Semalaman aku gugup dan susah sekali untuk tidur. Entah mengapa, pikiranku bermacam-macam. Hampir pukul setengah 1 malam aku masih membolak-balikkan badan untuk mencari posisi ternyaman.
Hari ini ibu membangunkanku pagi sekali. Berat sekali kepalaku. Rasanya ngantuk. Bahkan mandi pagi pun sukses membuatku merinding. Tak lama setelahnya Ibu menyuruhku untuk makan dahulu, bahkan ibu tak segan-segan hendak menyuapiku. Sepertinya ibu lupa bahwa aku bukan lagi gadis kecilnya.
...“Jangan membiarkan perutmu kosong.”...
...“Kan udah 2 suap bu. Yang penting terisi. Dari tadi perut Sasha mual.”...
...“Hhhh… kamu deg-degan?”...
...“Eng-enggak. Siapa bilang.” Aku menggeleng dengan canggung....
...“Dulu ibu juga gitu. Nikmati saja, ini akan jadi hari yang membahagiakan buat kamu.”...
...“Cantik banget adek kakak ini..” Kak Shinta yang sudah siap dengan balutan dressnya menghampiriku....
...“Aku juga kan kak?” Ucap Sandra....
...“Hhh.. kamu apalagi.” Kak Shinta mentoel pipi Sandra yang agak chubby....
...“Anak ibu semuanya cantik-cantik..” Ucap ibu sambil merangkul kami....
...“Kak, Dio mana?” Aku menanyakan keponakanku yang lucu pada kakak....
...“Tidur lagi dia. Lagi digendong ayahnya (Mas Ferdi, kakak ipar Sasha). Kayaknya masih capek kemarin butuh waktu seharian buat nyampe sini.”...
...“Maaf ya kak..”...
...“Aneh. Kenapa harus minta maaf? Justru kakak seneng.” Kak Shinta mengembangkan senyumnya....
***
Satu jam kemudian, aku sudah mendengar suara banyak orang didepan sana. Aku yakin keluarga Mas Herdi sudah datang. Dan benar saja, Tante Dewi langsung menghampiriku di ruangan make-up.
...“Yaampun menantu mamah cantik sekali. Mamah yakin si mas kaget liat kamu.”...
Tak lama setelahnya, akad nikah akan segera dilangsungkan. Ibu dan Tante Dewi sudah bersiap membawaku ke depan. Ketika menuju bangku, kami berjalan pelan ditengah para tamu undangan. Aku melihat sekilas ke sekitar. Ada sahabat-sahabatku yang melambaikan tangan. Tak lama setelahnya aku menundukkan pandangan karena atmosfernya sungguh menegangkan. Tanpa seorang yang tahu, aku sedikit meremas dress yang aku kenakan.
Aku didudukkan disebelah Mas Herdi, kemudian ibu dan tante Dewi ikut memposisikan diri mereka untuk duduk dibelakangku. Aku sedari tadi menundukkan pandangan, tidak ada keberanian menatap Mas Herdi barang 1 detik. Padahal aku sering melihatnya, padahal aku selalu bersamanya, tapi entah kenapa bersanding dengannya kali ini membuatku gugup. Irama jantungku makin tak teratur dan rasanya seperti mau loncat. Inginku berkata, “Dasar jantung nggak tau diri.”
...“Gimana mas, sudah siap?” tanya pak penghulu kepada Mas Herdi....
Kemudian semua bersiap diposisinya masing-masing. Mas Herdi dengan mantap menggenggam tangan itu. Aku tidak cukup memiliki keberanian untuk menoleh ke arahnya. Hanya tangannya saja yang terlihat oleh mataku saat ini.
Ketika penghulu sudah menyelesaikan kalimatnya, Mas Herdi menjawab dengan lantang dan penuh penekanan.
...“Saya terima nikah dan kawinnya Sashalissa Chalissasea Halim binti Pramono Halim dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai.”...
Kemudian serentak terdengar kata…
...“SAHHHH…”...
Dalam satu nafas ia mengucapkan janji suci tersebut didepan Tuhan dan keluarga kami. Seakan alam semesta menjadi saksi bisu atas apa yang diucapkan Mas Herdi, yang beberapa detik lalu sudah sah menjadi suamiku. Kata senang pun tidak cukup mewakili perasaanku pada hari ini, aku sudah menjadi Nyonya Wijaya. Wijaya, nama akhiran Mas Herdi yang ingin aku ambil sedari dulu.
Kini Mas Herdi memasangkan cincin di jari manisku, kemudian aku juga melakukannya. Tiba saatnya Mas Herdi memberikan tangannya. Aku meraih tangan itu dan mencium punggung tangannya. Entah mengapa rasanya aneh, sampai tak bisa ku jelaskan. Mas Herdi mencium keningku dihadapan banyak orang. Karena sedikit malu, aku hanya bisa memejamkan mata. Sungguh, aku hanya bisa mengulum senyum bahagia dengan wajahku yang merona.
***
Ibu Point of View
Sungguh, seperti baru kemarin aku menimangnya, sekarang ia sudah memiliki kewajiban yang sama sepertiku. Menjadi seorang istri. Sasha, bagaimanapun kamu tumbuh menjadi istri orang, kamu akan selalu menjadi gadis kecil ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Rokhmi Nh
syukur alhamdulillah 🥰🥰🥰🥰🥰
2021-05-18
1
Y♀️U®️🔼
Alhamdulillah
saaaaahhhhhhh
2021-04-12
0
Arina
sahhhhhhh
alhamdulillah
2021-02-13
2