIA KARIR
13
BAB 12 : KARIR DULU ATAU NIKAH DULU ?
14
BAB 13 : RESMI PUTUS
15
BAB 14 : PERSIAPAN PERNIKAHAN
16
BAB 15 : COBAAN SEBELUM NIKAH Part 1
17
BAB 16 : COBAAN SEBELUM NIKAH Part 2
18
BAB 17 : H-2
19
BAB 18 : DRAMA SEBELUM HARI H
20
BAB 19 : HARI PERNIKAHAN
21
BAB 20 : TAMU UNDANGAN
22
BAB 21 : MALAM PERTAMA
23
BAB 22 : H+1
24
BAB 23 : TRAVELING ATAU HONEYMOON
25
BAB 24 : HONEYMOON DADAKAN
26
BAB 25 : BALI
27
BAB 26 : BALI Part 2
28
BAB 27 : BALI Part 3
29
BAB 28 : BALI Part 4
30
BAB 29 : PULANG
31
BAB 30 : DISAYANG MAMAH MERTUA
32
BAB 31 : AKHIR LIBURAN
33
BAB 32 : KEHADIRAN ORANG BARU
34
BAB 33 : KIRIMAN MISTERIUS
35
BAB 34 : MIRNA
36
For The Readers
37
BAB 35: RENCANA LISA (LALA)
38
BAB 36 : LEMBUR
39
BAB 37 : LEMBUR Part 2
40
BAB 38 : PERLAWANAN
41
Pengumuman
42
BAB 39 : GAGAL
43
BAB 40 : SAMPAI KAPAN
44
BAB 41 : CHECK UP
45
BAB 42 : MENGHAPUS LUKA KEMARIN
46
BAB 43 : AKU SUDAH YAKIN
47
BAB 44 : SATU LANGKAH LAGI
48
BAB 45 : UNTUK MAS HERDI
49
BAB 46 : MILIKMU SEUTUHNYA
50
BAB 47 : PAGI YANG CANGGUNG
51
BAB 48 : NINE NAPHAT & BAIFERN
52
BAB 49: KANGEN KERJA
53
BAB 50 : BACK TO WORK
54
BAB 51 : RENCANA WEEKEND
55
BAB 52 : LISA DAN RENO
56
BAB 53 : GARA-GARA FILM PESUGIHAN DAN ZOMBIE
57
BAB 54 : PR YANG TERTUNDA
58
BAB 55 : PARTNER
59
BAB 56 : KAWAN GESREK
60
BAB 57 : MASA LALU
61
BAB 58 : TEKA-TEKI NAMA LALA
62
BAB 59 : KELUARGA “HARMONIS”
63
BAB 60 : KEJADIAN TAK TERDUGA
64
BAB 61 : TERTEMBAK
65
BAB 62 : PUZZLE
66
BAB 63 : MERASA JAUH DENGAN MAS HERDI
67
BAB 64 : INFORMASI DARI ISBEL
68
BAB 65 : AKU KESAL
69
BAB 66 : 39°C
70
BAB 67 : DEMAM
71
BAB 68 : DIKACANGIN
72
BAB 69 : KE RUMAH LALA
73
BAB 70 : TANDA-TANDA ?
74
BAB 71 : BUCIN
75
BAB 72 : MASIH BUCIN
76
BAB 73 : TETANGGA
77
BAB 74 : ISBEL LAGI
78
BAB 75 : MENGINAP
79
BAB 76 : SANDRA MELOW
80
BAB 77 : MANDI PAGI
81
BAB 78 : PINDAH RUMAH
82
BAB 79 : ANAK TETANGGA
83
BAB 80 : KE MALL
84
BAB 81 : BELANJA
85
BAB 82 : PROJEK SANG MANTAN
86
BAB 83 : SURVEY LOKASI BERSAMA MANTAN
87
BAB 84 : SHOOTING HARI PERTAMA
88
BAB 85 : ADA YANG PATAH TAPI BUKAN RANTING
89
BAB 86 : ANGGOTA KELUARGA BARU
90
BAB 87 : MOJI
91
BAB 88 : NITIP MOJI
92
BAB 89 : JOANA
93
BAB 90 : KAMAR MANDI
94
BAB 91 : KERIBUTAN DI PAGI HARI
95
BAB 92 : KONFLIK BATIN
96
BAB 93 : TANGGUNG
97
BAB 94 : TENTANG JOANA
98
BAB 94 : HAMIL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!